Pada usia balita, anak-anak umumnya akan mengalami fase tantrum. Kondisi anak tantrum tentu akan membuat Ibu stres dan kebingungan. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai anak tantrum, Ibu juga perlu memastikan asupan bernutrisi untuk tumbuh kembang si Kecil terpenuhi ya Bu. Pastikan Ibu memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk dukung akal cermat dan imunitas si Kecil ya, Bu. Susu ini mengandung DHA tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya.
Kembali membahas kondisi anak tantrum ya, Bu. Tantrum merupakan kondisi saat anak meluapkan emosinya dengan cara marah, menangis kencang, hingga mengamuk. Agar Ibu bisa melalui fase ini dengan lancar dan tenang, Ibu perlu paham mengenai kondisi ini dan cara mengatasinya.
Jika Ibu penasaran kapan anak mulai tantrum; menurut penelitian, kondisi anak tantrum biasanya terjadi saat ia sedang merasa marah dan sedih secara berlebihan tapi tidak bisa mengutarakannya ke dalam kata-kata yang tepat untuk meluapkan emosinya.
Pemicunya bisa karena si Kecil merasa lapar, haus, atau tidak mendapatkan apa yang ia mau. Yuk, kenali lebih dalam tentang fase anak tantrum!
Apakah Anak Tantrum Itu Wajar?
Tantrum adalah hal yang normal terjadi pada setiap anak sebagai bagian dari proses perkembangannya, sehingga Ibu tidak perlu terlalu risau jika menghadapi anak tantrum. Fase tantrum pada anak biasanya paling banyak terjadi antara usia 1 dan 3 tahun.
Saat si Kecil mengalaminya, penting bagi orangtua atau pengasuh untuk dapat mengontrol emosi dan mengambil tindakan yang tepat.
Namun, jika sudah melebihi batas wajar, maka Ibu sebagai orang tua perlu waspada. Sebab, hal itu bisa menjadi tanda adanya masalah pada tahapan perkembangan si Kecil.
Ciri-ciri Anak Tantrum yang Tidak Wajar
Inilah beberapa ciri-ciri anak tantrum yang tidak wajar yang perlu Ibu ketahui:
-
Durasi Marah yang Lama
Untuk anak normal, biasanya mereka akan mengamuk sekitar 20 hingga 30 detik saja. Lalu durasi tantrum pada anak yang paling lama mencapai 15 menit.
Setelah itu, suasana hatinya akan mulai tenang dan kembali seperti biasa. Ibu perlu waspada jika anak tantrum hingga lebih dari 25 menit. Durasi tantrum yang lama suasana hati anak bukannya kembali normal justru makin memburuk.
Seiring bertambahnya usia dan disertai dengan dukungan keluarga untuk merubah sikapnya jadi lebih baik, sikap si Kecil pun dapat berubah.
Namun jika kebiasaan ini terus bertambah parah hingga usia anak 4 tahun ke atas, maka Ibu sebaiknya segera membawa anak ke psikolog.
-
Frekuensinya Sering Terjadi
Tantrum merupakan bentuk respon akibat ketidakmampuan si Kecil mengatur impuls emosional yang dimilikinya.
Jika frekuensi anak tantrum terjadi sudah lebih dari lima kali sehari dengan tindakan berteriak atau melempar barang, maka bisa dikatakan ia sudah melebihi batas normal.
Ibu juga perlu mewaspadai jika dalam sebulan si Kecil mengalami tantrum sebanyak 10 hingga 20 kali. Kemungkinan si Kecil sedang mengalami masalah kejiwaan serius dan harus mendapatkan penanganan oleh ahli seorang psikolog.
-
Melakukan Kontak Fisik dengan Orang Lain
Saat anak tantrum hingga melakukan kontak fisik dengan orang lain, seperti menendang, memukul, mencakar, dan sebagainya, maka bisa disebut tantrumnya sudah tidak wajar.
Tindakan mengamuk tersebut pun dapat menyebabkan orang yang akan menenangkannya merasa kesakitan dan kewalahan. Waspadalah, Bu, sebab bisa jadi ini merupakan tanda anak mengalami gangguan emosional.
-
Melukai Diri Sendiri
Jika ada anak tantrum kemudian dilanjutkan dengan melukai orang lain atau dirinya sendiri, seperti membenturkan kepala atau mencakar tubuhnya.
Tindakan tersebut menunjukkan tanda bahwa ia memiliki tekanan psikologis dengan level berat sekaligus sebagai bentuk mencari perhatian orangtuanya setelah ia tidak mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Ini juga menjadi salah satu bahaya tantrum pada anak ya, Bu.
Biasanya tindakan menyakiti diri sendiri mulai anak usia 16 bulan hingga 2 tahun saat ia masih belum lancar berbicara, sehingga sulit untuk mengutarakan keinginannya.
Memasuki usia 3 tahun, kebiasaan ini akan berangsur berkurang dan hilang dengan sendirinya.
-
Belum Mampu Menenangkan Diri
Tanda terakhir anak tantrum sudah melebihi batas normal adalah si Kecil belum mampu untuk menenangkan dirinya sendiri setelah mengeluarkan emosinya.
Ini menyebabkan kemarahan si Kecil semakin parah hingga mengamuk dan berteriak-teriak.
Baca juga: 2 Jenis Tantrum pada Anak dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Anak Tantrum
Kewalahan, jengkel, hingga cemas pasti akan hinggap di hati setiap orangtua yang menghadapi anak tantrum berlebihan. Ada beberapa cara mengatasi anak tantrum yang bisa Ibu dan Ayah coba lakukan, yaitu:
-
Berikan pelukan dan ciuman
Jika memungkinkan untuk mendekati anak tantrum yang sedang mengamuk, segeralah untuk memeluk dan mencium mereka, Bu. Keduanya merupakan tindakan sederhana tapi berdampak sangat besar untuk menenangkan anak dan mencegah bahaya tantrum.
-
Ajak anak bicara
Anak tantrum karena menginginkan sesuatu tapi tidak bisa mengungkapkannya. Untuk itu Ibu perlu mengajaknya berbicara, tapi tunggu hingga ia tenang. Anak yang sedang mengamuk mustahil untuk diajak berkomunikasi.
Jika ia belum bisa lancar berbicara, berikan pertanyaan yang mungkin menjadi penyebab ia marah dan ia pasti akan merespon dengan anggukan atau gelengan kepala.
-
Hentikan aktivitas yang Ibu lakukan
Anak sangat ingin mendapatkan perhatian orangtuanya, terlebih saat orangtuanya sedang sibuk melakukan sesuatu.
Jadi jika anak tantrum tanpa sebab di saat Ibu sedang sibuk, maka hentikan dulu kegiatan yang sedang Ibu lakukan. Temani si Kecil dan buat ia sibuk melakukan sesuatu agar Ibu bisa tenang menyelesaikan pekerjaan Ibu.
-
Alihkan perhatiannya
Anak-anak yang masih sulit menyampaikan perasaannya lewat kata-kata masih mudah untuk dialihkan perhatiannya. Untuk meredakan anak tantrum, alihkan perhatiannya dengan memberikan mainan favorit, bernyanyi lembut, atau menunjukkan sesuatu yang menarik.
-
Berikan ia waktu bagi dirinya sendiri
Beberapa anak tantrum tidak bisa didekati saat sedang mengamuk. Bila ia tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain, tak ada salahnya untuk memberikan ia waktu sendiri dulu sambil menemani di dekatnya sebagai kunci dari cara menghadapi anak tantrum. Saat kekesalannya sudah mereda, ia pun akan kembali normal.
-
Mandi dan bermain air
Setiap anak kecil menyukai bermain air. Cara ini juga bisa digunakan untuk mengatasi anak tantrum. Ajak ia mandi sambil bermain busa dan membawa mainan favoritnya, ia pun akan takluk dengan mudah.
-
Ajak bercanda
Anak-anak pasti menyukai saat Ibu mengajaknya bercanda, seperti membuat ekspresi wajah lucu atau membuat guyonan. Gunakan cara ini saat anak tantrum atau marah. Ia pun akan tersenyum bahkan tertawa geli melihat Ibu!
-
Bermain dengan teman
Bermain bisa meredakan emosi anak tantrum. Jika ia dekat dengan seorang teman atau saudaranya, ajak ia untuk bermain bersama mereka.
-
Bantu si Kecil mengeluarkan perasaannya dengan cara lain
Merujuk pada National Health Service, Ibu bisa coba bantu si Kecil mengenali perasaan mereka dengan mengatakan hal-hal seperti; "Ibu tahu kamu marah karena....".
Dengan cara ini Ibu bisa membantu si Kecil untuk lebih mengenal perasaan frustasi mereka dan membantu mereka untuk menyebutkan perasaan mereka ini.
Jika diperlukan, ajak si Kecil ke tempat yang luas seperti taman dan biarkan si Kecil berlari atau berteriak. Cara ini dapat mengajarkan si Kecil mengekspresikan diri tanpa harus menyakiti orang lain.
Anak yang mengalami tantrum melebihi batas wajar menandakan ada masalah psikologis pada dirinya. Jika cara-cara mengatasi tantrum pada anak di atas sudah tidak mempan, jangan ragu untuk membawa si Kecil ke psikolog anak. Ibu dapat berkonsultasi tentang amukan yang anak lakukan dan mendapatkan saran dari ahlinya.
Selain memerhatikan perkembangan emosi dan psikologi si Kecil, Ibu juga harus selalu memastikan asupan nutrisi yang terbaik untuk si Kecil. Asupan bernutrisi ini penting untuk mendukung setiap stimulasi yang diberikan untuk tumbuh dan kembang si Kecil. Jika perlu, berikan asupan nutrisi pendukung untuk mengoptimalkan kecerdasan dan tumbuh kembang si Kecil.
Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+.
Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.
Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk dukung akal cermat dan imunitas si Kecil. Selain mengandung DHA tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.
Untuk tambahan informasi, Ibu juga bisa memantau Kemampuan Sosial Emosional di Kecil terhadap diri dan lingkungannya dengan memanfaatkan fitur Emo Meter dari Akademi Keluarga Prima. Coba sekarang di halaman ini ya!
Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!