Banyak orang tua mengeluh, setiap kali sehabis berenang anaknya mengalami infeksi dengan gejala demam, batuk dan pilek. Masuk angin, kedinginan atau terlalu lama berenang sering dianggap sebagai biang keladi penyebabnya. Tampaknya pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar, dingin tidak akan menyebabkan infeksi. Ternyata gejala demam, batuk, pilek atau infeksi faringokonjungtivitis yang disebabkan adenovirus penyebarannya dapat melalui kolam renang. Selain itu berbagai infeksi lain seperti infeksi mata, infeksi saluran cerna, infeksi telinga bahkan infeksi otak dapat juga ditularkan lewat air.

Berenang di kolam renang atau tempat rekreasi lain adalah kegiatan olah raga atau rekreasi yang banyak digemari oleh masyarakat termasuk anak-anak. Tempat rekreasi air tersebut meliputi pantai, danau, air terjun atau tempat rekreasi air lainnya. Tempat lain yang bukan merupakan tempat rekreasi adalah sungai, rawa atau air banjir. Renang adalah olahraga yang meningkatkan kulitas hidup dan kesehatan manusia. Tanpa disadari, sebaliknya aktifitas tersebut ternyata dapat menyebabkan tertularnya penyakit. Berbagai penyakit mulai dari yang ringan hingga yang berat dapat terjadi penularannya lewat tempat tersebut.

Beberapa tahun yang lalu Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Badan pengawasan dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat pernah menutup lebih dari 1.800 kolam renang umum. Tindakan itu dilakukan karena ditemukan bahaya infeksi yang dapat terjadi pada perenang. Pada awalnya didapatkan beberapa kasus diare selanjutnya terjadi peningkatan besar menjadi wabah di tahun 1990-an dengan kasus sebanyak 16.800 yang berhubungan dengan kolam renang dan spa. Juga dilaporkan wabah yang terjadi di negara bagian Georgia, AS, dimana beberapa anak menderita sakit akibat kuman E. Coli yang berasal dari kotoran penderita saat berenang.

Dari inspeksi yang dilakukan CDC terhadap 22.131 kolam renang, ditemukan 54% kolam renang yang bermasalah. CDC juga mengungkapkan terjadi peningkatan kasus yang besar atau outbreaks dari penyakit yang disebabkan rekreasi air dalam tahun 2000 didapatkan 228% lebih banyak dibandingkan 2 tahun sebelumnya.
Di Indonesia permasalahan ini belum banyak diperhatikan, karena belum ada data penelitiannya. Melihat perilaku masyarakat, kondisi sarana dan sistem pengawasan yang ada di Indonesia, mungkin saja permasalahan yang dapat ditimbulkan lebih mengkawatirkan dan harus lebih diwaspadai.