Campak pada bayi tergolong penyakit yang umum terjadi. Ibu perlu memperhatikan gejala, dan cara mengatasinya dengan tepat agar si Kecil terhindar dari komplikasi yang berbahaya. Mari kita simak penjelasan berikut ini, Bu!
Penyebab Campak pada Bayi
Penyakit campak adalah jenis penyakit menular yang menyerang anak-anak di bawah 5 tahun. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan.
Campak pada bayi disebabkan oleh virus morbili yang termasuk dalam keluarga paramyxovirus. Virus ini dapat bertahan di udara dan permukaan hingga lebih dari 2 jam.
Cara penularannya melalui kontak langsung serta percikan air di udara dari ludah, batuk, dan bersin dari penderita.
Tidak hanya itu saja, si Kecil juga bisa tertular jika menyentuh barang yang terkontaminasi virus.
Baca juga: 5 Tanda-Tanda Penyakit Campak akan Sembuh dan Mulai Membaik
Gejala Campak pada Bayi
Umumnya, gejala campak pada bayi akan muncul pada 1 hingga 2 minggu setelah si Kecil terinfeksi virus. Biasanya si Kecil akan mengalami beberapa gejala, di antaranya:
- Demam tinggi hingga 40 derajat celcius
- Batuk kering
- Mata merah dan berair
- Bersin-bersin
- Sensitif terhadap cahaya
- Nafsu makannya berkurang
- Muncul bintik-bintik putih keabuan pada mulut dan leher si Kecil pada hari ke-3 atau ke-4
- Muncul juga ruam merah yang dimulai di daerah sekitar telinga, kepala, leher, hingga menyebar ke seluruh tubuh.
Ruam merah biasanya akan muncul sekitar hari ke-4 atau ke-5 setelah gejala awal kemunculan campak pada bayi.
Biasanya ruam merah ini akan bertahan selama 5-6 hari, sedangkan gejala demam tinggi umumnya mulai turun pada hari ke-3 setelah munculnya ruam.
Baca juga: Kenali 10 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Atasinya
Komplikasi Akibat Campak pada Bayi
Bayi yang masih memiliki daya tahan tubuh lemah sangat rentan terserang penyakit ini. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan berbagai komplikasi.
Jika virus morbili menyerang pencernaan, maka dapat mengakibatkan muntah dan diare hebat pada bayi.
Selain itu, campak pada bayi juga bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru-paru (pneumonia) sehingga membuat bayi sesak napas.
Ada lagi komplikasi fatal lain berupa radang otak (ensefalitis) yang menyebabkan kejang-kejang dan menurunnya kesadaran.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Bayi Terkena Campak?
Berikut ini beberapa cara mengatasi campak pada bayi yang bisa Ibu lakukan agar terhindar dari komplikasi yang lebih serius, di antaranya:
-
Cukupi cairan si Kecil
Saat si Kecil mengalami gejala campak, penting bagi Ibu untuk mencukupi kebutuhan cairannya agar ia tidak mengalami dehidrasi sekaligus sebagai pengganti cairan yang hilang jika ia muntah dan diare.
Bagi bayi di bawah usia 6 bulan, perbanyak pemberian ASI. Namun, jika sudah memasuki usia MPASI, Ibu bisa memberikan cairan tambahan berupa air putih.
-
Perbanyak Istirahat
Si Kecil harus banyak istirahat untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar bisa kuat melawan virus yang berkembang di dalam tubuhnya.
Untuk sementara, kurangi dahulu aktivitas fisik dan bermain si Kecil ya, Bu. Biar si Kecil tidak bosan, Ibu bisa lho membacakan buku cerita atau dongeng.
-
Mengonsumsi makanan bernutrisi
Saat si Kecil sudah mengonsumsi MPASI, pastikan Ibu memberikannya makanan bergizi seimbang, termasuk sumber protein hewani, seperti susu, telur, ikan, daging merah, dan daging putih.
Susu yang dimaksud di sini adalah ASI karena ASI merupakan nutrisi utama yang penting bagi bayi.
Namun, jika Ibu tidak bisa memberikan ASI, si Kecil juga bisa mengonsumsi susu formula yang sesuai dengan anjuran dari dokter.
-
Membatasi kontak dengan lingkungan luar
Batasi kontak dengan lingkungan di sekitarnya untuk menghindari penularan terhadap anak lainnya.
Jangan ajak si Kecil bepergian atau bertemu dengan orang lain hingga demam dan ruamnya hilang.
