Sang kakak yang sudah mulai mandiri tidak mau diganggu oleh adiknya yang sedang asyik bereksplorasi, sehingga ‘pertengkaran’ pun tak terelakkan. Bagaimana memahami dan mengatasi persaingan kakak adik sehingga Ibu bisa mengerjakan pekerjaan di rumah dengan tenang?
Persaingan antar kakak adik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dalam sebuah keluarga. Ini merupakan hal yang normal, alami dan tak dapat dihindari. Mengapa? Karena anak-anak merupakan individu yang unik dengan kepribadian yang berbeda satu sama lain, sehingga potensi konflik pun pasti ada.
Benih-benih persaingan biasanya mulai muncul ketika si sulung memiliki adik baru. Sang kakak mungkin merasa setelah adiknya lahir nanti, Ibu atau Ayah tidak lagi memerhatikannya. Kakak menjadi merasa tersaingi dan ‘terancam’ dengan kehadiran adik barunya. Bagaimana menyiasatinya? Ajak si sulung mengunjungi rumah sakit dimana Ibu merencanakan untuk melahirkan nanti. Belikan sang kakak mainan berupa boneka bayi dan ajarkan cara merawat ‘bayi boneka’nya. Setelah adiknya lahir nanti, selalu luangkan waktu untuk tetap bermain dengan si sulung, jangan ‘terlalu asyik’ merawat adiknya agar kakak tidak merasa tersisihkan. Waktu berbelanja keperluan bayi, cobalah minta pendapat si sulung mengenai warna kaos kaki yang cocok untuk dipakai adiknya nanti.
Cemburu juga bisa timbul jika adik merasa diperlakukan tidak adil oleh Ibu atau Ayah. Adik cemburu karena kakaknya sudah diperbolehkan melakukan hal yang belum boleh dilakukan olehnya. Atau bisa juga muncul ketika kakak mendapatkan ‘hak istimewa’, misalnya sang kakak boleh tidur lebih malam. Bagaimana kalau kasusnya seperti ini? Pastikan bahwa kakak memiliki hubungan yang baik dengan adik dan mereka sering menghabiskan waktu bersama. Jelaskan pada sang adik bahwa selain memiliki ‘keistimewaan’ boleh tidur lebih malam, kakak juga punya ‘kewajiban’ yaitu mengerjakan PR (pekerjaan rumah) dari sekolah. Ibu juga bisa menjadikan kakak sebagai role model untuk adiknya, sehingga mendorongnya selalu mengerjakan PR jika sudah sekolah nanti.
Komunikasi yang kurang baik juga bisa menjadi penyebab persaingan kakak dengan adiknya. Bantulah anak-anak untuk dapat mengomunikasikan kebutuhannya dan apa yang mereka inginkan dari kakak/adiknya, bantu untuk saling memahami. Masa-masa dimana sang kakak tidak mau diganggu sang adik dan sang adik tidak mau mengalah merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan anak-anak saling menghargai dan menyelesaikan perselisihan yang mereka hadapi. Hal ini merupakan sarana si Kecil untuk mempelajari, mempraktekan dan memahami hubungan interpersonal. Si Kecil mulai belajar berempati, mengerti dan berkomunikasi, mengatasi emosi negatif seperti rasa cemburu. Yang penting orang tua dapat secara efektif menanganinya dengan mendorong komunikasi dan kemampuan problem solving sehingga kemampuan si Kecil bersosialisasi pun menjadi lebih baik dan persaingan dapat dikendalikan ke arah yang positif.