Sebuah kenyataan yang harus selalu dipersiapkan oleh setiap orang tua adalah bayi yang baru lahir masih memiliki kemungkinan mengalami beberapa gangguan kesehatan. Sebelum memahami lebih lanjut, perlu Ibu ketahui ASI adalah asupan nutrisi utama bagi si Kecil. Agar kualitas dan kuantitas ASI meningkat, Ibu perlu mengonsumsi susu khusus Ibu menyusui seperti Frisian Flag PRIMAMUM yang mengandung tinggi DHA yang bermanfaat untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu.
Kembali pada topik, salah satu gangguan kesehatan pasca persalinan yang mungkin terjadi adalah TTN pada bayi atau Transient Tachypnea of the Newborn. Secara garis besar, TTN pada bayi adalah kelainan yang menyebabkan gangguan pernapasan karena paru-paru bayi masih menyimpan banyak cairan.
Apa saja tanda TTN pada bayi baru lahir dan bagaimana cara mengatasinya? Simak selengkapnya di sini ya, Bu.
Apa itu TTN pada Bayi?
Melihat laman Kids Health, Transient Tachypnea of the Newborn memiliki arti sebagai berikut; Transien artinya tidak berlangsung lama–biasanya, kurang dari 24 jam. Tachypnea artinya bernapas dengan cepat. Jadi jika disimpulkan, TTN pada bayi adalah kondisi bayi baru lahir yang memiliki pernapasan cepat atau sulit untuk bernapas dalam beberapa jam pertama kehidupannya.
TTN pada bayi membutuhkan pengawasan ketat dari rumah sakit dan mungkin membutuhkan oksigen ekstra selama beberapa hari. Meski begitu, TTN pada bayi biasanya tidak memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga sebagian besar dari yang mengalami bisa sembuh total.
Nama lain untuk TTN pada bayi baru lahir biasanya adalah, paru-paru basah pada bayi baru lahir, cairan paru janin tertahan, atau transisi berkepanjangan.
Apa yang Menyebabkan TTN pada Bayi?
Sebelum lahir, janin yang sedang berkembang tidak menggunakan paru-paru untuk bernapas, namun semua oksigen yang dibutuhkan selama di kandungan berasal dari pembuluh darah plasenta. Selama waktu ini, paru-paru bayi dipenuhi dengan cairan.
Menuju tanggal kelahiran atau waktu persalinan, paru-paru yang dimiliki bayi mulai menyerap cairan. Beberapa cairan juga dapat diperas selama kelahiran saat bayi melewati jalan lahir. Setelah melahirkan, saat bayi bernafas untuk pertama kalinya, paru-paru terisi dengan udara dan lebih banyak cairan didorong keluar. Cairan yang tersisa kemudian dibatukkan atau diserap perlahan melalui aliran darah dan sistem limfatik.
Jika terjadi TTN pada bayi, artinya si Kecil memiliki cairan ekstra di paru-paru mereka atau cairan keluar terlalu lambat. Jadi mereka harus bernapas lebih cepat dan lebih keras untuk mendapatkan oksigen yang cukup ke paru-paru.
Kondisi Apa yang Rentan dengan TTN pada Bayi?
Risiko TTN pada bayi biasanya lebih sering terjadi pada:
- bayi prematur karena paru-parunya yang belum berkembang sempurna.
- bayi yang lahir melalui persalinan pervaginam cepat atau operasi caesar sehingga tidak mengalami perubahan hormonal seperti biasanya dan tidak punya waktu cukup untuk menyerap banyak cairan.
- bayi yang ibunya penderita asma atau diabetes.
Apa Saja Gejala atau Tanda TTN pada Bayi?
Gejala TTN pada bayi biasanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun gejala umumnya meliputi:
- Pernapasan cepat, artinya lebih dari 60 napas per menit.
- Sesak napas, termasuk mendengus dan merintih.
- Lubang hidung bayi melebar.
- Kulit kebiruan atau Sianosis.
- Dada bayi nampak tenggelam di bawah tulang rusuk di setiap helaan napas (Disebut dengan istilah Retraksi).
Apa Saja Penanganan untuk TTN pada Bayi?
Pada dasarnya TTN pada bayi akan diawasi dengan ketat bahkan mungkin sekali bayi perlu dirawat di ruang perawatan khusus yang disebut Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Hal tersebut diperlukan karena dokter akan memeriksa secara berkala detak jantung bayi, laju pernapasan, dan kadar oksigen untuk memastikan pernapasan bayi melambat atau kadar oksigennya sudah semakin normal.
Jika dijabarkan, hal-hal inilah yang dibutuhkan untuk mengatasi TTN pada bayi:
-
Bantuan Pernapasn
Untuk mengatasi TTN pada bayi, tentu si Kecil membutuhkan oksigen ekstra. Mereka akan mendapatkannya melalui tabung kecil di bawah hidung yang disebut kanula hidung.
Bayi yang mendapat oksigen ekstra tetapi masih kesulitan bernapas mungkin memerlukan Continuous Positive Airway Pressure atau CPAP agar paru-parunya tidak kolaps. Dengan CPAP, mesin mendorong aliran udara bertekanan atau oksigen yang stabil melalui kanula hidung atau masker. Ini membantu menjaga paru-paru tetap terbuka saat bernafas.
-
Asupan Nutrisi
Dalam keadaan TTN pada bayi yang mengalaminya mungkin masih kesulitan untuk menyusui ASI. Karena kondisinya, bayi bernapas sangat cepat sehingga ia tidak dapat mengisap, menelan, dan bernapas pada saat yang bersamaan. Untuk itu, cairan infus diperlukan untuk menjaga bayi tetap terhidrasi sekaligus mencegah gula darah turun terlalu rendah.
Jika TTN terjadi pada bayi Ibu dan Ibu ingin menyusui, bicarakan dengan dokter, bidan atau perawat tentang cara memompa dan menyimpan ASI sampai si Kecil sudah siap menyusu.
Dalam keadaan TTN pada bayi, terkadang bayi bisa mendapatkan ASI atau susu formula melalui:
- Selang Nasogastrik: tabung kecil yang ditempatkan melalui hidung bayi yang membawa makanan langsung ke perut.
- Tabung Orogastrik: tabung kecil yang ditempatkan melalui mulut bayi yang membawa makanan langsung ke perut.
Tentunya, penggunaan keduanya harus dilakukan oleh tenaga kesehatan dokter atau perawat ya, Bu.
TTN pada bayi biasanya membaik dalam 24-72 jam. Si Kecil bisa pulang ke rumah jika pernapasannya normal dan sudah mampu menyusu dengan baik setidaknya selama 24 jam.
Untuk menjamin kondisi si Kecil pasca mengalami TTN selalu membaik, perlu pemberian nutrisi yang berkualitas dan konsisten untuk keberlangsungan kesehatan serta tumbuh kembangnya. Untuk itu Ibu perlu memastikan kualitas dan kuantitas ASI secara konsisten.
Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.
Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui dengan tinggi DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.
Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Selain pemenuhan nutrisi, Ibu juga bisa mengetahui progres pertumbuhan dan perkembangannya melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Di fitur ini, tinggi badan anak, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massanya akan diukur, serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk coba sekarang!