Jika ia memiliki saudara, terutama yang belum mendapatkan imunisasi campak, maka sebaiknya pisahkan lebih dulu.
Selain itu peralatan mandi dan makannya juga harus dipisahkan dari milik anggota keluarga lainnya untuk mencegah penularan melalui kontak tidak langsung.
-
Mandikan si Kecil secara rutin sesuai jadwal
Mitos yang beredar di kalangan masyarakat Indonesia adalah jika anak terkena campak, maka ia tidak boleh terkena air.
Faktanya, si Kecil tetap boleh mandi saat demamnya sudah turun untuk menjaga kebersihan dan mengurangi gatal akibat ruam.
Jika tidak mandi, kulit justru terasa gatal sehingga bayi akan mencoba untuk menggaruk kulit yang bisa mengakibatkan infeksi pada ruamnya.
Ibu hanya perlu mengeringkan tubuhnya setelah dimandikan dengan kain lembut, lalu berikan bedak gatal pada badannya.
-
Imunisasi MMR
Pada zaman dulu, penyakit campak pada bayi menjadi salah satu penyakit endemik yang mengakibatkan kematian tertinggi setiap tahun.
Sebagai langkah pencegahan, diciptakanlah vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella).
Imunisasi MMR ini dapat dimulai sejak si Kecil berusia 9 bulan yang bisa didapatkan secara gratis melalui program pemerintah setiap bulan Agustus dan September di Posyandu, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Baca juga: Bu, Catat Jadwal Vaksin dan Imunisasi untuk Bayi!
Jika sudah terdapat gejala-gejala awal, jangan tunda lagi untuk membawa si Kecil ke dokter, ya. Pastikan ia mendapatkan penanganan yang tepat sebelum terlambat.
Apa yang Tidak Boleh Dilakukan saat Bayi Campak?
Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi, ada beberapa pantangan yang harus diperhatikan oleh orang tua. Berikut beberapa di antaranya:
-
Kontak dengan anak-anak yang belum divaksin
Campak pada bayi bersifat sangat menular, sehingga penting untuk menjaga jarak dan membatasi interaksi selama masa penyembuhan, terutama dengan anak-anak yang belum mendapatkan vaksin.
-
Menggaruk ruam
Meskipun ruam campak mungkin terasa gatal, usahakan agar si Kecil tidak menggaruknya karena bisa menyebabkan infeksi sekunder.
-
Paparan sinar matahari langsung
Bayi yang terinfeksi virus campak cenderung lebih sensitif terhadap sinar cahaya yang terlalu terang.
Sebaiknya hindari paparan sinar matahari langsung yang dapat memperburuk ketidaknyamanan pada mata si Kecil.
-
Memakai pakaian terlalu tebal
Memberikan pakaian yang terlalu tebal justru dapat menahan panas tubuh dan memperburuk demam yang merupakan salah satu gejala campak pada bayi.
Sebaiknya, berikan si Kecil pakaian tipis dan nyaman yang memungkinkan sirkulasi udara baik.
-
Memandikan si Kecil dengan air dingin
Bayi yang sedang mengalami sakit campak biasanya akan mengalami demam tinggi sebagai salah satu gejalanya.
Banyak orang tua yang mungkin berpikir memandikan bayi dengan air dingin dapat menurunkan suhu tubuh bayi.
Namun, hal ini justru bisa membuat bayi menjadi lebih kedinginan dan memperburuk kondisi tubuh. Sebaiknya, gunakan air hangat untuk mandi agar tubuh si Kecil tetap nyaman.
-
Penggunaan obat tanpa rekomendasi dokter
Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan obat apa pun pada bayi yang sedang menderita campak.
Penggunaan obat-obatan tertentu tanpa rekomendasi dokter bisa berbahaya dan berpotensi memperburuk kondisi campak pada bayi.
Menghindari pantangan di atas sangat diperlukan dalam mendukung proses penyembuhan si Kecil yang menderita campak.
Jaga terus daya tahan tubuh dan tumbuh kembang si Kecil dengan minum susu khusus Ibu menyusui Frisian Flag PRIMAMUM rasa cokelat lezat yang mengandung protein dan asam folat, serta omega 3 (ALA) dan omega 6 (LA) untuk mendukung Akal Cermat.
Untuk mencukupi kebutuhan gizi harian si Kecil secara tepat, ada baiknya Ibu menggunakan fitur Kalkulator Gizi. Pemberian gizi yang tepat dan adekuat sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil. Jadi, langsung cobain fiturnya sekarang juga ya, Bu.