Membiasakan si Kecil untuk selalu hidup disiplin dan menjaga kebersihan bukan perkara yang mudah. Kemampuan Ibu untuk menanamkan pola hidup sehat selalu diuji setiap kali si Kecil harus mempelajari kebiasaan baru. Kesabaran dan ketelatenan biasanya menjadi kunci utama yang dimiliki Ibu ketika mengajari si Kecill. Seperti misalnya kebiasaan buang air besar yang baik.
Menginjak usia lima tahun, wajarnya si Kecil sudah mampu mengenali kapan saatnya untuk buang air besar. Si Kecil mulai dapat mengidentifikasi sensasi mulas yang terasa pada bagian perut, sehingga ia akan memberikan tanda untuk buang air besar. Kebiasaan ini perlu ditanamkan sejak kecil agar selalu diingat.
Namun demikian, bukan anak-anak jika tidak membuat satu atau dua ‘kecelakaan’ terkait BAB ini. Ya, terkadang si Kecil masih saja buang air besar di celananya. Tentu ini merupakan hal yang sangat tidak nyaman, terlebih dika terjadi di tempat umum. Jika hanya terjadi satu atau dua kali, hal ini masih bisa dianggap wajar. Namun jika menjadi kebiasaan, Ibu harus segera melakukan tindak lanjut agar kebiasaan ini bisa berhenti.
Kemandirian si Kecil dalam hal menyadari dan melakukan buang air besar pada waktu dan tempat yang tepat perlu diapresiasi. Jika si Kecil memiliki kebiasaan buruk tersebut dan ‘kecelakaan’ masih sering terjadi, simak tips berikut untuk mengatasinya. Sederhana memang, tapi jika diterapkan, akan menjadi kebiasaan baru yang lebih baik.
Tunggu 15 Hingga 30 Menit
Ketika si Kecil mulai beraktivitas di tempat belajarnya yang baru, misalnya playgroup atau semacamnya, si Kecil akan membawa kebiasaan lamanya. Makanan yang menjadi konsumsi ketika sarapan biasanya akan mulai selesai dicerna ketika si Kecil selesai melakukan sesi belajar harian di tempat baru tersebut.
Terkadang si Kecil kemudian buang air besar ketika Ibu menjemputnya. Hal ini terjadi karena si Kecil dengan sengaja menahan ritual ini karena tidak merasa nyaman dengan toilet baru yang ada di playgroup tersebut. Pekerjaan tambahan untuk Ibu, yakni membereskan ‘kecelakaan’ kecil ini. Hal ini bisa disiasati dengan menunggu beberapa saat ketika akan melakukan perjalanan pulang.
Bujuk si Kecil untuk menggunakan kamar mandi dan buang air besar. Biasanya buang air besar akan terjadi secara rutin pada waktu yang relatif sama setiap harinya. Jika si Kecil merasa kurang nyaman dengan toilet yang ada, temani si Kecil dan tunggu dengan sabar. Penanaman kebiasaan baru ini bisa mengurangi intensitas si Kecil BAB ketika perjalanan pulang.
Jadikan Rutinitas Harian
Aktivitas bermain yang dilakukan si Kecil seringkali mengarahkannya dari banyak hal. Makan siang, minum, tidur siang, bahkan buang air besar. Hal ini kemudian menyebabkan si Kecil tidak dapat mengontrol dorongan untuk BAB, dan terpaksa BAB di celananya. Tentu ketika ini terjadi si Kecil akan merasa sangat tidak nyaman.
Untuk menyiasati hal ini, Ibu bisa membiasakan si Kecil untuk buang air besar pada waktu tertentu. Misalnya ketika pagi hari, minta si Kecil untuk duduk sejenak pada toilet dan menunggu BAB-nya keluar. Kemudian ketika siang hari, minta si Kecil untuk istirahat dari permainannya, dan ke kamar mandi untuk duduk sejenak.
Ketika pola ini dilakukan setiap hari, tubuh si Kecil akan menciptakan ‘jadwal’ BAB yang cenderung sama. Hal ini memungkinkan si Kecil untuk selalu mengingat kapan waktunya buang air besar, sehingga secara otomatis ia akan menuju kamar mandi dan melaksanakan ritual tersebut. Perlu kesabaran ekstra untuk mengubah kebiasaan si Kecil.
Ada Noda BAB pada Celana Dalam
Ketika sudah terpola teratur, masalah lain akan mulai muncul. Ya, noda BAB yang menempel pada bagian celana dalam. Si Kecil yang mulai bertambah usianya, akan memiliki kecenderungan untuk melakukan semua hal sendiri untuk menunjukkan kemandiriannya. Namun demikian, pendampingan untuk hal seperti mencebok tetap perlu dilakukan.
Biasakan si Kecil untuk memberi tanda ketika BAB-nya akan selesai, agar Ibu bisa membantu si Kecil mencebok dengan lebih bersih. Ajari perlahan dan praktekkan secara rutin agar si Kecil dapat membersihkannya sendiri. Berikan apresiasi karena si Kecil telah berani berusaha dan mencoba, agar mentalnya terbangun lebih baik lagi.
Si Kecil yang mampu menjaga kebersihan dirinya tentu menjadi bekal yang baik untuk masa dewasa. BAB memang kadang masih menjadi masalah untuknya. Namun demikian, selalu berikan motivasi dan pujian atas usaha yang dilakukan si Kecil. Selain menjaga kebersihan dalam BAB, Ibu juga harus memastikan si Kecil bisa BAB dengan lancar. Asupan cairan seperti air mineral dan serat yang cukup, membantu si Kecil menjaga kelancaran BAB-nya. Ajari si Kecil dengan sabar sehingga ia tumbuh menjadi anak yang pintar. Tidak hanya bidang akademis, namun juga untuk keperluan daily life seperti BAB.