Saat usia masih dini, biasanya si Kecil berada dalam fase melatih perkembangan motorik karena berbagai aktivitas seperti tengkurap, merangkak, atau mengangkat kepala, juga bermanfaat melatih gerak fisik. Namun jangan lupa untuk melatih sensoris pada si Kecil karena merupakan hal yang sangat penting dan akan mempengaruhi perkembangan daya tahan tubuh agar sehat serta kuat. Sistem sensorik pada dasarnya mampu menjadi pemberi tanda bahaya atau hal yang mengancam manusia yang diinformasikan melalui indra, yang meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan rasa-nyeri, rasa-raba, rasa-panas, dan rasa-dingin. Manfaat lain melatih sensoris adalah belajar untuk mengenal lingkungan sekitarnya dan berkomunikasi dengan orang terdekatnya yang akan berdampak baik pada kepintaran si Kecil.
Si Kecil memiliki lima sistem sensoris yang harus distimulasi saat masih kecil yaitu taktil, penciuman, visual, auditori, dan pengecapan. Masing-masing sensoris dilatih dengan stimulus yang berbeda-beda sebagai berikut.
- Stimulus Taktil
Stimulasi ini berupa rangsang melalui sentuhan dan tekanan dan berfungsi melatih indra peraba. Ibu dapat memberikan stimulus dengan memberikan benda-benda yang memiliki tekstur yang berbeda yaitu lembut dan kasar. Misalnya boneka atau kain lembut, kemudian bola yang memiliki tekstur bergerigi pada permukaannya. Ketika si Kecil mulai beranjak dewasa, Ibu bisa memberikan mainan yang memiliki variasi bentuk, ukuran, dan tekstur. Tidak jarang si Kecil akan memasukkan mainan atau benda-benda ke dalam mulut mereka. Ibu tidak perlu khawatir karena saat si Kecil sedang bereksplorasi dengan benda-benda di sekitar mereka. Ibu cukup mengawasi supaya benda-benda yang dimasukkan ke mulut si Kecil dalam keadaan bersih dan pastikan tidak tertelan. Selain itu, ibu juga bisa memberikan stimulus sentuhan seperti belaian agar si Kecil merasa aman dan ikatan antara Ibu dan anak menjadi semakin kuat. - Stimulus Penciuman
Stimulasi ini berupa rangsang melalui bau dan aroma dan berfungsi untuk melatih indra penciuman. Ibu dapat mengajarkan berbagai macam bau bunga, makanan, dan rumput kepada si Kecil. Jangan lupa, Ibu juga bisa memberikan edukasi nama dari masing-masing bau yang dicium untuk menambah pengetahuan agar si Kecil semakin pintar. - Stimulus Visual
Stimulasi ini berupa rangsang melalui hal-hal berupa visual untuk melatih indra penglihatan. Si Kecil saat berusia 4 bulan mulai dapat melihat kemudian mengikuti benda bergerak. Kemudian pada saat berusia 5 bulan si Kecil mulai dapat memberikan persepsi lebih dalam tentang objek yang ia lihat. Bayi berusia 4 - 6 bulan juga sudah mulai dapat melihat warna. Ibu dapat mengajak si Kecil melihat benda bergerak seperti daun dan ranting, memainkan bola yang dipantulkan atau bayangan di tembok. Kamar si Kecil juga dapat dihiasi dengan warna-warna yang cerah. Kemudian saat Ibu menggendong si Kecil, angkat hingga setinggi muka atau berbaring di sebelahnya hingga ia terbiasa melihat dari berbagai sudut pandang. Saat Ibu menggendong setinggi muka, ajak si Kecil berbicara sambil tersenyum supaya ia dapat memperhatikan gerakan pada wajah. Ajak si Kecil melihat-lihat pemandangan lain seperti taman, kebun binatang, atau berjalan-jalan di sekitar rumah. - Stimulus Auditori
Stimulasi ini berupa rangsang melalui hal-hal berupa suara untuk melatih indra pendengaran. Saat berusia 2 bulan si Kecil mulai meniru suara di sekitar dan yang diajarkan orang tua. Kemudian pada usia 4 bulan si Kecil mulai suka mengoceh dan usia 6 bulan mulai pintar meniru suara secara spesifik. Pertama, Ibu dapat memutarkan lagu yang sesuai dengan usia si Kecil. Ajak si Kecil berjalan-jalan di luar rumah sambil memperkenalkan suara-suara binatang. Jika si Kecil mulai beranjak dewasa ajak ia bermain di luar rumah sambil mendengarkan suara-suara yang tenang seperti udara yang berhembus atau daun dan ranting yang tertiup angin. - Stimulus Pengecapan
Stimulasi ini berupa rangsang melalui hal-hal berupa rasa untuk melatih indra pengecapan. Ibu dapat memberikan si Kecil makanan dengan tekstur dan rasa yang berbeda. Saat menyusui Ibu dapat mengonsumsi berbagai makanan. Saat menyusui setiap jenis makanan yang dicerna akan mempengaruhi rasa dari air susu Ibu. Kemudian saat berusia 6 bulan, berikan makanan yang memiliki tekstur lembut yang sesuai dengan si Kecil. Kemudian ketika si Kecil mulai beranjak dewasa, ibu bisa memberikan biskuit bayi, buah, atau makanan sehat yang dapat digigit oleh si Kecil. Ibu juga dapat memberikan edukasi tentang berbagai rasa makanan pada si Kecil.
Setiap rangsangan dari masing-masing stimulus menjadi dasar untuk membuat si Kecil menjadi lebih pintar dan memahami lingkungan. Jika si Kecil mulai terbiasa dengan lingkungan luar, tentu ia akan menjadi anak yang sehat dan kuat.