Asupan nutrisi pada si Kecil merupakan hal penting untuk pertumbuhan, baik pertumbuhan fisik maupun pertumbuhan otak dan kecerdasannya. Memang pertumbuhan tidak hanya ditentukan oleh nutrisi saja, namun juga berbagai latihan dan kegiatan yang dilakukan si Kecil. Untuk Ibu, memastikan si Kecil mendapat asupan makanan bergizi tentu jadi prioritas.
Meski demikian, memasuki usia sekolah dasar, dimana si Kecil tak lagi terus bersama Ibu, kontrol pada makanan yang dikonsumsinya akan menurun. Berbagai jajanan yang ada di sekolah, menjadi pilihan untuk si Kecil ketika dirinya merasa lapar. Tidak semua jajanan ini mengandung zat berbahaya, namun Ibu harus tetap mewaspadai keberadaan zat berbahaya ini.
Zat berbahaya yang terkandung dalam makanan atau jajanan, biasanya akan berpengaruh dalam jangka panjang. Pengaruhnya tidak bisa dilihat langsung setelah memakan jajanan tersebut. Pengaruh yang paling mudah dilihat dan paling cepat bereaksi adalah sakit perut atau diare, karena jajanan tersebut tidak higienis. Ibu bisa membaca daftar jajanan di bawah ini, yang rawan diberikan tambahan zat berbahaya. Pemberian ini biasanya untuk meningkatkan tampilan makanan, sehingga si Kecil akan tertarik dan membelinya.
Gulali atau Gula-gula
Makanan ini biasanya memiliki warna yang cerah sehingga si Kecil akan tertarik untuk membelinya. Selain itu, rasa manis yang ada, akan menjadi sasaran utama si Kecil, yang memang sewajarnya menyukai rasa manis pada makanan. Makanan ini perlu diwaspadai oleh Ibu, karena beberapa sampel mengandung Rodhamin B. Rodhamin B adalah pewarna tekstil, yang tentu tidak boleh dikonsumsi oleh siapapun. Konsumsi jajanan mengandung Rodhamin B yang berlebihan bisa menimbulkan kerusakan hati, kanker kandung kemih dan ginjal.
Es Krim
Pada dasarnya, es krim menjadi makanan atau jajanan favorit untuk banyak anak-anak. Selain rasanya yang manis, rasa segar yang ditimbulkan setelah memakan es krim juga jadi faktor penarik. Menurut data dari BPOM, zat berbahaya biasanya terletak pada bagian cone es krim atau corong yang berwarna cerah. Zat berbahaya dalam cone adalah Methanil Yellow. Sama seperti Rodhamin B, zat ini merupakan pewarna tekstil, sehingga ketika diaplikasikan pada makanan warna yang ditimbulkan akan cerah dan sangat menarik.
Mi Basah
Mi basah banyak digunakan untuk jajanan seperti mi ayam atau bakso. Zat berbahaya yang biasanya ditambahkan adalah Formalin. Tentu zat ini tidak asing lagi karena beberapa tahun lalu pernah dilakukan investigasi besar-besaran oleh BPOM dan menemukan bahwa zat pengawet mayat ini digunakan untuk membuat mi basah. Waspadai mi basah yang terlalu kenyal dan memiliki aroma obat. Memang sedikit sulit untuk mendeteksinya, namun mengurangi atau tidak membeli jajanan berbahan mi bisa membantu si Kecil tidak terdampak pada zat ini.
Bakso
Siapa yang tidak menyukai bakso? Makanan bulat yang terbuat dari daging ini memiliki rasa yang nikmat dan mengenyangkan. Jajanan yang ada di sekolah si Kecil biasanya berupa bakso kering, atau bakso tanpa kuah yang bisa langsung dikonsumsi si Kecil. Asal Ibu mengetahui proses pembuatannya, si Kecil masih boleh mengkonsumsi jajanan ini.
Namun pedagang nakal banyak menambahkan Boraks dan Formalin, zat pengawet mayat, agar bakso yang dijualnya lebih tahan lama. Selain itu, penambahan kedua bahan ini juga akan meningkatkan kekenyalan dari bakso, sehingga akan makin nikmat dikonsumsi.
Tahu
Makanan kaya nutrisi yang berbahan dasar kedelai ini banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia, juga termasuk anak-anak. Selain kaya akan Protein dari kedelai, tahu juga sangat mudah diolah menjadi berbagai makanan yang lezat dan menyehatkan. Biasanya tahu yang banyak dijadikan jajanan adalah tahu putih halus, atau tahu kuning.
Namun demikian, Ibu perlu mewaspadai tahu yang terlalu kenyal. Tahu seperti ini biasanya memiliki kandungan Formalin, agar dapat meningkatkan kekenyalan tahu tersebut. Zat kimia ini terbukti berbahaya dan tidak diperbolehkan ditambahkan pada makanan apapun. Zat ini tidak hanya digunakan pada proses pengawetan mayat, namun juga ada pada pembunuh hama, industri plastik, busa dan lainnya.
Berbagai makanan atau jajanan yang ada di area sekolah si Kecil, sekali lagi, tidak semua mengandung zat berbahaya ini. Ada saja pedagang yang jujur dan tidak menambahkan bahan kimia berbahaya dalam barang dagangannya. Ibu perlu benar-benar mencermati proses pembuatannya, agar dapat meminimalisir resiko si Kecil mengkonsumsi zat berbahaya.
Ibu juga dapat memberikan bekal untuk si Kecil, yang otomatis higienitasnya akan lebih terjamin. Berbagai bekal makanan dan minuman bisa dikreasikan agar si Kecil tidak perlu membeli jajanan yang ada di area sekolahnya. Pastikan juga nutrisi yang terkandung dalam makanan bekal yang Ibu berikan, agar kebutuhan nutrisi si Kecil terpenuhi. Selain itu makanan bekal yang diberikan juga akan sangat mendukung pertumbuhan kekuatan tubuh si Kecil, sehingga tidak mudah sakit.