Stunting adalah salah satu gangguan tumbuh kembang yang bisa terjadi pada anak. Kabar baiknya pencegahan stunting bisa dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan untuk mengurangi risiko terjadinya stunting. Demi mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil, pastikan Ibu memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil ya, Bu. Susu ini mengandung DHA 4x lebih tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya. 

ebook
Banner
Banner AKP

Stunting sendiri merupakan kondisi yang menyebabkan anak memiliki perawakan pendek. Stunting bisa disebabkan oleh faktor genetik, sanitasi yang kurang baik, hingga kurangnya asupan nutrisi selama masa kehamilan. 

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kasus stunting seringkali terjadi di masyarakat tanpa disadari. Biasanya terjadi pada komunitas orang tua yang kurang menyadari apa itu stunting dan pentingnya pencegahan stunting dengan melakukan kontrol rutin terkait perkembangan anak.

Secara kasat mata, anak yang terkena penyakit stunting memang tidak terlalu bisa dibedakan dengan kebanyakan anak lainnya. Sering kali, orang tua yang tidak memahami tentang stunting, tak bisa membedakan mana yang pertumbuhan anak terlambat dengan anak yang terkena stunting.

Artikel Sejenis

Oleh sebab itu, Ibu perlu mengetahui penyebab dan bagaimana cara penanganan stunting pada anak sejak dini. Mari simak informasi lengkapnya dalam artikel berikut ini. ya bu.

Baca juga: Tips Optimalkan Pertumbuhan Tinggi Anak

Penyebab Stunting pada Anak

Setelah Ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit stunting, berikut ini ada beberapa faktor utama yang bisa menjadi penyebab stunting dan wajib Ibu ketahui:

  1. Ibu kurang mengonsumsi makanan dan minuman bergizi selama hamil dan menyusui. Misalnya, kekurangan nutrisi yang mengandung Protein, Asam Folat, Kalsium, Zat Besi, Omega 3, dan Serat.
  2. Si Kecil tidak mendapat ASI eksklusif dan jumlah serta kualitas MPASI-nya tidak mencukupi kebutuhan si Kecil ketika berusia 6 bulan ke atas.
  3. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Misalnya, kekurangan air bersih dan tidak mempunyai saluran pembuangan limbah mandi, mencuci, atau membuang kotoran yang baik. Akibatnya, si Kecil, terutama saat berusia kurang dari 2 tahun, lebih rawan terkena infeksi maupun bermacam penyakit.
  4. Kurangnya fasilitas kesehatan untuk ibu dan anak dari masa kehamilan hingga kelahiran dan pertumbuhan.
  5. Kurangnya stimulasi psikososial melalui hubungan orang tua-anak semasa perkembangan anak.
  6. Faktor keturunan. Penderita stunting kemungkinan besar juga akan melahirkan anak yang menderita stunting.

Efek Stunting pada Anak

Efek stunting pada anak - ibudanbalita

Seperti yang sudah disinggung di atas, stunting memiliki beberapa efek pada si Kecil. Berikut efek-efek tersebut:

  1. Pertumbuhan si Kecil terhambat di mana tinggi dan berat badannya tidak sesuai atau di bawah angka rata-rata pertumbuhan anak seusianya.
  2. Ukuran lingkar kepala si Kecil lebih kecil dibanding ukuran normal anak seusianya. Hal ini menandakan otaknya tidak berkembang dengan baik.
  3. Bila otaknya kurang berkembang, maka daya tangkapnya pun kurang maksimal.
  4. Prestasi anak di bidang akademik kurang baik.
  5. Si Kecil cenderung pendek dibandingkan teman seusianya.
  6. Badan si Kecil terlalu kurus atau bisa jadi malah kegemukan akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi gula.
  7. Si Kecil mudah terserang penyakit.

Baca juga: Kenali Aspek Penting dalam Tumbuh Kembang Anak

6 Cara Pencegahan Stunting pada Anak Sejak Masa Kehamilan

Cara pencegahan stunting pada anak sejak masa kehamilan - ibudanbalita

Menurut data Riskesdas tahun 2018 yang dilansir dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah anak penderita stunting di Indonesia mengalami penurunan. Tetapi langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya? 

  1. Pencegahan stunting: Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

    Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk pencegahan stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Sebab, salah satu faktor penyebab terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi pada Ibu hamil. 

    Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar Ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. 

    Beberapa makanan pencegah stunting yang dapat Ibu konsumsi selama masa kehamilan di antaranya kacang-kacangan, telur, tempe dan tahu, hati ayam, dan ikan.

  2. Pencegahan stunting: rutin kontrol kehamilan

    Rutin melakukan kontrol kandungan ke bidan atau dokter kandungan untuk mengetahui tumbuh kembang janin. Apalagi, saat ini rumah sakit telah dilengkapi dengan berbagai macam perangkat medis yang didukung oleh teknologi yang canggih untuk membantu para ibu hamil memantau kondisi janin mereka. Tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi ini dengan baik untuk memastikan janin tumbuh dan berkembang dengan baik sebagaimana mestinya.

  3. Pencegahan stunting: Beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

    Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting atau menjadi pencegahan stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. 

    Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

  4. Pencegahan stunting: Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

    Ketika si Kecil menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk pencegahan stunting

    WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut dan konsultasikan dulu dengan dokter.

    Memberikan MPASI setelah si Kecil berusia 6 bulan dengan tekstur makanan yang ditingkatkan sesuai usia bayi. Meskipun 6 bulan, ibu diharapkan masih tetap diharapkan memberikan ASI sebagai sumber utama nutrisi si Kecil. 

    Namun, di samping itu Ibu juga sudah mulai dapat memberikan asupan tambahan seperti susu formula atau bubur bayi yang dapat membantu memenuhi asupan anak.

  5. Pencegahan stunting: Terus memantau tumbuh kembang anak

    Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan tumbuh kembang seperti stunting dan penanganannya.

  6. Pencegahan Stunting: Selalu jaga kebersihan lingkungan

    Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. 

    Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Pencegahan stunting menjadi penting dilakukan karena perkembangan anak tentunya menjadi prioritas utama setiap orangtua. Jangan sampai kondisi stunting tersebut dialami oleh si Kecil ya, Bu. Lakukan pencegahan stunting pada anak dengan memenuhi asupan nutrisi berkualitas dari makanan bergizi dan susu pertumbuhan, seperti Frisian Flag PRIMAGRO 3+.

Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA 4x lebih tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+.

Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. 

Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung imunitas dan akal cermat si Kecil. Selain mengandung DHA 4x lebih tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.

Sebagai salah satu penanganan stunting, Ibu bisa memantau terus tumbuh kembang si Kecil dengan menggunakan Rapor Tumbuh Kembang Prima yang ada pada Akademi Keluarga Prima. Dengan begitu, Ibu bisa memastikan bahwa si Kecil tumbuh dengan optimal.

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.