Berat badan anak yang nampak berlebih dibandingkan dengan teman sebayanya mungkin membuat Ibu khawatir apakah ia termasuk obesitas atau tidak. Pasalnya, kondisi ini bisa membahayakan tumbuh kembangnya jika tidak diatasi sejak awal. Selain mengonsultasikannya kepada tenaga kesehatan, Ibu juga perlu memastikan nutrisinya terpenuhi dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ yang bisa mendukung si Kecil tumbuh Cermat dan Kuat ya, Bu. Susu ini mengandung DHA 4x lebih tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya. Si Kecil pun dapat tumbuh cermat dan kuat.
Apakah Ibu menyadari kalau kini banyak anak-anak memiliki berat badan berlebih alias obesitas? Kondisi ini memang sedang menjadi kekhawatiran oleh praktisi anak di seluruh dunia, baik di negara berkembang maupun negara maju. Indonesia pun tak luput dari masalah obesitas pada anak dimana berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018, terdapat 3,8% balita di Indonesia yang mengalami obesitas.
Penyebab obesitas bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Para orangtua pun harus lebih peka terhadap masalah ini dengan mengetahui apa saja tanda-tanda, faktor penyebab, dan cara menanganinya.
Gejala Obesitas pada Anak
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), berikut ini beberapa gejala obesitas pada anak yang perlu diketahui Ibu:
- Wajah bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap.
- Leher relatif pendek.
- Pada anak laki-laki, tanda obesitas pada anak terlihat pada dada membusung dan payudara sedikit membesar, serta penis mengecil (tidak terlihat secara utuh karena tertutup oleh timbunan lemak).
- Perut buncit.
- Tanda obesitas pada anak lainnya yaitu kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan.
Penyebab Obesitas pada Anak
Ada beberapa faktor penyebab obesitas pada anak. Diantaranya adalah:
-
Pola Makan
Gaya hidup menjadi faktor utama obesitas pada anak. Makan makanan yang tidak sehat adalah salah satu contoh gaya hidup yang sangat tidak baik. Makanan tidak sehat ini diantaranya adalah makanan yang tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula.
Contohnya saja junk food, es krim, coklat, permen, dan gorengan. Kurang aktif bergerak semakin menambah buruk gaya hidup seorang anak. Terlalu lama duduk sambil menonton TV atau bermain gadget merupakan kebiasaan anak-anak di masa modern ini yang perlu diperhatikan.
-
Faktor genetik
Sebenarnya faktor genetik tidak mutlak menjadi penyebab obesitas pada anak. Namun, jika terdapat anggota keluarga yang mengidap obesitas, maka risiko kemungkinan anak mengalami kegemukan pun semakin besar. Selain itu orangtua yang memiliki gaya hidup tidak sehat, anak pun cenderung akan mengikutinya.
-
Faktor psikologis
Faktor penyebab obesitas pada anak yang selanjutnya adalah psikologis. Anak-anak yang mengalami masalah psikologis biasanya akan menjadikan makanan sebagai bentuk pelarian.
Misalnya saja ia memiliki masalah di rumah atau di sekolah, nilainya kurang baik, adanya penekanan, dan sebagainya. Akibatnya, tubuhnya pun akan menggemuk dan akhirnya mengalami obesitas.
Bahaya Obesitas pada Anak
Jangan dianggap remeh, dampak obesitas pada anak dapat menyebabkan beberapa bahaya obesitas pada anak sebagai berikut:
- Penyakit pernapasan
- Gangguan pola tidur
- Gangguan pada tulang
- Gangguan perilaku
- Tidak percaya diri
- Mengalami depresi
Cara Mengatasi Obesitas pada Anak
Jika si Kecil sudah atau baru mulai menunjukkan tanda-tanda adanya obesitas pada anak, tak perlu putus asa dulu ya, Bu. Inilah beberapa cara mengatasi obesitas pada anak:
-
Ajak si Kecil aktif bergerak
Ibu bisa mengatasi obesitas pada anak dengan mengajak si Kecil aktif bergerak secara rutin. Buatlah kegiatan yang menyenangkan, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Contohnya saja bermain tangkap bola, menyiram tanaman, berenang, membersihkan rumah, bersepeda, dan sebagainya. Lakukan kegiatan setidaknya seminggu 2 hingga 3 kali agar kalori dan lemak dalam tubuh terbakar, sehingga tubuh pun lebih sehat.
-
Batasi penggunaan Gadget atau barang elektronik
Cara kedua untuk mencegah obesitas pada anak yaitu membatasi penggunaan gadget atau barang elektronik. Tidak apa untuk mengenalkan anak dengan barang elektronik dan gadget untuk menambah pengetahuannya, asalkan penggunaannya harus dibatasi.
