Bu, kesehatan si Kecil adalah harta yang paling berharga. Jika ia jatuh sakit, Ibu mana yang tidak rela menggantikannya. Benar bukan? Hal itulah yang saya rasakan tiap kali ia sakit, walau terkadang hanya demam saja.
Bicara soal kesehatan si Kecil, beberapa bulan lalu saya dikejutkan oleh kabar dari salah seorang kerabat saya. Kabarnya, bayinya terserang gangguan botulisme. Waduh penyakit apakah itu? Kemudian sambil mencurahkan isi hatinya yang sedang sedih, ia menjelaskan tentang hal tersebut. Jadi, gangguan botulisme ini bisa disebabkan oleh bakteri spora clostridium botulinium yang memproduksi zat beracun. Akibatnya, sistem saraf si Kecil terganggu dan jika sudah parah bahkan bisa menyebabkan kematian.
Botulisme bisa dibilang masih jarang terjadi. Akan tetapi, Ibu harus tetap waspada karena yang namanya gangguan bisa datang kapan saja. Dalam kasus yang dialami kerabat saya, hal ini disebabkan oleh pemberian madu pada bayinya. Padahal, madu tidak dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 1 tahun, karena kandungan bakteri clostridium botulinum di dalamnya dapat memproduksi racun yang berbahaya.
Seperti halnya yang dialami oleh kerabat saya, gangguan yang bisa menyerang bayi berusia 3 minggu sampai 6 bulan ini ditandai dengan gejala sebagai berikut:
- Sulit buang air besar.
Sembelit merupakan salah satu gejala yang pertama kali terlihat. Pasalnya, banyak penyakit yang menyebabkan konstipasi pada si Kecil, Bu. Jadi, periksakan ke dokter bila ia sampai berhari-hari tidak BAB.
- Tidak kuat menyusu,
Penyakit yang menyerang otot saraf ini menyebabkan si Kecil kehilangan kekuatan untuk menghisap puting susu Ibu dengan baik. Akibatnya, bisa-bia ia tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI. Tanyakan ke dokter bila gejala ini terjadi dalam waktu yang lama.
- Sulit untuk bergerak.
Bayi yang mengalami gangguan botulisme pasti gerakan tubuhnya juga semakin melemah. Si Kecil pun akan tampak lesu seperti kehabisan energi. Kelumpuhan otot membuatnya tidak mampu untuk menggerakan anggota tubuhnya dengan baik. Jika tidak segera ditangani, hal ini tentu bisa memengaruhi proses tumbuh kembang si Kecil nantinya.
- Gangguan pernapasan.
Gangguan botulisme juga dapat menyerang sistem pernapasan si Kecil, lho. Sesak napas yang ia alami bisa dilihat dari napas pendek yang ia tarik dan hembuskan dengan susah payah. Apabila dibiarkan lebih dari 2 jam, dikhawatirkan si Kecil justru terancam kekurangan oksigen, Bu.
- Sulit menelan air liurnya sendiri.
Gejala lain yang ditimbulkan oleh racun yang diproduksi oleh spora clostridium botulinium ini adalah kesulitan yang dialami si Kecil untuk menelan air liur dan disertai dengan keluarnya air liur lebih banyak dari biasanya.
Jadi, itulah gejala yang ditimbulkan oleh gangguan botulisme. Jika si Kecil mulai menunjukkan gejala-gejala yang mencurigakan, maka pastikan Ibu untuk segera bertanya langsung ke dokter, ya.
Gangguan ini bisa dicegah dan diobati sebelum terlambat kok, Bu. Syukurlah, botulisme yang menyerang bayi kerabat saya dapat teratasi sebelum terlambat. Nah, berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah botulisme:
- Hindari madu untuk anak berusia di bawah 1 tahun.
Seperti yang sudah kita bahas, madu hutan merupakan sumber potensial dari spora clostridium botulinium yang menyebabkan gangguan botulisme. Jadi, hindari membiarkannya mengonsumi madu sebelum 1 tahun ya, Bu.
- Hindari makanan yang belum matang untuk si Kecil.
Spora clostridium botulinium bisa ditemukan pada makanan yang belum matang, lho. Jangan sekalipun menyajikan MPASI yang masih mentah untuk si Kecil ya, Bu.
- Hindari kotoran dari tanah yang terkontaminasi limbah pabrik.
Kotoran pada tanah mengandung spora clostridium botulinium bisa berbahaya jika terhirup oleh si Kecil. Tanah yang terkontaminasi limbah biasanya bisa ditemukan di ladang yang dekat dengan pabrik.
Beberapa cara tersebut bisa dilakukan untuk menghindari spora penyebab gangguan botulisme, Bu. Saya harap artikel ini bermanfaat untuk menambah informasi pada hari ini. Semoga si Kecil sehat selalu, ya!