Untuk memantau perkembangan anak usia dini, Ibu harus lebih dulu mengetahui aspek dan karakteristik berbeda sesuai umur anak. Di setiap tahapan perkembangan anak usia dini tersebut, si kecil akan menunjukkan kebiasaan yang baru.
Sebelum memahami tentang perkembangan anak usia dini, apakah Ibu sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan anak usia dini itu sendiri? Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun.
Adapun, karakteristik perkembangan anak usia dini adalah kemajuan yang dialami anak secara menyeluruh, mulai dari segi fisik hingga sisi sosio emosional anak. Oleh karena itu, usia dini menjadi masa kritis bagi anak karena di periode ini otak anak berkembang dengan sangat pesat dan masih bisa berubah sesuai dengan faktor bentukan orang tua hingga lingkungan di sekitarnya.
Perkembangan anak usia dini yang paling krusial disebut terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan atau dari awal kehamilan hingga berusia 2 tahun. Dalam fase ini, kapasitas otak anak mengalami perkembangan hingga 80% dibanding otak orang dewasa.
Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan anak usia dini akan lebih mudah untuk Ibu pantau jika digolongkan ke dalam 4 aspek perkembangan anak usia dini. Dengan begini, Ibu bisa memberikan bimbingan kepada si kecil sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini.
-
Perkembangan fisik dan motorik
Aspek perkembangan anak usia dini ini meliputi pertambahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otak, hingga keterampilan motorik kasar dan motorik halus anak. Untuk melihat perkembangan motorik kasar, ditandai dengan aktifnya anak bergerak.
Jika perkembangan anak usia dini di aspek ini berjalan dengan baik, maka si kecil akan semakin piawai menyelaraskan gerakan tubuh dengan minat ataupun kebutuhannya. Sementara motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otak kecil dan koordinasi organ tubuh (misalnya mata dan tangan). Beberapa contoh dari motorik halus adalah memegang pensil warna, menyusun balok dan lainnya.
-
Kemampuan berkomunikasi atau berbahasa
Aspek perkembangan anak usia dini selanjutnya adalah kemampuan berkomunikasi dan bahasa. Periode penting dalam perkembangan kemampuan bahasa terjadi sejak bayi baru lahir sampai dengan usia lima tahun. Kemampuan berbahasa dan berkomunikasi anak akan berkembang dengan pesat ketika mereka berada di masa prasekolah.
Sebagai salah satu aspek dari perkembangan anak usia dini, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi menjadi indikator dari seluruh perkembangan anak. Pasalnya, dari kemampuan berbahasa ini bisa dideteksi jika ada keterlambatan atau kelainan pada sistem lain seperti kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.
-
Aspek Kognitif (belajar, berpikir, dan memecahkan masalah)
Teori perkembangan anak usia dini dalam aspek kognitif yang banyak digunakan saat ini adalah pendapat dari Jean Piaget, seorang profesor psikologi dari Universitas Geneva, Swiss. Ia menyatakan bahwa anak-anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Sebagai bagian dari aspek dan karakteristik perkembangan anak usia dini, perkembangan kognitif anak dibagi Piaget ke dalam 4 tahap, yaitu:
-
Tahap sensorimotor (0-24 bulan)
Pada masa perkembangan anak usia dini ini, kemampuan bayi terbatas pada gerak refleks dan panca inderanya. Bayi tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang lain. Maka dari itu, bayi dianggap “egosentris”.
-
Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada masa ini, anak mulai dapat menerima rangsangan, tetapi sangat terbatas. Ia juga masih “egosentris” karena hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri. Kemampuan berbahasa dan kosakata anak juga sudah berkembang, meski masih jauh dari logis.
-
Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada masa ini, kemampuan mengingat dan berpikir secara logis pada anak sudah meningkat. Anak juga sudah mengerti konsep sebab akibat secara rasional dan sistematis. Kemampuan belajar konsep meningkat, sehingga anak mulai dapat belajar matematika dan membaca.
-
Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran. Kemampuan ini akan membantu anak melewati masa peralihan dari masa remaja menuju fase dewasa atau dunia nyata.
-
-
Perkembangan sosio-emosional anak
Sejak bayi dilahirkan, aspek perkembangan anak usia dini ini sudah terlihat. Segi emosional anak bisa dilihat dari berbagai contoh sikap bayi, seperti tersenyum atau menghentak-hentakkan kakinya saat merasa senang. Ekspresi lain bisa ditunjukan seperti menangis sebagai ekspresi ketika si kecil merasa tidak senang.
Pada masa pertumbuhan, anak cenderung mengungkapkan emosinya dengan gerakan otot seperti melempar, membanting atau memukul sesuatu. Seiring bertambahnya usia, reaksi emosional anak akan berubah menjadi verbal dengan mengungkapkan apa yang ia rasakan dengan kata-kata tertentu.
