bunda..anakku sudah 3 tahun berturut2 aku adain pesta yah walaupun kecil2an, nah menginjak tahun ke 4 nanti, aku dan suami berkomiten tidak akan merayakan ultahnya lagi tp hanya untuk keluarga kami saja...masalahnya anakku ingin ultah ini dirayakan lagi...kira2 bagaimana memberi pengertian ke anakku ttg hal ini? kami ingin anak kami tidak berlebih2an dikemudian hari...
sebaiknya kasih pengertian kl bunda dan ayah gak ngerayain krn uangnya u di tabung buat sekolah km de....tp bunda kasih hadiah yg apa dia mau dan beliin kue ulang tahun biar dia tiup lilinnya dan tetep dirayain dgn ayah dan bundanya...hargai keinginannya....
Salam kenal bunda,. klo bunda memang ga punya rencana u merayakan ultah anak, bunda bs memberikan alasan n penjelasan knp thn ini bunda ga merayakan ultahny.tp ttp dengan menggunakan bahasa yg mudah dimengerti anak.begitu bunda,semoga bermanfaat y bunda..
Ayah sama bunda ucapin met ultah aja buat si kecil,kemudian si kecil diajak bicara serta diberi pengertian tantang ultah yg tidak harus dirayakan,pasti si kecil mengerti.
maaf, bukan maksudnya menggurui bunda2, saya pernah baca artikel islam,
Teramat disayangkan pesta Ultah ini sering dimulai dari sebuah keluarga kecil, yang membiasakan anak-anak serta pasangannya untuk harus merayakan Ultah sang anak, suami, istri, atau Ultah lainnya. Kalau tak dirayakan, maka ada istilah "marah, merajuk". Hal ini sering saya lihat pada sebuah keluarga, sehingga seakan merayakan Ultah adalah sebuah kewajiban. Ini jelas-jelas suatu hal yang diada-adakan, dan tidak ada tuntunannya baik dalam AlQuran maupun Assunnah. Sangat dikhawatirkan sekali, kita terjerumus dalam sebuah bid'ah dan mengikuti kebiasaan non muslim. "setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan berada dalam neraka".
Lambat laun, suatu kebiasaan jelek seakan menjadi kabur. Lama kelamaan yang sunnah jadi bid'ah, yang bid'ah malah jadi sunnah.
Saya sangat marah pada anak saya yang pernah meminta Ultahnya dirayakan, baik sesama keluarga apalagi mengundang teman-temannya.
Kepala keluarga tidak mampu lagi memberikan pencerahan pada keluarganya, sementara sang istripun tak mengenal hukum-hukum Islam secara baik. Rasulullah selalu mengingat hari kelahirannya bukan dengan merayakannya, makan-makan enak, undang teman-teman, atau keluarga, tetapi dengan berpuasa, dan merenungi diri sampai dimana amalan ibadah kita dengan umur yang semakin berkurang itu?
.
Merubah kebiasaan ini memang tidak segampang membalikkan kedua telapak tangan, tetapi kalau ada keinginan kuat dan konsisten, tak ada yang sulit didunia ini.
Saya bersyukur, walaupun saya berada dalam lingkungan keluarga kaya, para diplomat yang selalu merayakan Ultah anaknya, namun anak-anak saya tidak lagi terpukau dan meminta dirayakan Ultahnya, mereka sudah faham dan mengerti prinsip agama dalam keluarga kami.Tak obahnya, Ikan tawar, meski berada dalam air laut yang asin, toh tetap rasanya tetaplah tawar. Walaupun berada dalam lingkungan yang terbiasa dengan perayaan Ultah, namun sedikitpun anak-anak saya tak pernah meminta itu. Kita memulai sesuatu tentu dari keluarga kita yang kecil dulu.
Hal semacam ini memang sepele, namun, tak ada salahnya kita selalu mengingat, betapa banyaknya orang tergelincir karena batu kerikil yang kecil. Itu karena kalau kita tak hati-hati. Mengenal benar hukum Islam, suatu kewajiban pada setiap insan pribadi, bukan fardhu kifayah. Hati-hati terhadap Bid'ah.Ini jauh lebih berbahaya lagi.Siapa lagi yang menyelamatkan ajaran islam, selain ummat islam itu sendiri, lama kelamaan kebenaran ajaran Islam itu semakin kabur dengan adat istiadat dan kebiasaan yang sudah menjadi tradisi?
ultah anak bisa dirayakan dgn makan (bisa masak sendiri atau pergi ke resto favorite anak) bersama keluarga kecil. atau bisa juga diberi hadiah yang anak inginkan (anak diberi pengertian tentang budget orang tua)
Sudah punya nomor anggota tapi lupa nomornya? Cek nomor anggota Ibu dengan cara:
Kirim SMS ke 0811 860 8111/ 0817 660 811 dengan format:
FF#NOMOR#Nomor HP yang terdaftar di Ibu & Balita
Contoh: FF#NOMOR#08137869021
Keuntungan Menjadi Anggota Ibu&Balita
Dengan menjadi anggota Ibu&Balita, Ibu bisa mendapat keuntungan seperti: informasi terbaru mengenai kehamilan sampai tahap pertumbuhan si Kecil, kesempatan tanya jawab dengan pakar-pakar kami, dan berbincang dengan ibu-ibu lain tentang dunia si Kecil.
