Beberapa waktu yang lalu, saya mendengar kabar dari salah seorang sahabat saya perihal kondisi kehamilannya. Setelah mengalami kram perut yang sangat hebat, ia segera memeriksakan diri ke dokter kandungan.
Rupanya, terdapat gangguan kehamilan di saluran leher rahimnya. Menurut dokter, kondisi ini dinamakan dengan kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan. Ingin tahu lebih lengkap seputar kondisi kehamilan ini? Yuk, simak ulasan berikut!
Gejala Kehamilan Ektopik
- Mual dan muntah yang disertai dengan rasa nyeri di bagian perut bagian bawah. Terkadang juga disertai dengan diare.
- Terjadi pendarahan ringan. Berbeda dengan pola menstruasi biasanya, seringkali pendarahan ini hilang dan timbul dengan warna merah yang gelap atau terang.
- Nyeri pada perut bagian bawah.
- Kram perut yang lebih hebat dibandingkan saat menstruasi.
- Nyeri pada bahu, leher, atau rektum.
- Lemas dan pusing.
- Nyeri hanya pada satu sisi tubuh.
- Saat tuba falopi pecah, rasa nyeri dan pendarahan yang terjadi bisa sangat parah dan dapat menyebabkan Ibu pingsan.
Apa Penyebabnya?
Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan bisa terjadi karena telur yang sedang dibuahi tidak masuk dengan semestinya ke dalam rahim melainkan tertanam di dindng saluran telur seperti indung telur (ovarium), rongga perut (abdomen), rongga panggul, juga saluran leher rahim (canalis cervicalis uteri). Gangguan kehamilan ini sering terjadi karena tuba falopi rusak akibat peradangan atau bahkan cacat. Adanya ketidakseimbangan hormon atau perkembangan sel telur yang abnormal, bisa menjadi salah satu pemicunya, Bu.
Selain itu, masih ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kehamilan ektopik, seperti:
- Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
Jika Ibu pernah mengalami gangguan kehamilan semacam ini, ada kemungkinan hamil di luar kandungan ini bisa terjadi lagi meski tidak di tempat yang sama.
- Peradangan atau infeksi pada rongga panggul
Saat Ibu mengalami peradangan rongga panggul, muncul kemungkinan terjadinya hamil di luar kandungan. Begitu juga dengan radang tuba falopi (salpingitis) atau infeksi rahim yang disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti gonore atau chlamydia. Oleh sebab itu, segera periksakan kondisi Ibu sebelum merencanakan kehamilan, ya.
- Operasi saluran telur
Risiko terjadinya kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan, juga berkaitan dengan riwayat operasi di bagian tuba falopi yang pernah Ibu lakukan. Biasanya, operasi ini dilakukan untuk menghilangkan kondisi hamil ektopik sebelumnya atau operasi sterilisasi yang biasa disebut dengan ligasi tuba atau “mengikat tuba”.
- Perawatan kesuburan
Apabila Ibu melakukan perawatan kesuburan dengan mengonsumsi obat untuk merangsang ovulasi (pelepasan telur), risiko kehamilan ektopik dapat meningkat sekitar empat kali lipat. Selain itu, fertilisasi in-vitro (IVF) juga dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan ini. Hal ini bisa terjadi saat IVF tidak berhasil dan tanpa sengaja dapat menyebabkan kehamilan ektopik.
- Penggunaan Intrauterine Device (IUD)
Kontrasepsi yang di tanam di dalam rahim ini merupakan salah satu alat pengontrol kehamilan yang memiliki peluang berhasil 99 dari 100 kasus. Namun, apabila Ibu tetap mengalami kehamilan setelah menggunakan kontrasepsi jenis ini, ada kemungkinan Ibu bisa mengalami kehamilan ektopik.
Cara Mengobati Kehamilan Ektopik
Pada beberapa kasus, Ibu yang mengalami hamil di luar kandungan dan sudah tergolong parah harus segera dioperasi. Risikonya, tuba falopi dan ovarium dapat rusak karena harus diangkat. Namun, di kasus yang lebih ringan, Ibu hanya perlu menjalani operasi laparoskopi untuk
Akan tetapi, jika kondisi ini bisa dideteksi sejak dini, maka Ibu tidak perlu melakukan operas. Melainkan, Ibu hanya perlu menerima perawatan berupa obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan jaringan kehamilan. Setelah itu, Ibu harus melakukan tes darah tambahan untuk memastikan bahwa kondisi hamil di luar kandungan ini sudah bersih. Caranya adalah dengan mendeteksi tingkat hCG, hormon yang diproduksi selama kehamilan pada darah Ibu.
Bagaimana, Bu? Apakah sudah ada gambaran lebih jelas mengenai kondisi ini? Apabila Ibu termasuk salah satu orang yang pernah mengalaminya, jangan berkecil hati dulu, ya. Jika ditangani dengan tepat, Ibu yang ingin hamil setelah mengalami kehamilan ektopik ini berhasil menjalani kehamilan yang normal. Namun, sebelumnya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan Ibu kapan waktu yang tepat untuk mencobanya lagi.
Selamat menjalani masa kehamilan ya, Bu. Semoga Ibu dan si Kecil sehat selalu!