Bunda and Ayah ini ada artikel lagi sembari nunggu artikel dari FF yach
monggo di baca2 biar tambah pengetahuan kita .

Hati-hati jika anak Anda kerap batuk. Bisa jadi itu gejala radang paru atau pneumonia . Jika tak segera ditangani, akibatnya bisa parah, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Sudah seminggu ini Doni (4) batuk terus. Belakangan, nafasnya berubah menjadi cepat dan sesak. Setelah dibawa ke dokter, ternyata Doni terkena radang paru atau pneumonia. Sebenarnya, apa, sih, pneumonia itu?
Di dalam paru-paru, terang dr. Darmawan BS, Sp.A dari Bagian Pulmonologi FKUI-RSCM ini, terdapat lobus atau belahan. Di sebelah kanan terdapat 3 lobus, sedangkan di sebelah kiri 2 belahan. Bila radang tersebut mengenai salah satu lobus, maka disebut pneumonia lobaris . Bila kena di saluran nafas yang kecil-kecil disebut broncholitis .

Kalau secara umum terkena saluran nafasnya saja, maka disebut broncho pneumonia atau pneumonia. Pneumonia ini merupakan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian bawah. Jangan salah, lo, ISPA itu send

Yang dimaksud dengan ISPA itu sendiri, bisa radang hidung (misalnya pilek), radang tenggorok, radang tonsil (amandel), sampai paru-paru. "Justru, yang perlu dibedakan adalah, apakah ISPA ini sudah sampai ke pneumonia atau hanya ISPA bagian atas saja. Kalau hanya ISPA bagian atas, seperti batuk, pilek, flu, amandel, biasanya tidak terlalu berbahaya. Umumnya ISPA bagian atas ini tidak disertai dengan nafas cepat dan sesak. Sedangkan, ISPA bagian bawah atau pneumonia , termasuk penyakit berat," tutur Darmawan.

Penyebab dari pneumonia itu sendiri banyak ragamnya. Bisa karena virus, bakteri, atau karena kemasukan cairan/pneumonia aspirasi.

WASPADAI GEJALANYA
Yang jelas, pneumonia ini dapat menyebabkan pada kematian. Karena itu, sebaiknya para orang tua mengenali gejalanya. Dua gejala khas yang gampang terlihat dari penderita pneumonia yaitu adanya nafas cepat dan sesak. Namun ingat, nafas cepat pada setiap tingkatan umur pun tidak sama, lo. Jadi, tergantung dari usianya.

Bayi di bawah usia 2 bulan baru dikatakan bernafas cepat jika nafasnya lebih dari 60 kali/menit. Jika nafas bayi Anda sudah secepat demikian, maka sebaiknya diwaspadai. Karena ada kemungkinan bayi Anda terkena ISPA bawah atau pneumonia tadi. Sedangkan bayi di atas usia 2 bulan sampai 1 tahun disebut bernafas cepat jika nafasnya lebih dari 50 kali/menit. Sementara pada anak 1 sampai 5 tahun jika lebih dari 40 kali/menit. Untuk mengetahui apakah bayi Anda sesak nafas bisa dilihat dari tarikan dinding dada ke dalam (chest indrawing) . "Normalnya, saat bernafas dada enggak sampai cekung. Tetapi pada keadaan sesak pneumonia , karena usaha nafas yang ekstra, dinding dada tertarik sehingga cekung ke dalam. Makin berat ia bernafas, makin dalam tarikannya."

Nah, jika gejala ini tampak, perlu diwaspadai. Pada pneumonia yang sudah berat, anak pun biasanya tidak bisa minum saking sesaknya. Mukanya juga kebiruan, pucat, serta tangan dan kaki dingin. Gejala awal dari pneumonia sendiri adalah batuk. Padahal, apa pun yang mengganggu saluran nafas, dari atas sampai bawah, bisa merangsang batuk. Sementara batuk ini merupakan gejala awal semua infeksi saluran nafas, baik akut maupun yang kronis. "Batuk sendiri sebenarnya merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluark
sumber gangguan, misalnya lendir, benda yang terhirup, infeksi di saluran nafas, dan sebagainya.

Istilahnya, kalau rumah kita kemasukan binatang liar, kita akan bereaksi mengusir binatang tersebut. Begitu pula dengan saluran nafas kita. Kalau ia mendeteksi ada sumber gangguan, ia akan berusaha mengeluarkan gangguan itu," ujar Darmawan memberi perumpamaan. Namun jika batuk tersebut tanpa disertai nafas cepat dan sesak berarti bukan merupakan gejala pneumonia , melainkan hanya merupakan ISPA bagian atas saja.

Nah, jika batuk tersebut hanya disertai nafas cepat, maka dikategorikan pneumonia ringan. Tapi bila batuknya disertai nafas cepat dan sesak, baru dikatakan pneumonia berat. Lamanya batuk yang diderita si anak juga perlu diwaspadai. "Jika batuknya berlangsung hingga 2 minggu, harus diperhatikan karena kemungkinan merupakan gejala ISPA. Sedangkan jika lebih dari 2 minggu dianggap sebagai infeksi saluran pernafasan kronik," ujar Darmawan. Lebih jelasnya, batuk akut mengarah ke ISPA atas dan pneumonia , sedangkan batuk kronik mengarah ke TBC atau asma. "Jadi, kalau batuknya enggak sembuh-sembuh sampai lebih dari 2 minggu, kemungkinan merupakan gejala TBC atau asma."

