Mungkin selama ini Ibu sering mendengar anggapan bahwa sugar rush pada anak bisa menyebabkan hiperaktivitas. Bahkan, anggapan tentang sugar rush ini ternyata sudah ada sejak tahun 1973 lho, Bu.
Banyak yang menganggap bahwa anak yang mengalami ADHD (Attention Deficit-Hyperactive Disorder) tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis karena dapat memperberat gangguan yang dialaminya.
Namun, apakah anggapan tentang sugar rush dan ADHD ini benar? Faktanya, penelitian Journal of the American Medical Association menyimpulkan bahwa konsumsi gula tidak berdampak apa pun terhadap perilaku anak ADHD lho.
Namun, bukan berarti sugar rush tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil ya, Bu. Seperti yang diketahui, konsumsi gula berlebihan bisa memicu sejumlah penyakit jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk itu, Ibu perlu mencukupi kebutuhan gizi harian si Kecil secara seimbang. Lantas, apa itu sugar rush?
Sugar rush merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang mengalami kelebihan energi akibat terlalu banyak mengonsumsi gula dalam waktu yang singkat.
Kelebihan energi ini dianggap membuat orang tersebut jadi terlalu aktif dan tidak bisa diam, sehingga muncullah istilah sugar rush. Pada anak-anak kondisi ini sering terjadi saat ia mengonsumsi makanan atau minuman tinggi gula, seperti permen, sirup, kue, es krim, dan lainnya.
Meski begitu, ternyata fenomena sugar rush pada anak masih jadi kontroversi dan perdebatan di sebagian kalangan lho, Bu. Ada yang menyebut bahwa asupan gula tidak berkaitan dengan perilaku anak, tetapi ada juga yang menganggap bahwa konsumsi gula yang berlebihan bisa memicu sugar rush.
Apa Kaitannya Sugar Rush pada Anak dan Perilaku Hiperaktif?
Melansir laman resmi healthline.com, sejauh ini berbagai riset kesehatan belum bisa memastikan kaitan antara konsumsi gula dengan kondisi sugar rush pada anak. Anak-anak pun tidak menunjukkan gejala hiperaktif hanya karena mengonsumsi makanan manis, seperti kue, donat, es krim, permen, atau minuman manis lainnya.
Anggapan tentang sugar rush mungkin berawal dari sugesti sebagian Ibu yang merasa bahwa anaknya menjadi lebih hiperaktif dan tidak bisa diam setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis. Akibatnya, banyak yang mengira anak mereka sedang sugar rush.
Pada kenyataannya, saat mendapatkan asupan gula, tubuh si Kecil memang akan memperoleh energi. Nah, hal inilah yang membuat si Kecil tampak lebih bersemangat dan tidak bisa diam, bukan berarti ia sugar rush.
Padahal, anak-anak memang akan merasa senang dan bersemangat saat bermain karena ia sedang dalam proses tumbuh kembang kan, Bu? Apalagi yang namanya anak-anak pasti senang jika Ibu memberikan ia camilan manis karena umumnya memang sebagian besar anak menyukai apa pun yang memiliki rasa manis.
Sebagian orang tua mungkin juga menganggap sugar rush sebagai penyebab utama hiperaktif pada anak. Padahal, hiperaktif pada anak bukanlah disebabkan oleh asupan gula berlebih atau sugar rush.
Kondisi hiperaktif atau disebut juga ADHD pada anak bisa terjadi akibat kelainan genetik dan gangguan otak sejak lahir. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti paparan zat beracun, alkohol, atau obat-obatan tertentu yang Ibu konsumsi selama masa kehamilan.
Apa Dampak Negatif Terlalu Banyak Gula pada Anak?
Seperti yang disebutkan, meskipun sugar rush belum tentu membuat si Kecil jadi lebih aktif, tetapi bukan berarti Ibu membiarkan si Kecil mengonsumsi makanan manis secara terus menerus, ya!
Pada anak usia kurang dari 2 tahun, batasan gula yang bisa mereka konsumsi adalah 5% dari total kalori. Sementara pada anak usia 2-4 tahun, batasan gula per harinya adalah 15-16 gram atau setara dengan 4 sendok teh.
Sebab, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi gula bisa memicu dampak negatif terhadap kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil. Beberapa risiko penyakit yang mungkin muncul di antaranya:
- Diabetes
- Obesitas
- Penyakit jantung
- Tekanan darah tinggi
- Masalah pada gigi, misalnya gigi berlubang
- Kolesterol tinggi
- Gangguan tidu
- Depresi
Penyakit-penyakit di atas tampak serius ya, Bu? Meskipun gula bisa berdampak buruk, bukan berarti Ibu tidak memberikan si Kecil makanan yang mengandung gula. Sebenarnya sah-sah saja lho menyediakan makanan dan minuman yang mengandung gula, asalkan porsi dan asupannya disesuaikan dengan kebutuhan si Kecil.
