Anak Suka Sembur Makanan ?
oleh Seseorang, 12 Tahun Yang Lalu
Banyak orang tua yang mengeluhkan kenapa anaknya susah makan. Padahal orang tua sudah berusaha membangkitkan selera makan anak dengan variasi menu dan suasana. Selain itu banyak juga yang mngeluhkan bahwa anaknya suka menyembur makanan.
Selain krn faktor psikologis, perilaku sembur makanan bisa juga disebabkan karena faktor fisik, misalnya tumbuhnya gigi anak. Jika ini yang menjadi penyebabnya, kebiasaan ini akan disertai mudah marah, suka gigit jari, produksi ludah berlebihan, dan kadang demam. Anak yang sedang tidak enak badan seperti batuk-pilek juga bisanya melakukan aksi serupa.
Jadi kuncinya adalah orang tua harus pintar untuk mengerti kondisi anak. Berikut tips dan trik menghadapi anak yang suka sembur makanan :
1. Ganti makanannya
Beberapa makanan tampak dramatis saat disemburkan dari mulut anak, misal: bubur, sereal, yoghurt. Hal inilah yang membuat anak senang saat menyemburkan makanan. Coba ganti dengan makanan berbentuk irisan kasar khusus untuk tumbuh gigi, seperti irisan wortel, pisang, ubi rebus, atau roti. Dengan begitu efek “seru” saat makanan disemburkan yang hilang, akan mengurangi setengah motivasi anak menyemburkan makanan.
2. Beri Kesempatan makan
Beri kesempatan anak makan sendiri. Dengan makan sendiri anak jadi sibuk untuk menyembur dan mengemut makanan karena tugas barunya akan sangat menarik hatinya.
3. Biarkan Sendirian
“Tinggalkan” anak untuk makan sendiri. Jika tidak ada “penonton” anak tidak akan mendapatkan kepuasan dari “pertunjukannya”, dan akan merasa enggan melakukannya. Letakkan makanan di hadapannya, dan sibukkan diri orang tua. Jika orang tua mendengar suara semburannya, jangan menoleh.
4. Hentikan acara makan
Orang tua bisa menghentikan acara makan. Beri anak pengertian dengan berkata "kalo kakak sembur makanan nanti lantai jadi kotor". Ulangi sampai 3X. Jika sudah sampe 3X diberi pengertian, anak masih melakukannya, orang tua boleh menarik makanan agar si kecil mengerti maksud orang tua.
5. SABAR
Kuncinya adalah SABAR. Tidak perlu negative thinking atau sampe mencekoki anak makanan segala, yg ada anak jadi trauma. Namun jika orang tua curiga ada penyebab lain selain yang sudah kita bahas,
jangan ragu untuk konsultasi ke dokter.
Ada 3 komentar pada diskusi ini
12 Tahun Yang Lalu
12 Tahun Yang Lalu
12 Tahun Yang Lalu