Akhir-akhir ini, saya perhatikan si Kecil sering sekali membuka kulkas dan lemari makanan lalu memakan kudapan secara terus-menerus. Hal ini tetap ia lakukan meskipun baru selesai makan pagi, siang, maupun malam.

ebook
Banner
Banner AKP

Wah, kok si Kecil gemar makan terus, ya? Awalnya sih, saya sempat khawatir. Namun, setelah saya tanyakan pada dokter, ternyata ini merupakan hal yang wajar, Bu. Pertumbuhan anak antara usia 1 hingga 3 tahun sangatlah pesat. Itulah sebabnya mereka merasa kelaparan hampir setiap saat. Jadi, kika anak Ibu mengalami hal yang sama, jangan khawatir dulu ya, Bu.

Seiring dengan pertumbuhan tubuhnya yang semakin besar, kebutuhan energinya pun turut bertambah. Energi tersebut diperoleh dari karbohidrat, sehingga rasa kenyangnya tidak bertahan lama.

Memaklumi perilakunya tersebut bukan berarti Ibu dapat membiarkannya menghabiskan isi kulkas dan lemari kudapan. Tindakan demikian justru akan berdampak buruk pada si Kecil, yakni perilaku makan banyak dan mengarah pada obesitas.

Sandra Bastin, seorang spesialis makanan dan nutrisi menyarankan langkah-langkah yang dapat Ibu ambil untuk menghadapi si Kecil yang ingin makan terus-menerus, yakni sebagai berikut:

Artikel Sejenis

 

1. Berikan pilihan makanan sehat 

Saat ia meminta kudapan atau jajanan secara terus-menerus, baiknya hindari memberikannya makanan yang kurang bernutrisi seperti keripik kentang atau makanan ringan lainnya. Ibu dapat menawarinya buah-buahan, keju, atau sereal gandum. Setidaknya makanan tersebut memiliki kepastian nutrisi yang dapat mengganjal perutnya lebih lama.

2. Jangan paksa si Kecil untuk menghabiskan makanannya

Memintanya menghabiskan semua makanan di piring si Kecil dengan harapan ia akan kenyang lebih lama, mungkin tidak akan berhasil, Bu. Jika ia sudah mengatakan "Aku kenyang, Bu." sebaiknya Ibu dengarkan. Apabila si Kecil terus diminta untuk menghabiskan makanannya, dikhawatirkan ia akan bingung dengan konsep "kenyang” dan tidak tahu kapan sebenarnya ia harus berhenti makan.

3. Kunyah dengan benar 

Mengunyah makanan dengan benar dan perlahan selain dapat membantu sistem pencernaan, ternyata juga dapat membuat cepat kenyang. Hal ini disebabkan oleh makanan yang dikunyah dengan benar akan lebih halus, sehingga memudahkan kerja lambung dan usus untuk menyerap makanan lebih cepat. Penyerapan inilah yang dapat memberikan rasa penuh di perut. Minta si Kecil untuk tidak terburu-buru saat makan agar makananya dapat tercerna dengan baik.

4. Kurangi pasokan kudapan di kulkas

Banyaknya persediaan kudapan di kulkas, dapat memicu si Kecil untuk memakannya setiap kali ia membuka atau bahkan sekadar lewat di depan kulkas. Ibu dapat menggantinya dengan pasokan buah-buahan segar, sehingga kalau pun ia sudah tak tahan lagi ingin makan, Ibu tidak perlu khawatir karena hanya ada buah yang dapat dimakannya.

5. Alihkan perhatiannya

Apabila si Kecil masih rewel dan terus meminta kudapan padahal Ibu baru saja memberikannya, alihkan perhatiannya segera. Ajak ia bermain di taman, membaca buku cerita bersama, atau melakukan permainan dalam rumah lainnya. Seorang psikoterapis, Susan Stiffelman, mengatakan bahwa rasa bosan dapat memicu seseorang untuk makan secara terus menerus. Melakukan aktivitas lain yang melibatkan fisik dapat mengalihkan pikiran terhadap makanan dan mencegah dari kelebihan berat badan.

 

Memang benar, si Kecil sangat membutuhkan banyak nutrisi dalam masa tumbuh kembangnya. Namun, sesuatu yang berlebihan itu biasanya berujung pada dampak yang tidak baik lho, Bu. Membiasakan ia untuk makan berkali-kali dalam jumah yang banyak dapat mengarahkannya pada obesitas. Tentu kita tidak mau hal tersebut terjadi pada si Kecil, kan?

Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Bu. Selamat mencoba!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.