Vitamin A penting untuk fungsi kekebalan, penglihatan, reproduksi dan komunikasi antar sel dalam tubuh si Kecil. Vitamin A juga mendukung pertumbuhan dan pembentukan sel, memiliki peran yang tidak boleh diabaikan dalam pembentukan dan pemeliharaan jantung, paru-paru, ginjal dan organ tubuh lainnya. Ketika masih berada dalam kandungan, bayi mendapatkan pasokan vitamin A dari ibunya melalui plasenta. Setelah lahir, vitamin A dari ibu diberikan kepada bayi melalui ASI. ASI merupakan sumber vitamin A yang utama di lingkungan yang sering dijumpai kekurangan vitamin A.
Kandungan vitamin A dalam ASI ditentukan oleh status vitamin A ibu. Jika ibu tidak banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, maka kandungan vitamin A dalam ASI pun akan berkurang. Untuk mengukur status vitamin A, biasanya dinilai dari kemampuan penglihatan, retardasi (keterlambatan) pertumbuhan, dan kerentanan terhadap infeksi.
Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin A berkaitan dengan keterlambatan pertumbuhan. Anak-anak usia di bawah 3 tahun yang mengalami kekurangan vitamin A memiliki tinggi badan yang lebih pendek, serta berat badan, lingkar lengan, dan lipatan kulit yang lebih kecil.
Jika dalam suatu populasi gizi baik tidak ditemukan kekurangan vitamin A, dapat dikatakan bahwa kandungan vitamin A dalam ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi selama 6 bulan pertama. Bayi-bayi yang mendapatkan ASI lebih sedikit dapat mengalami xeroftalmia, yaitu penyakit mata akibat kekurangan vitamin A.