Seimbangkan Asupan Gula dengan Nutrisi Lain
Sebaiknya Ibu memberikan asupan gula yang tidak berlebihan kepada si Kecil. Pastikan untuk menyeimbangkan asupan gula dengan makanan bergizi lainnya. Ada banyak makanan yang perlu dikonsumsi oleh si Kecil. Akan tetapi, Ibu juga perlu tahu bahwa protein merupakan zat gizi makro yang asupannya sangat penting bagi tumbuh kembang si Kecil, terutama sumber protein hewani (susu, telur, ikan, daging merah, dan daging putih).
Sebab, protein hewani mengandung 9 Asam Amino Esensial (9AAE) yang lengkap. 9 Asam Amino Esensial (9AAE) adalah komponen protein esensial yang berperan penting dalam fungsi dasar tubuh, yaitu untuk perkembangan otak serta menstimulasi hormon pertumbuhan otot dan tulang si Kecil.
Mengapa 9AAE harus dipenuhi secara lengkap? Karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri, Bu. Jadi, nutrisi ini harus didapatkan dari makanan berprotein tinggi dan harus dikonsumsi secara rutin setiap hari. 9 Asam Amino Esensial ini meliputi leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, lisin, dan histidin.
Apa dampaknya jika si Kecil kekurangan 9AAE? Kemungkinan hormon pertumbuhannya pun akan terhambat, Bu. Hal ini didukung oleh penelitian dari J.Nutr dalam National Center for Biotechnology Information yang menjelaskan bahwa kekurangan 1 jenis dari 9AAE bisa menghambat potensi tinggi badan dan kecerdasan anak sebanyak -34%. Bahkan, kekurangan semua jenis 9AAE bisa menghambat hormon pertumbuhan sebanyak -50%.
Ibu pasti tidak ingin tumbuh kembang si Kecil jadi terhambat, kan? Untuk itu, yuk penuhi asupan 9 Asam Amino Esensial (9AAE) secara lengkap dengan memberikan si Kecil susu bubuk pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+. Selain 9AAE, susu ini juga mengandung DHA 4x lebih tinggi yang penting untuk meningkatkan akal kreatif si Kecil. 9 Asam Amino Esensial (9AAE) dan DHA 4x lebih tinggi harus dipenuhi secara bersamaan agar si Kecil lebih prima.
Ibaratnya, 9AAE adalah sebuah mobil, sedangkan DHA merupakan penumpangnya. Jadi, jika si Kecil kekurangan 9AAE, maka DHA dan nutrisi lainnya tidak bisa diantarkan ke tujuan masing-masing, yaitu ke dalam sel-sel tubuh. Maka dari itu, asupan 9AAE dan DHA harus saling melengkapi untuk meningkatkan perkembangan otak si Kecil agar lebih kreatif.
Pastikan juga kebutuhan nutrisi DHA untuk si Kecil terpenuhi, ya Bu. DHA adalah asam lemak yang termasuk dalam kelompok omega-3 yang merupakan nutrisi utama untuk membantu fungsi otak. Nah, DHA berperan penting untuk mengoptimalkan kecerdasan otak dan kesehatan retina mata si Kecil. Penuhi kebutuhan harian DHA dengan susu bubuk pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ karena memiliki DHA 4x lebih tinggi!
Selain DHA 4x lebih tinggi, Frisian Flag PRIMAGRO 1+ satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung omega 3 (ALA), omega 6 (LA), minyak ikan, kolin, sphingomyelin, asam sialat, dan tirosin tertinggi untuk memaksimalkan perkembangan otak serta kecerdasan. Susu ini juga diperkaya dengan 5 nutrisi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, seperti zat besi, vitamin D3, zinc, magnesium, dan vitamin C tertinggi, serta mengandung serat pangan inulin yang dapat mendukung kesehatan saluran pencernaan si Kecil. Apalagi kandungan gula di dalam Frisian Flag PRIMAGRO 1+ masih tergolong aman karena menyesuaikan dengan kebutuhan gula si Kecil.
Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk menyeimbangkan asupan nutrisi untuk si Kecil. Namun, bagaimana jika si Kecil gemar makan yang manis-manis dan tidak mau menguranginya? Cara terbaik yaitu berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan tips pola makan sehat yang tepat untuk mencegah sugar rush dan penyakit serius lainnya. Semoga artikel mengenai sugar rush ini bermanfaat ya, Bu!
Untuk tambahan info, Ibu bisa mengetahui progres pertumbuhan dan perkembangannya melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang juga terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Di fitur ini, tinggi badan anak, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massanya akan diukur, serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO.