Penyakit epilepsi atau ayan dapat diderita oleh siapa saja di segala usia, bahkan gejalanya dapat dikenali sejak si Kecil baru lahir. Gejala epilepsi pada anak perlu diketahui lebih dini agar pengobatannya bisa lebih cepat dilakukan, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan si Kecil. Sebelum membahasnya lebih lanjut, jangan lupa untuk selalu memberikan asupan bernutrisi untuk si Kecil seperti susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil ya, Bu. Susu ini mengandung DHA 4x lebih tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya. 

ebook
Banner
Banner AKP

Dikutip dari CDC, epilepsi merupakan sebuah gangguan pada sistem saraf pusat yang disebabkan ketidaknormalan pola aktivitas listrik otak. Yuk, kenali dulu serba-serbi epilepsi pada anak berikut ini.

Jenis-jenis Epilepsi pada Anak

Epilepsi pada anak ternyata tidak hanya satu jenis saja, tapi diklasifikasikan menjadi empat. Jenis epilepsi yang umumnya diderita adalah sebagai berikut:

  1. Epilepsy partial seizure: Epilepsi pada anak ini anak akan menampakkan gejala suka melamun tapi masih sadar terhadap keadaan di sekitarnya.
  2. Epilepsy generalized seizures: gejala epilepsi pada anak ini akan membuat si Kecil suka melamun yang berlanjut tak sadarkan diri dan badan lemas selama beberapa waktu. Biasanya gejala ini muncul saat aktivitas jantung meningkat atau anak kelelahan.
  3. Epilepsy general tonic clonic seizure: Epilepsi pada anak ini terjadi jika sudah banyak mengalami kondisi gangguan organik di otak. Gejalanya adalah anak tidak sadarkan diri yang disertai dengan kejang-kejang selama 1-3 menit.
  4. Unclassified epileptic seizures: gejala yang timbul adalah langsung tidak sadarkan diri yang disertai dengan kejang-kejang dan penyebab lainnya yang tidak dapat dideteksi.

Gejala Epilepsi pada Anak

Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, gejala epilepsi sudah dapat terlihat sejak si Kecil masih bayi. Ciri-ciri epilepsi pada anak adalah sebagai berikut:

  1. Terdapat bercak coklat lebih dari enam buah di badan yang menyerupai tanda lahir dengan ukuran 1-2 cm.
  2. Adanya bercak kemerahan yang besarnya hampir menutupi sebagian wajah anak.
  3. Bercak di wajah dengan jumlah banyak yang tampilannya menyerupai jerawat.
  4. Mengalami kejang secara tiba-tiba dan akan berhenti dengan sendirinya selama kurang lebih 5 menit.
  5. Anak berhenti beraktivitas dan menatap dengan tatapan mata kosong seperti melamun yang disebut dengan kejang petit mal (petit mal seizure). Kejang ini berlangsung selama 30 detik hingga 1 menit dengan kondisi lengan atau kepala yang lunglai.
  6. Anak mengalami kedutan yang dimulai pada satu jari atau telapak tangan, lalu menjalar ke lengan hingga ke sebagian atau seluruh tubuh.
  7. Beberapa saat sebelum anak kejang, terdapat sebuah aura yang menyebabkan si Kecil merasa sakit tanpa sebab secara tiba-tiba, mencium bau yang tidak ada sumbernya, atau mendengar suara halusinasi. Selain itu ia akan merasa penglihatannya bermasalah atau ada perasaan aneh di bagian tubuhnya, khususnya perut.

Baca juga: Kejang pada Bayi? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Artikel Sejenis

Penyebab Epilepsi pada Anak

Setelah mengetahui ciri-ciri epilepsi pada anak dan jenisnya, Ibu juga harus tahu apa yang menjadi penyebabnya. Penyebab epilepsi pada anak dapat dibagi menjadi dua jenis. 

