Seperti halnya saya, Ibu tentu menginginkan si Kecil tumbuh optimal, bukan? Oleh sebab itu selain memberikan asupan sehat kaya nutrisi, Ibu dapat menstimulasi si Kecil dengan beragam cara menyenangkan seperti bermain. Melakukan deteksi dini pada tumbuh kembang balita juga dapat Ibu lakukan untuk memantau perkembangannya, lho.
Setelah berkonsultasi dengan dokter anak, saya pun mendapatkan informasi bahwa deteksi dini tersebut dapat dilakukan untuk mencari tahu ada tidaknya penyimpangan pada proses pertumbuhan si Kecil. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah gangguan tumbuh kembang anak sejak dini, Bu.
Menurut anjuran dokter, berikut ini adalah prosedur yang Ibu lakukan dalam memantau tumbuh kembang si Kecil:
1. Deteksi Pertumbuhan Fisik Anak
Untuk membantu memastikan fisik si Kecil tumbuh dengan baik, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang dikenal dengan istilah pengukuran antropometri. Nah, neberapa hal yang diperiksa dalam pengukuran antropometri ini meliputi:
- Berat badan.
- Tinggi badan.
- Lingkar kepala.
- Lingkar lengan atas.
2. Pemantauan Terhadap Tumbuh Kembang si Kecil
Selain pemantauan kondisi fisik melalui pengukuran antropometri, proses tumbuh kembang anak juga akan dipantau sesuai usianya. Berikut hal-hal yang sewajarnya sudah bisa dilakukan anak berdasarkan usianya:
- Anak pada usia 3-6 bulan: Umumnya bisa mengangkat kepala lebih tegak pada posisi tengkurap.
- Anak pada usia 9-12 bulan: Umumnya mulai bisa berjalan dengan berpegangan.
- Anak pada usia 12-18 bulan: Umumnya bisa minum sendiri dari gelas.
- Anak pada usia 18-24 bulan: Umumnya bisa mencorat-coret dengan alat tulis.
- Anak pada usia 2-3 tahun: Umumnya bisa berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, serta mampu melepas pakaian sendiri.
- Anak pada usia 3-4 tahun: Umumnya bisa mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
- Anak pada usia 4-5 tahun: Umumnya sudah bisa mencuci tangan.
Menurut dokter, untuk si Kecil di rentang usia 3 bulan – 2 tahun, rangkaian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak idealnya dilakukan setiap 3 bulan sekali. Sementara, untuk si Kecil di rentang usia 2 – 6 tahun, pemeriksaan cukup dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali.
Di samping prosedur deteksi dini pada tumbuh kembang anak tersebut, Ibu juga disarankan rutin mengunjungi Pos Pelayanan Anak Usia Dini Holistik Integratif (Pos PAUDHI) terdekat di lingkungan Ibu setiap 3 – 6 bulan sekali untuk mendapatkan layanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK Anak). Dari layanan ini, nantinya Ibu bisa mendapatkan info seputar status gizi si Kecil.
Nah, itulah serba-serbi info deteksi dini pada tumbuh kembang anak yang perlu Ibu ketahui. Perlu diingat, Ibu tidak perlu khawatir apabila si Kecil belum bisa melakukan berbagai hal di atas pada usianya saat ini. Sebab, Momen Wow pada tumbuh kembang setiap anak tentu berbeda satu dengan yang lain. Yuk, rayakan Momen Wow si Kecil di masa tumbuh kembangnya, Bu!