Setiap Ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, termasuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan bahkan hingga 2 tahun. Namun, terkadang realita tidak seindah rencana, terlebih lagi ketika ternyata ASI berkurang. Agar Ibu bisa mengatasi kondisi ini, maka penting bagi Ibu untuk tahu penyebab ASI berkurang dan cara tepat mengatasinya.
Ada beberapa faktor yang berdampak pada proses menyusui yang tidak maksimal, sehingga menjadi penyebab ASI berkurang. Namun, ini semua ternyata tidak hanya dialami oleh kehamilan pertama saja, lho, Bu. Jadi, supaya tidak tebak-tebak buah manggis, coba cari tahu terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab ASI berkurang.
Ciri-Ciri ASI Berkurang
Sebelum membahas penyebabnya, agar Ibu semakin yakin, Ibu juga perlu tahu apa saja ciri-ciri dari ASI berkurang. Karena bisa saja, selama ini bukan ASI-nya yang berkurang, melainkan teknik menyusuinya yang kurang tepat.
Perlu diketahui bahwa ASI yang pertama keluar setelah melahirkan disebut dengan kolostrum. Saat baru pertama kali keluar, jumlah kolostrum memang masih sangat sedikit. Bahkan, pada hari pertama produksi kolostrum hanya sebanyak 5 ml yang kemudian akan terus bertambah banyak seiring berjalannya waktu.
Paham sekali, masa-masa newborn memang sangat melelahkan. Belum lagi jam tidur yang kurang karena harus menyusui tengah malam. Jika sudah begini, Ibu bisa mengalami stres dan berdampak pada produksi ASI. Kalau istilah dari para busui, ASI seret namanya. Namun, tidak hanya karena pola tidur dan stres saja, Bu, yang bisa jadi penyebab ASI berkurang.
Tanda atau ciri-ciri ASI berkurang memang tidak bisa diukur secara pasti, kecuali Ibu memompa dengan durasi dan intensitas yang sama setiap harinya. Tetap saja, ini juga tidak bisa menjadi pengukur yang akurat untuk mengetahui ASI berkurang.
Berikut beberapa ciri-ciri ASI berkurang:
- Bayi akan mengalami frekuensi buang air kecil di bawah rata-rata, yakni kurang dari 6 kali per hari.
- Urin yang berwarna merah bata pada popok dan mekonium atau feses bayi yang berwarna hijau kecoklatan/kekuningan yang masih keluar setelah bayi di atas 5 hari.
- Berat badan bayi turun sebanyak 7% (dari berat awal) dalam kurun waktu 72 jam, maka hal ini perlu segera diwaspadai dan ditindaklanjuti oleh dokter spesialis anak.
Bu, Ini Penyebab ASI Berkurang
Tahukah Bu, sejak usia kehamilan 16 minggu, wanita hamil sudah mulai memproduksi ASI? Namun, produksi tidak dilanjutkan karena tertahan oleh hormon kehamilan. Baru, setelah bayi lahir, plasenta keluar, serta tindakan Inisiasi Menyusu Dini pertama kali, hormon untuk merangsang produksi ASI tersebut akan kembali aktif.
Kembali lagi ke penyebab ASI berkurang. Salah satu faktor utamanya adalah produksi hormon prolaktin dan oksitosin yang menurun. Secara garis besar, hormon prolaktin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituari dalam otak yang berpengaruh kepada beberapa fungsi fisiologis tubuh, salah satunya merangsang produksi ASI. Sedangkan, hormon oksitosin adalah hormon yang berada di bagian depan kelenjar hipofisis (pituitary), rahim, otak, payudara, serta sel-sel imun dan diperlukan untuk memperlancar produksi ASI.
Kedua hormon ini sangat penting seorang Ibu hamil untuk dapat memproduksi dan memperlancar keluarnya ASI. Lalu, apa saja penyebab kedua hormon ini berkurang. Ada banyak, Bu, Kita bedah satu per satu, ya!
-
Faktor teknik menyusui
Perlu dipahami, bahwa teknik menyusui juga menjadi penyebab ASI berkurang. Ya, jika tekniknya kurang tepat, maka bayi juga tidak dapat menghisap susu dengan benar. Perhatikan posisi dan pelekatan bayi pada puting apakah sudah benar, setelah itu perhatikan juga apakah bayi benar-benar menghisap dan menelan. Selain itu, frekuensi menyusui yang sedikit juga menjadi penyebab ASI berkurang.
-
Faktor psikologis
Selain faktor eksternal atau teknik di atas, sisi kejiwaan Ibu juga berpengaruh pada penyebab ASI berkurang. Saat-saat menyusui memang membuat Ibu seringkali lupa dengan kebutuhan dan kenyamanan dirinya sendiri. Padahal itu penting, lho. Ibu juga harus nyaman dan bahagia saat menyusui, agar prosesnya bisa lancar. Pada momen ini, dukungan dari keluarga, terutama suami sangatlah penting.
-
Faktor fisik
Selain sisi psikologis, kebutuhan fisik juga tidak kalah penting. Mulai dari pola makan hingga asupan nutrisi semua harus diperhatikan. Bukan tanpa alasan, saat Ibu menyusui kekurangan gizi dan nutrisi tentu akan menyebabkan badan terasa lemas dan tidak bertenaga. Saat seperti ini, tentu akan menjadi penyebab ASI berkurang. Jadi, tak hanya kebutuhan makanan bayi saja yang harus dipenuhi, makanan sang Ibu pun juga, perlu diperhatikan.
