Hai Bu, apa kabar si Kecil saat ini? Sebagai orang tua yang menginginkan si Kecil tumbuh dengan baik, tentunya Ibu perlu memahami tentang psikologi anak, khususnya ketika ia marah. Tentunya, semua orang tua tak menginginkan putra-putrinya tumbuh menjadi seseorang yang pemarah, bukan?
Untuk itu, penting untuk mengetahui terlebih dulu apa saja yang bisa membuat si Kecil mudah marah, sehingga Ibu bisa memberikan perlakuan yang tepat. Ibu bisa memulainya dengan mempelajari hal-hal di bawah ini:
Penyebab
Umumnya, ada dua hal yang membuat si Kecil mudah meluapkan emosinya. Pertama, bisa karena keinginannya tak sebanding dengan kemampuannya atau keadaan. Misalnya, ketika si Kecil tak juga berhasil menyelesaikan sebuah permainan sehingga membuatnya frustasi yang lantas diluapkan dengan kemarahan.
Kedua, si Kecil bisa mudah marah karena didorong keinginannya untuk cepat menjadi besar. Misalnya, ketika si Kecil menginginkan sesuatu tetapi orang tua selalu melarangnya karena ia belum cukup umur untuk melakukannya.
Cara Mengatasinya
- Kendalikan Emosi
Menghadapi psikologi anak yang sedang marah membutuhkan kesabaran yang sangat besar. Tidak sedikit orang tua yang menyikapi emosi anaknya dengan emosi juga. Alhasil, si Kecil bukannya semakin diam dan tenang, tetapi malah semakin melawan.
- Ketahui Sumber Kemarahannya
Setelah Ibu cukup tenang untuk menghadapi kemarahan si Kecil, cobalah untuk mendekatinya dan mencari tahu penyebab kemarahannya. Tanyakanlah secara baik-baik dengan nada yang hangat. Dengan begitu, emosi si Kecil perlahan akan mulai membaik dan ia dapat mengungkapkan maksud yang diinginkan. Membangun komunikasi yang baik dengan si Kecil seperti ini, dapat meningkatkan kepercayaan si Kecil untuk selalu menceritakan keinginannya kepada orang tua tanpa perlu mengeluarkan emosi.
- Memeluknya dengan Kasih Sayang
Setelah si Kecil cukup tenang dan mau menceritakan perihal kemarahannya, cobalah untuk memberikan nasihat sederhana dan solusi yang dapat meredakan rasa kesalnya. Tataplah mata si Kecil dengan penuh kasing sayang dan berikan sebuah pelukan yang hangat setelahnya. Pelukan seorang ibu akan membantu menenangkannya ketika marah dan memberikan rasa aman baginya.
Dengan memahami psikologi anak saat marah, orang tua dapat memberikan perlakuan yang bijak ketika menghadapinya. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan contoh yang baik dengan selalu bersikap tenang dan tak mudah marah-marah. Salam untuk si Kecil tersayang, Bu!
Dengan memahami psikologi anak saat marah, orang tua dapat memberikan perlakuan yang bijak ketika menghadapinya. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan contoh yang baik dengan selalu bersikap tenang dan tak mudah marah-marah. Salam untuk si Kecil tersayang, Bu!