Selain itu, Ibu juga bisa memenangkan hadiah-hadiah menarik dengan mengikuti program poin dan hadiah Ibu&Balita.
Untuk info lebih lanjut, silakan buka halaman ini.
Pemberian ASI merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan cara optimal untuk memberi makan kepada bayi. Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus menyusu hingga dua tahun atau lebih.
Nutrisi ibu yang baik membantu mempertahankan persediaan dan kualitas ASI yang memadai.
Pengenalan pemberian susu botol secara tidak benar, sebagian atau seluruhnya, atau makanan dan minuman pelengkap lainnya dapat memberikan dampak negatif pada proses menyusui, yang mungkin tidak dapat dipulihkan lagi.
Konsultasikan dengan dokter Anda dan pertimbangkan implikasi sosial dan finansial sebelum memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI atau jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui.
Ikuti petunjuk penggunaan, persiapan dan penyimpanan pengganti ASI atau makanan dan minuman komplementer lainnya dengan hati-hati karena penggunaan yang tidak tepat atau tidak diperlukan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
Teramat disayangkan pesta Ultah ini sering dimulai dari sebuah keluarga kecil, yang membiasakan anak-anak serta pasangannya untuk harus merayakan Ultah sang anak, suami, istri, atau Ultah lainnya. Kalau tak dirayakan, maka ada istilah "marah, merajuk". Hal ini sering saya lihat pada sebuah keluarga, sehingga seakan merayakan Ultah adalah sebuah kewajiban. Ini jelas-jelas suatu hal yang diada-adakan, dan tidak ada tuntunannya baik dalam AlQuran maupun Assunnah. Sangat dikhawatirkan sekali, kita terjerumus dalam sebuah bid'ah dan mengikuti kebiasaan non muslim. "setiap bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan berada dalam neraka".
Lambat laun, suatu kebiasaan jelek seakan menjadi kabur. Lama kelamaan yang sunnah jadi bid'ah, yang bid'ah malah jadi sunnah.
Saya sangat marah pada anak saya yang pernah meminta Ultahnya dirayakan, baik sesama keluarga apalagi mengundang teman-temannya.
Kepala keluarga tidak mampu lagi memberikan pencerahan pada keluarganya, sementara sang istripun tak mengenal hukum-hukum Islam secara baik. Rasulullah selalu mengingat hari kelahirannya bukan dengan merayakannya, makan-makan enak, undang teman-teman, atau keluarga, tetapi dengan berpuasa, dan merenungi diri sampai dimana amalan ibadah kita dengan umur yang semakin berkurang itu?
.
Merubah kebiasaan ini memang tidak segampang membalikkan kedua telapak tangan, tetapi kalau ada keinginan kuat dan konsisten, tak ada yang sulit didunia ini.
Saya bersyukur, walaupun saya berada dalam lingkungan keluarga kaya, para diplomat yang selalu merayakan Ultah anaknya, namun anak-anak saya tidak lagi terpukau dan meminta dirayakan Ultahnya, mereka sudah faham dan mengerti prinsip agama dalam keluarga kami.Tak obahnya, Ikan tawar, meski berada dalam air laut yang asin, toh tetap rasanya tetaplah tawar. Walaupun berada dalam lingkungan yang terbiasa dengan perayaan Ultah, namun sedikitpun anak-anak saya tak pernah meminta itu. Kita memulai sesuatu tentu dari keluarga kita yang kecil dulu.
Hal semacam ini memang sepele, namun, tak ada salahnya kita selalu mengingat, betapa banyaknya orang tergelincir karena batu kerikil yang kecil. Itu karena kalau kita tak hati-hati. Mengenal benar hukum Islam, suatu kewajiban pada setiap insan pribadi, bukan fardhu kifayah. Hati-hati terhadap Bid'ah.Ini jauh lebih berbahaya lagi.Siapa lagi yang menyelamatkan ajaran islam, selain ummat islam itu sendiri, lama kelamaan kebenaran ajaran Islam itu semakin kabur dengan adat istiadat dan kebiasaan yang sudah menjadi tradisi?
14 Tahun Yang Lalu