Kedekatan si kecil dengan orang dewasa dan lingkungan sekitar juga menjadi aspek dari perkembangan anak usia dini serta perkembangan kognitif anak usia dini untuk perkembangan sosialnya. Perkembangan sosial mengacu kepada perkembangan kemampuan anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Pada awalnya, anak hanya mengenal orang-orang yang berada di dekatnya, seperti pengasuh utama, kakak atau adik, dan orang lain yang tinggal serumah dengannya. Seiring dengan pertambahan usia anak, ia akan mengenal orang di luar rumah dan perlu diajari aturan-aturan dalam bersosialisasi, seperti sopan santun, disiplin, dan lain sebagainya.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Perkembangan Anak Usia Dini
Setiap orang tua pasti ingin anaknya berkembang dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian, untuk dapat berkembang dengan baik, anak-anak perlu mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan usianya. Stimulasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan kognitif anak.
Untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif anak usia dini serta perkembangan anak usia dini, Ibu harus menyesuaikan cara pembelajaran dengan karakteristik usianya. Berikut beberapa poin yang harus Ibu perhatikan dalam perkembangan anak usia dini.
-
Usia 0-1 tahun
Fase ini merupakan masa tumbuh kembang yang paling cepat dibanding kelompok umur lainnya. Di masa ini, anak yang masih bayi akan mempelajari berbagai kemampuan dan keterampilan dasar. Karakteristik anak usia bayi adalah memiliki keterampilan motorik, seperti berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan. Selain itu, anak belajar menggunakan panca inderanya, yaitu melihat, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut.
Dari segi komunikasi sosial, anak berusaha berkomunikasi dengan orang dewasa menggunakan bahasa verbal yang belum sempurna maupun nonverbal. Pada usia 1 tahun, anak sudah dapat mengucapkan kata pertamanya dengan jelas dan dimengerti orang dewasa, bukan hanya sekedar 'ba-ba-ba' saja, namun sudah bisa mengucapkan kata 'ma-ma', 'pa-pa', atau 'ma-u'.
-
Usia 2-3 tahun
Perkembangan anak usia dini di fase ini ditandai dengan anak yang sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak juga mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan berceloteh. Pada usia 2 tahun, anak sudah menguasai 120-200 kata dan dapat menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat. Misalnya, sudah bisa mengucapkan kesukaannya, seperti ‘mau makan nasi’ atau ‘tidak boleh tidur’
Pada usia 3 tahun, umumnya si Kecil sudah bisa menguasai lebih banyak kata lagi, yaitu 900-1000 kata dan sudah bisa menanyakan pertanyaan singkat. Secara sosio emosional, anak juga akan belajar memahami pembicaraan orang lain dan mengungkapkan isi hati dan pikiran. Selain itu, anak juga akan belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui di luar lingkup keluarga.
-
Usia 3-6 tahun
Di usia ini, beberapa anak mungkin sudah mulai memasuki institusi bermain, seperti playgroup atau taman kanak-kanak. Pada masa ini, anak sebisa mungkin harus dilibatkan dalam banyak kegiatan agar membantu mengembangkan otot-otot anak. Interaksinya dengan lingkungan juga akan semakin luas sehingga perkembangan bahasanya semakin baik. Anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya.
Dari sisi kognitif, perkembangan usia dini di fase ini sangat pesat. Salah satunya ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya dan sering bertanya tentang semua hal yang dilihatnya. Meski demikian, anak masih bersifat individu walaupun sering bermain bersama teman-temannya. Ini adalah sifat alamiah anak dan akan berkembang seiring pertambahan usianya.
-
Usia 7-8 tahun
Di fase terakhir perkembangan kognitif anak usia dini ini, anak akan mengalami perkembangan kognitif yang signifikan. Hal ini ditandai dengan kemampuannya berpikir secara analisis dan sintesis, serta deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian). Dari segi perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar rumah untuk bergaul dengan teman sebayanya.
Anak juga mulai menyukai permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi. Sedangkan dari segi emosi, Ibu akan melihat kepribadiannya mulai terbentuk dan tampak sebagai bagian dari karakter anak yang dibawanya hingga dewasa.
Penting bagi Ibu untuk selalu memantau tumbuh kembang si Kecil dengan baik. Salah satu caranya dengan memenuhi asupan nutrisi berkualitas dari makanan bergizi dan susu pertumbuhan, seperti Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk usia 1 sampai 3 tahun, dan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk usia 3 sampai 6 tahun.
Susu Frisian Flag PRIMAGRO mengandung DHA yang adalah asam lemak dan termasuk dalam kelompok omega-3 yang merupakan nutrisi utama untuk membantu fungsi otak. Nah, DHA berperan penting untuk mengoptimalkan kecerdasan otak dan kesehatan retina mata si Kecil. Penuhi kebutuhan harian DHA dengan susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO karena memiliki DHA 4x lebih tinggi!
Selain itu Frisian Flag PRIMAGRO juga mengandung 9AAE yang lengkap dan merupakan protein yang mudah diserap oleh tubuh untuk mendukung pertumbuhan otak dan otot si Kecil. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%.
Selain DHA 4x lebih tinggi dan 9AAE yang lengkap, Frisian Flag PRIMAGRO satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung omega 3 (ALA), omega 6 (LA), minyak ikan, kolin, sphingomyelin, asam sialat, dan tirosin tertinggi untuk memaksimalkan perkembangan otak serta kecerdasan.
Selain pemenuhan nutrisi, Ibu juga bisa mengetahui progres pertumbuhan dan perkembangannya melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Di fitur ini, tinggi badan anak, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massanya akan diukur, serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk coba sekarang!