Setelah berjalan-jalan, si Kecil tampak nyaman tertidur dalam stroller atau kereta dorongnya. Karena khawatir mengusik tidurnya yang nyenyak, Ibu pun enggan memindahkan si Kecil dari stroller ke tempat tidur. Kadang kala si Kecil pun lebih cepat terlelap di dalam stroller selama beberapa jam, sehingga Ibu dapat dengan leluasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Walau tidak ada larangan keras atau aturan tentang tidur dalam stroller, perhimpunan dokter spesialis anak di Amerika (American Academy of Pediatrics/AAP) menganjurkan si Kecil tidak lebih dari 30 menit dan dua kali sehari berbaring di dalam stroller.
Anjuran ini bertujuan agar tulang kepala si Kecil yang masih lunak tidak terlalu lama berbaring pada stroller yang datar sehingga dapat menyebabkan bentuk kepala si Kecil datar pada bagian belakang atau ‘tepos’ atau dikenal dalam istilah medis sebagai plagiocephaly, yang di kemudian hari dapat menyebabkan ototnya melemah hingga gangguan fungsi gerak dan kemampuan berpikirnya.
Selain itu, desain stroller juga berpengaruh pada kesehatan punggung si Kecil. Posisi yang dianjurkan bila Ibu hendak membaringkan si Kecil pada stroller adalah sebaiknya bagian kepala stroller sedikit ditegakkan, sehingga kepala si Kecil tidak terlalu datar dan punggung atau tulang belakang si Kecil yang masih lunak dapat rileks. Membaringkan si Kecil pada bidang datar akan membuat tulang belakang, tulang kepala dan leher menjadi teregang, karena garis tubuh kepala dan tulang belakang si Kecil tidak lurus, melainkan memiliki beberapa lekukan menyerupai huruf “C”. Bagian kaki si Kecil juga sebaiknya tersangga dengan baik dan tidak menggantung, agar tubuhnya tidak tegang atau stres.
Beberapa stroller dan car seat memiliki desain yang kurang tepat dan nyaman sebagai alas punggung dan panggul si Kecil. Stroller atau car seat yang sudut panggulnya terlalu ke belakang, dapat menyebabkan panggul si Kecil tidak pada posisi santai dan otot batang tubuh pun memendek. Bila si Kecil sering dan cukup lama berada dalam stroller dengan desain sudut yang kurang baik, maka posisi ini akan terulang dan menjadi kebiasaan posisi yang tidak sehat. Akibatnya hal ini dapat berpengaruh pada fungsi otot dan mungkin berkaitan dengan nyeri atau masalah kesehatan si Kecil yang tidak ketemu penyebabnya. Hal ini tentu akan mengganggu perkembangan dan mungkin berkaitan dengan kemampuan belajarnya kelak.
Perlu diingat bahwa tulang belakang berfungsi melindungi saraf yang bertugas mengirimkan semua pesan dari anggota tubuh ke otak dan menghantarkan pesan dari otak ke anggota tubuh. Jadi, bila perkembangan tulang belakang si Kecil terganggu, tentu akan berpengaruh pula pada kesehatan fungsi tubuh lainnya. Apabila perlu, Ibu bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga medis mengenai pemilihan stroller dan car seat yang baik bagi si Kecil.