PENGOBATANNYA

Darmawan menyarankan, karena pneumonia ini merupakan salah satu ancaman kematian yang cukup besar, sebaiknya gejala-gejala tersebut dikenali secara dini, sehingga bisa bisa dilakukan upaya-upaya pencegahan. Namun demikian, tutur Darmawan, walaupun termasuk penyakit berat, para orang tua tak perlu terlalu khawatir. "Pneumonia adalah penyakit yang bisa diobati.

Jadi, kalau dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien akan bisa tertolong." Yang diperlukan hanyalah dapat mendeteksi secara cepat. "Kalau memang kemungkinan pneumonia berat, maka sebaiknya segera dirawat di rumah sakit supaya segera dapat ditangani. Jangan dibiarkan berlarut-larut sampai berat, karena bisa enggak tertolong." Biasanya yang menjadi penyebab pneumonia berat adalah karena bakteri. Nah, jika penyebabnya karena bakteri, maka penderita biasanya akan diberi obat antibiotik.

Walaupun, seperti diakui Darmawan, sebenarnya tidak semua pneumonia disebabkan oleh bakteri. "Kita belum bisa mendiagnosis secara pasti apakah disebabkan virus atau bakteri, maka untuk semua pneumonia diberikan antibiotik," ujar Darmawan. Sementara untuk ISPA ringan yang bukan pneumonia , cukup diobati dengan obat-obat symptomatic. "Obat symptomatic yang sederhana adalah kecap dan jeruk.

Obat ini terbukti efektif dan aman. Selain itu, obat batuk putih dan hitam." Namun jika disertai pula dengan demam, biasanya perlu diberi obat penurun panas. Lain halnya jika gejalanya sudah meningkat hingga nafas sesak dan cepat, maka perlu segera dibawa ke dokter. Pada keadaan yang makin berat ini biasanya juga disertai pemberian bantuan oksigen.

"Pneumonia adalah radang paru-paru. Sementara fungsi paru-paru adalah untuk menangkap oksigen dan mengeluarkannya kembali. Pada penderita pneumonia , proses pengambilan oksigen ini terganggu, sehingga tubuh berusaha mengkompensasikannya dengan nafas cepat dan dalam." Kalau kelainannya masih ringan, lanjut Darmawan, mungkin masih bisa diatasi dengan kompensasi tersebut. "Tetapi kalau kelainannya berat dan luas, itu tidak lagi mencukupi. Perlu diberikan terapi suportif dengan memberi oksigen untuk mengatasi kekurangan oksigen. Sementara untuk sumber masalahnya sendiri atau untuk membunuh kumannya, diberi antibiotik."

Namun tak perlu khawatir, jika pengobatan dilakukan secara dini dan tepat, sebagian besar pneumonia akan sembuh sempurna tanpa gejala sisa. Walaupun demikian, pneumonia ini bisa muncul lagi. Bisa karena kuman yang sama atau kuman yang lain. Lebih lanjut Darmawan menuturkan bahwa pencegahan khusus untuk pneumonia sampai kini memang belum ada atau belum ada imunisasinya. "Memang ada imunisasi radang paru, tetapi sampai saat ini belum diakui betul.

Penelitian masih terus dilakukan," ujar Darmawan. Jadi, yang perlu dilakukan sekarang adalah pencegahan secara umum. Seperti peningkatan daya tahan tubuh. "Selain itu, kalau ada anggota keluarga yang sedang terserang pilek, hindari jangan sampai terjadi kontak," lanjut Darmawan. Anak dengan gizi buruk juga akan gampang terkena pneumonia . "Selain itu, lingkungan buruk, seperti rumah tanpa ventilasi atau dalam satu rumah terlalu padat penghuninya juga akan memperbesar risiko terkena pneumonia."

Pencegahan terhadap segala jenis ISPA memang harus dilakukan. "ISPA ini sebetulnya merupakan peristiwa sehari-hari. Batuk dan pilek itu, kan, masalah yang sering muncul pada anak dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan, hampir 90 persen yang ditangani dokter adalah ISPA, walaupun umumnya ISPA atas yang ringan," ujar Darmawan. Tetapi, dalam hal ini harus tetap dilihat apakah sekadar ISPA atas saja yang meliputi radang hidung sampai radang tenggorokan atau sudah sampai ke bawah (pneumonia)? Ingat, lo, Bu, Pak, kunci pneumonia adalah adanya nafas cepat dan sesak. Jadi, bila terjadi demikian, jangan anggap enteng. Segera ke dokter!

YANG PERLU DILAKUKAN

Bila anak Anda menderita pneumonia, maka sebaiknya Anda memperhatikan saran dari Dr. Miriam Stoppard dalam bukunya Perawatan Bayi dan Anak berikut ini:

* Jika anak Anda menderita ISPA atas dan kondisinya memburuk, lihat apakah batuknya kering dan sukar bernafas. Periksa apakah juga disertai dengan demam. Kalau demam, sebaiknya dikompres. Anak juga harus banyak minum supaya tidak terjadi dehidrasi.

* Tinggikan bantal supaya pernafasan anak lebih lancar.

* Usahakan agar kamar tidak pengap dan panas.

* Kalau ingin makan, berikan makanan yang mudah dicerna, seperti sup dan buah-buahan.

Hasto Prianggoro /nakita