Cara Meningkatkan ASI Berkurang
Meskipun 85% faktor penyebab ASI berkurang berasal dari Ibu, tapi jangan khawatir dan cemas, Bu. Ada banyak cara untuk meningkatkan ASI yang berkurang. Di antaranya adalah:
-
Frekuensi menyusui
Ibu pasti sudah familier, semakin sering payudara dikosongkan, semakin tinggi pula produksi ASI saat menyusui. Maka dari itu, penting untuk menyusui setiap 2 jam sekali dengan durasi 10-15 menit di setiap sisi untuk mengosongkan payudara. Ibu juga bisa menggunakan teknik memompa saat payudara terasa penuh agar payudara kembali kosong.
-
Istirahat yang cukup
Penuhi kebutuhan psikis Ibu agar nyaman dan bahagia saat menyusui. Jangan ragu meminta bantuan saat Ibu kelelahan setelah menggendong bayi seharian. Ajak suami atau keluarga untuk bergantian untuk beristirahat. Saat bayi tidur, Ibu bisa curi-curi waktu untuk me time atau sekadar refreshing dengan menonton film kesukaan.
-
Penuhi gizi yang seimbang
Perhatikan pola makan setiap hari. Lengkapi kebutuhan gizi dengan konsumsi makanan yang seimbang, mulai dari karbohidrat, serat, protein, dan vitamin. Jangan lupa untuk tetap terhidrasi sepanjang hari, dengan minum minimal 10 gelas per hari. Ibu juga bisa memenuhi gizi dengan mengonsumsi susu untuk Ibu menyusui seperti susu Frisian Flag PRIMAMUM sebanyak 2 gelas sehari.
Ibu yang bahagia dan nyaman jadi kunci utama produksi dan proses menyusui yang lancar.
Kenali Juga Jenis-Jenis ASI
Meskipun terlihatnya sama, jenis ASI ternyata ada macam-macam lho, Bu. Yuk, kita bahas satu per satu:
-
Kolostrum
Sudah tidak asing, kolostrum adalah cairan pertama yang dikeluarkan oleh kelenjar payudara, tepat setelah hari pertama hingga hari ke 3 persalinan. Kolostrum sendiri memiliki protein yang tinggi dibandingkan susu lainnya. Tak heran jika warna kolostrum adalah kuning keemasan.
Meski memiliki nutrisi yang bagus, kolostrum hanya diproduksi Ibu hanyalah sedikit, yakni sekitar 7,4 sendok per harinya. Meski demikian, menurut Dinas Kesehatan, jumlah kolostrum sudah bisa memenuhi kebutuhan bayi di 3 hari pertama awal kelahiran yang kapasitas perutnya hanya sekitar 5-7 ml (hari pertama), 12-13 ml (hari kedua), dan 22-27 ml (hari ketiga).
-
ASI transisi
Jenis ASI satu ini baru akan keluar saat bayi berusia 7-14 hari atau setelah produksi kolostrum habis. Pada saat ini, ASI akan mengalami perubahan warna dan kandungan, maka dari itu disebut dengan ASI transisi.
Warna pada ASI transisi cenderung kekuningan dengan tekstur yang agak kental di awal, namun saat produksi ASI meningkat, warna ASI transisi akan berubah menjadi putih dan lebih cair. ASI transisi juga tak kalah bagus nutrisinya, karena memiliki jumlah karbohidrat dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan kolostrum.
-
ASI matang
Arti matang di sini bukan berarti dimasak ya, Bu. ASI matang adalah jenis ASI yang diproduksi di tahap akhir, kurang lebih sekitar 2 minggu pasca kelahiran. ASI inilah yang nantinya akan dikonsumsi bayi hingga 6-24 bulan. Berbeda dengan kedua jenis ASI sebelumnya, ASI matang mengandung 90% air dan 10% campuran karbohidrat, protein, dan lemak. Tak heran jika warna ASI matang yang keluar menyerupai susu putih pada umumnya.
Pada ASI matang, juga terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang keluar di awal-awal menyusui, sedikit berwarna jernih kebiru-biruan. Sedangkan hindmilk, adalah ASI yang keluar di akhir menyusui. Biasanya berwarna putih agak kekuningan dan lebih kental dibandingkan foremilk.
Nah, itu dia beberapa penjelasan dari penyebab ASI berkurang. Jangan lupa untuk selalu jaga kebutuhan cairan harian dengan mengonsumsi air mineral dengan cukup, minimal 10 gelas per hari. Selain itu, mengonsumsi vitamin tambahan yang kaya akan nutrisi juga turut direkomendasikan. Salah satunya susu Frisian Flag PRIMAMUM
Susu Frisian Flag PRIMAMUM mengandung 9AAE (9 Asam Amino Esensial – protein penting dalam bentuk siap diserap oleh tubuh untuk mengoptimalkan tumbuh kembang otak dan tulang janin serta menjaga kesehatan ibu) dan 9 nutrisi penting lainnya.
Adapun 9 nutrisi penting tersebut adalah tinggi asam folat, omega 3 (ALA)/DHA, Omega 6 (LA), tinggi zat besi, sumber serat pangan inulin, tinggi vitamin C, sumber protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tambahan selama masa menyusui.
Bahkan kandungan DHA dalam Frisian Flag PRIMAMUM tertinggi dibandingkan dengan susu sejenisnya. DHA ditambahkan untuk mendukung pertumbuhan otak si Kecil di periode 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Susu Frisian Flag Primamum tersedia dalam rasa cokelat yang lezat dan tidak membuat enek atau mual.
Namun jika ada satu kondisi di mana tidak memungkinkan untuk Ibu memberikan ASI kepada si Kecil, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Selain itu, pantau terus tumbuh kembang si Kecil dengan menggunakan Rapor Tumbuh Kembang Prima yang ada pada Akademi Keluarga Prima. Dengan begitu, Ibu bisa memastikan si Kecil tumbuh dengan maksimal. Yuk, coba sekarang di halaman ini!