Pertama, epilepsi idiopatik atau epilepsi primer yang belum diketahui pasti penyebabnya. Namun beberapa ahli berpendapat epilepsi ini berkaitan dengan faktor genetik alias keturunan dari orangtuanya. Kedua, epilepsi simptomatik yang disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:

  1. Adanya kelainan otak. Anak mengalami kelainan otak seperti terdapat kanker atau tumor di kepalanya.
  2. Mengalami cedera otak saat di kandungan. Saat berada di kandungan, bayi memang sangat rentan mengalami cedera otak. Terlebih saat mengalami kondisi ibu terkena infeksi serta bayi kekurangan oksigen dan nutrisi.
  3. Terserang penyakit menular. Anak yang terserang penyakit menular seperti HIV/AIDS, meningitis, dan radang otak yang disebabkan virus dapat terjangkit epilepsi.
  4. Mengalami trauma di kepala. Jika secara tidak sengaja anak terkena benturan keras di kepala, maka dapat memicu timbulnya epilepsi.
  5. Kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami pendarahan di dalam otak yang dapat menyebabkan kejang dan perdarahan intrakranial.
  6. Kekurangan nutrisi tertentu dalam darah. Saat anak memiliki kadar natrium, kalsium, dan glukosa dalam darah rendah, maka dapat memicu epilepsi.

Bisakah Epilepsi Diobati?

Eplilepsi pada Bayi - ibudanbalita

Diperlukan diagnosa dokter untuk bisa mengobati epilepsi pada anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan kondisi saraf anak, tes elektroensefalografi (EEG) yang diikuti dengan sejumlah tes untuk mengetahui kondisi abnormal pada otak anak. Setelah terdiagnosis, maka perlu untuk diobati secepatnya untuk dapat menstabilkan aktivitas listrik dalam otak dan mengendalikan epilepsi pada anak.

Berikut ini ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk mengobati epilepsi pada anak:

  1. Epilepsi yang bersifat sementara ada yang bisa sembuh seiring berlalunya waktu.
  2. Melakukan perawatan untuk mengurangi kemungkinan serangan kejang, seperti tidak membiarkan anak terlalu kelelahan, cukup nutrisi, dan cukup tidur.
  3. Memberikan obat antiepileptic dan anticonvulsant yang harus diresepkan dengan kombinasi tepat untuk menghindari efek buruk.
  4. Jika kasusnya sudah ekstrim, maka jalan operasi dapat diambil untuk mengobati epilepsi pada anak.

Hal yang Harus Dilakukan Saat Si Kecil Mulai Kejang

Saat si Kecil mengalami salah satu gejala epilepsi pada anak di atas, sebaiknya Ibu jangan terlalu panik. Inilah beberapa hal yang bisa Ibu lakukan saat si Kecil mulai mengalami kejang-kejang:

  1. Jangan panik, tenangkan diri Ibu lebih dulu agar bisa menolong anak.
  2. Memastikan anak dalam keadaan aman, tidak terdapat benda tajam dan keras di area jangkauannya.
  3. Baringkan tubuhnya secara menyamping, boleh ke kanan atau kiri supaya cairan di dalam mulutnya tidak masuk ke saluran napas dan bisa keluar.
  4. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulutnya selama terjadi serangan kejang karena dapat menghambat jalan napas.
  5. Cek kondisinya di saat dan setelah kejang, apakah ia bernapas atau tidak. Bila ia tidak bernapas setelah kejang, segera bawa ia ke UGD di rumah sakit.
  6. Memberikan anak istirahat yang cukup dan tidak memberikan obat tambahan, kecuali dengan saran dokter.

Baca juga: Ini Ciri-ciri Bayi Tidak Sehat, Ibu Wajib Waspada

Demikianlah beberapa informasi penting seputar epilepsi pada anak yang sangat penting untuk Ibu ketahui. Jika sudah terdapat beberapa tanda di atas, maka segeralah berkonsultasi pada dokter agar mendapatkan diagnosa dan pengobatan secepatnya. Dengan rutin melakukan pengobatan, maka ada kemungkinan si Kecil bisa sembuh, Bu.

Untuk mencegah epilepsi pada anak, Ibu perlu memerhatikan asupan nutrisi untuk tumbuh kembang si Kecil dan menghindarkan mereka dari penyakit. Asupan yang bernutrisi tentu punya pengaruh yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan otak si Kecil.

Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA 4x lebih tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+.

Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. 

Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil. Selain mengandung DHA 4x lebih tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.

Selain pemenuhan nutrisi, Ibu juga bisa mengetahui progres pertumbuhan dan perkembangannya melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Di fitur ini, tinggi badan anak, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massanya akan diukur, serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk coba fiturnya di halaman ini!

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.