Anak belajar pertama kali dari orangtuanya. Mereka memiliki kemampuan alami meniru Ibu atau orang terdekat. Kemampuan ini bahkan sudah dimiliki sejak bayi, di mana bayi meniru ekspresi wajah Ibu. Ketika Ibu tersenyum, bayi ikut tersenyum. Ibu menjulurkan lidah, bayi pun melakukan hal yang sama.
Penelitian menemukan bahwa anak-anak di bawah usia 2 tahun rata-rata melihat tayangan televisi selama dua jam dalam sehari. Si Kecil bisa jadi meniru apa yang dilihatnya di televisi. Menurut penelitian, anak-anak usia 14 hingga 24 bulan bisa meniru aksi-aksi sederhana yang mereka lihat dari televisi.
Saat usia anak bertambah, sifat meniru kadang masih terus berlanjut. Ketika melihat si Ibu berdandan, si Kecil akan mengikuti, termasuk perkataan Ibu tanpa disadari juga akan ditirukan si Kecil. Anak belajar dari apa yang ia lihat dan dengar. Apa yang dilakukan orang tua, baik itu gerakan, kata-kata, dan emosi, menjadi sarana belajar bagi anak.
Oleh karena itu apa yang dilakukan orangtua, akan berpengaruh pada perilaku anak. Orangtua sebagai model pada akhirnya akan mempengaruhi ide-ide dan kepercayaan yang akan dianut si Anak kelak.
Tahapan meniru
Menurut California Department of Education, hingga usia 18 bulan, anak biasanya meniru gerakan orangtua. Usia 3 tahun, si Kecil mulai meniru perilaku, sopan-santun dan bahasa orangtuanya. Jangan heran jika mendapati si Kecil menyapa tetangga sama persis seperti yang dilakukan Ibunya.
Model untuk Kesehatan dan Nutrisi
Pola makan anak juga akan mengikuti orangtuanya. Bagaimana anak-anak memperlakukan makanan, tidak datang sendiri melainkan berasal dari orangtuanya. Sebagai contoh, si Kecil melihat antusiasme Ibu terhadap buah dan sayur. Si Kecil akan mengikuti kebiasaan ini hingga dewasa. Maka perilaku dan pola makan yang sehat, akan menuntun anak pada hal yang sama.
Bersikap pada orang lain
Jika Ibu adalah orang yang toleran, maka peluang anak untuk mengikuti sangat terbuka lebar. Anak mungkin tidak paham mengapa ayah dan ibunya berperilaku baik dan sopan pada orang lain, tetapi mereka akan mengikuti. Sebaliknya jika orangtua berpikiran sempit dan penuh kebencian pada orang lain yang tidak sepaham, maka sikap negatif ini pun akan ditiru oleh anak dan menjadi dasar bagaimana ia memperlakukan sesama saat dewasa nanti.
Ingat, meskipun orangtua sudah memberikan contoh terbaik untuk anak, tetapi anak bisa juga belajar meniru dari lingkungan, misalnya televisi, pengasuh, guru, atau teman-teman di sekolah. Pastikan Ibu memilih lingkungan terbaik untuk si Kecil. Berikan bimbingan jika anak menonton televisi atau film superhero kesayangan. Sebagai contoh, jika anak melihat pahlawan kesayangan memukul lawan, bisa saja ia mulai percaya bahwa memukul dibolehkan dan mulai meniru adegan kekerasan ini saat bermain bersama teman.