Untuk anak usia 3 hingga 6 tahun sebaiknya hanya boleh screen time selama 1 hingga 2 jam saja per hari. Jika ia merasa bosan, gantilah dengan membaca buku atau bermain permainan.
-
Ubah pola makan lebih sehat
Mengubah pola dan menu makanan anak sangat wajib untuk Ibu lakukan. Namun jangan melakukannya secara drastis, karena akan membuat anak menjadi frustasi dan justru menolak untuk makan.
Lakukan secara bertahap dan perlahan. Misalnya seminggu sekali ada menu sehat, kemudian tingkatkan menjadi seminggu dua kali, dan seterusnya. Untuk pola makan sehari makan tiga kali, yaitu makan pagi, makan siang, dan malam, dengan dua kali camilan setelah makan pagi dan sore hari.
-
Pastikan asupan nutrisinya seimbang
Untuk mencegah dan mengatasi obesitas pada anak, Ibu perlu memastikan kebutuhan gizi harian si Kecil tercukupi dengan seimbang. Dalam masa tumbuh kembang, si Kecil membutuhkan asupan dari zat gizi makro (protein, karbohidrat, dan lemak) serta zat gizi mikro (berbagai vitamin dan mineral).
Ibu juga perlu memastikan bahwa kebutuhan nutrisi untuk pencernaannya terpenuhi dengan baik. Salah satunya adalah dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan yang mengandung serat pangan inulin seperti susu Frisian Flag Primagro 3+.
-
Buat makanan anak sendiri
Masak sendiri jelas lebih terjamin dari segi kebersihan dan kesehatan. Untuk itu Ibu sebaiknya selalu memasak sendiri makanan untuk si Kecil dan keluarga. Selain itu, Ibu juga perlu mencegah obesitas pada anak dengan menghindari si Kecil terlalu sering jajan di luar.
Dengan memasak sendiri Ibu dapat mengatur kandungan kolesterol dan kalori dalam masakan. Utamakan juga cara memasak dengan mengukus, memanggang, menumis, dan merebus dibandingkan menggoreng.
-
Cukupi waktu tidur si Kecil
Kurang tidur merupakan pemicu obesitas pada anak dan masalah kesehatan lainnya. Untuk itu anak harus cukup mendapatkan tidur setidaknya 10 hingga 13 jam per hari. Jangan memberikan TV di kamar anak karena akan membuat ia ingin terus menonton TV.
-
Bicara dari hati ke hati
Ajaklah anak untuk berbicara dari hati ke hati tentang dampak dari obesitas. Jika ia ada masalah, ibu bisa secara perlahan bertanya dan memberikan solusi pada masalahnya. Namun jangan menghakimi anak, sebab akan membuat ia semakin merasa tertekan.
-
Selalu dampingi si Kecil
Katakan pada si Kecil bahwa Ibu akan selalu mencintai ia tanpa syarat dan mendukung semua hal yang berkaitan dengannya. Ibu dan Ayah yakin kalau ia bisa menjadi anak yang sehat dan memiliki berat badan anak yang ideal. Jika ia menyukai kegiatan tertentu yang positif, maka dukunglah kegemarannya.
-
Pantau tumbuh kembang si Kecil secara rutin
Cara yang tak kalah penting untuk mengatasi obesitas pada anak yaitu dengan memantau tumbuh kembang si Kecil secara rutin. Hal ini bisa membantu Ibu untuk mengetahui apakah tumbuh kembang si Kecil sudah ideal atau belum.
Selain konsultasi dengan dokter anak, Ibu juga bisa menggunakan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Fitur ini memudahkan Ibu untuk mengetahui perkembangan seputar berat badan anak, tinggi badan, indeks massa tubuh, dan lingkar kepala si Kecil yang sesuai dengan grafik pertumbuhan dari WHO.
Sekarang Ibu sudah tahu apa saja tanda obesitas pada anak, bukan? Semoga si Kecil tidak mengalaminya ya, Bu. Namun, jika ternyata si Kecil memiliki beberapa tanda di atas, pastikan Ibu segera menerapkan cara mengatasinya agar kondisi ini tidak berkepanjangan.
Selain menjaga berat badan anak agar tidak obesitas, Ibu juga perlu mendukung si Kecil untuk tumbuh cermat dan kuat dengan memberikannya asupan nutrisi yang dibutuhkannya,
Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA 4x lebih tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk mendukung si Kecil tumbuh cermat dan kuat.
Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri.
Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ yang bisa mendukung si Kecil tumbuh Cermat dan Kuat. Selain mengandung DHA 4x lebih tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.
Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di halaman ini ya!