Dalam tiap tahap perkembangan usianya, si Kecil selalu memiliki ciri psikologis yang khas. Begitu pula di usia lima tahun, psikologi anak mengalami kondisi tertentu. Membahas tentang psikologi berarti juga berbicara tentang sesuatu yang berhubungan dengan psikis yakni jiwa atau pikiran manusia (Oxford Dictionary of Psychology, 2005).
Ibu pasti tahu betul bahwa otak anak usia lima tahun punya kemampuan menyerap segala hal dengan sangat tinggi. Anak akan dengan mudah dan cepat untuk merekam apa pun yang telah mereka alami (lihat, dengar, rasakan) sesuai dengan pengalamannya sehari-hari. Sepulang sekolah, bisa saja si Kecil akan mengejutkan Ibu dengan ceritanya tentang temannya yang menangis karena makanannya terjatuh. Atau menceritakan bagaimana si Kecil berhasil membuat kapal-kapalan di kelasnya. Ibu mungkin akan merasa takjub dengan kemampuan bercerita dan mengingat si Kecil. Hal ini berkaitan erat dengan ciri khas psikologisnya lho, Bu.
Psikologi anak sendiri dibagi ke dalam dua aspek, yakni perkembangan kognitif dan sosial-emosi. Perkembangan kognitif oleh Piaget diartikan sebagai kematangan berpikir. Sementara ahli berbeda bernama Vygotsky mengartikannya sebagai perolehan informasi anak atas interaksinya dengan lingkungan (dalam Hildayani, dkk., 2014). Sedangkan perkembangan sosial-emosi adalah sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papalia, dkk., 2009). Berikut ini adalah beberapa catatan penting untuk Ibu dalam memahami keduanya:
Perkembangan Kognitif
Kematangan berpikir anak terus berkembang di usia lima tahun, meski belum mampu berpikir secara logis. Tapi, anak sudah pintar untuk berimajinasi dan berpikir dengan menggunakan simbol (membayangkan sesuatu) yang biasa diungkapkannya melalui kata-kata. Pernahkah Ibu melihat si Kecil sibuk menggeser-geser kursi dan “mendekorasinya” dengan selimut lalu seolah menjadikannya sebuah rumah? Atau di lain waktu mendapati si Kecil bermain peran sebagai guru atau bajak laut? Nah, jika pernah, berarti Ibu sedang diperlihatkan bagaimana kemampuan berpikir si Kecil dalam menggunakan benda-benda di sekitar untuk merepresentasikan sesuatu yang lain dalam bayangan anak.
Yang paling mengejutkan adalah ia sudah mampu memimpikan masa depan dan bercita-cita. Memori anak juga makin kuat yang membuatnya bisa mengingat kejadian-kejadian lampau. Ia sudah mulai pintar merangkai tiap hal yang pernah dilaluinya (pengalaman sehari-hari) untuk memahami dunia secara lebih kompleks. Kemampuan berbahasa anak sudah makin berkembang dan lebih mudah dipahami dalam menggambarkan objek tertentu. Wah, Ibu bisa nih melatih kemampuan komunikasi anak dengan mengajaknya menceritakan tentang impiannya di masa depan dan pengalaman-pengalamannya saat di sekolah!
Perkembangan Sosial-Emosi
Saat anak berusia lima tahun, ia mulai senang menjalin interaksi dengan orang lain, terutama teman sebaya. Si Kecil juga semakin kooperatif dan interaktif saat bermain lho, Bu. Anak mulai bisa mengarahkan tingkah lakunya. Anak sudah bisa menunjukkan perilaku prososial seperti empati, berbagi, dan mengantri. Selain itu ia juga sudah mulai bisa bertanggung jawab pada diri sendiri dan mengikuti aturan. Hebat ya Bu, si Kecil sudah mulai mandiri!
Anak akan menjalin persahabatan meski hanya berlangsung singkat. Persahabatan anak usia lima tahun akan mudah berakhir karena dipengaruhi oleh sifat egosentrisnya. Ibu mungkin pernah melihat si Kecil mulai marah dan bertengkar dengan temannya saat keinginannya tidak dituruti seperti meminta mainan atau teman yang menolak diajak bermain. Kalau sudah begitu Ibu perlu menyiasatinya dengan pemberian distraksi tertentu, misalnya mengalihkannya dengan permainan atau kegiatan lain.
Seiring dengan berkembangnya lingkungan sosial si Kecil, Ibu perlu memberikan dorongan bagi si Kecil untuk melakukan hal-hal baru. Berikan dukungan pada anak untuk berani bereksplorasi dan jangan kekang anak begitu ketat hanya karena rasa was-was Ibu yang terlalu berlebihan. Jika si Kecil melakukan beberapa kesalahan wajar layaknya anak seusianya coba untuk lebih memakluminya ya, Bu. Sebisa mungkin Ibu harus meminimalkan untuk memarahi atau menghukum si Kecil. Sebab, perlakuan tersebut bisa membuat si Kecil mudah merasa bersalah dan pada akhirnya malah membuatnya takut untuk mencoba hal-hal baru.
Siap-siap juga ya, Bu. Anak usia lima tahun juga sudah mampu membuat gambaran atas dirinya sendiri. Si Kecil mulai pintar mengungkapkan minat, hobi, kesukaan, atau kekuatannya. Ibu, bantu mengarahkannya secara positif ya?
Ibu, seorang anak yang sehat memiliki kesempatan yang luar biasa untuk berkembang optimal. Aspek kesehatan itu termasuk juga kesehatan psikologis. Maka, untuk dapat menjaga kesehatan psikologi si Kecil, orang tua harus memulainya dengan tahu dan paham dulu apa itu psikologi anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bu!