Bantal dan guling adalah perlengkapan tidur yang biasa dipersiapkan oleh Ibu dan Ayah untuk menyambut kelahiran buah hatinya. Namun ternyata, penggunaan bantal untuk si Kecil yang baru lahir tidak disarankan ya, Bu. Meski bayi tidur tanpa bantal sekalipun, itu tidak akan berdampak apapun.
Memakai bantal ketika tidur dipercaya membantu mencegah sindrom kepala datar pada si Kecil. Namun, American Academy of Pediatrics menyarankan Ibu untuk menunggu dan membiarkan si Kecil menggunakan bantal ketika usianya memasuki 2 tahun. Sebab, si Kecil pada usia tersebut belum memiliki struktur kepala dan leher yang sempurna.
Kepala bayi akan bundar sempurna seiring dengan berkembangnya waktu dan bentuk kepala si Kecil bisa juga dipengaruhi dari cara ia dilahirkan. Namun hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah karena kepala bayi akan terus berkembang dan berbentuk bundar yang sempurna. Menggunakan bantal meskipun empuk dan mungkin bisa menambah kenyamanan tidur si Kecil, namun ternyata dapat membahayakan si Kecil.
Saat ini sedang tren bantal bayi dengan bentuk U yang dianggap dapat membentuk kepala bayi menjadi bulat sempurna. Ibu perlu berhati-hati karena hal tersebut belum ada penjelasan secara ilmiah yang valid dan belum terbukti memiliki manfaat untuk si Kecil.
Bolehkah Bayi Tidur Tanpa Bantal?
Sejauh ini belum ada penjelasan secara medis yang menunjukkan adanya larangan untuk bayi tidur tanpa bantal. Bantal justru berpotensi membuat si Kecil sesak napas dan tersedak. Saat tidur, baik bayi maupun Ibu juga tidak menyadari dengan kondisi saat sedang terlelap. Hal tersebut dikhawatirkan jika si Kecil menggunakan bantal dan tiba-tiba di luar pengawasan ibu bantal tersebut menutupi hidung dan mulut si Kecil, maka akan berbahaya karena bisa mengganggu pernapasan dan berisiko kematian.
Bantal yang berbentuk U sekalipun akan membuat si Kecil susah bergerak. Si Kecil akan sering membalik dan memutar kepalanya terlebih saat ia akan gumoh. Bantal yang digunakan berisiko membuat si Kecil tersedak gumoh ataupun muntahannya sendiri. Inilah yang berbahaya karena kontrol tenggorokan si Kecil masih lemah, sehingga berbahaya ketika makanannya masuk ke saluran pernapasan.
Bahaya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang merupakan kematian tiba-tiba yang terjadi karena otak bayi masih belum bisa mengontrol gangguan pada pernapasannya. Disebut tiba-tiba karena SIDS ini bisa saja terjadi ketika si Kecil terlihat dalam keadaan sehat dan ceria. Kondisi ini akan berlangsung sebelum si Kecil berusia satu tahun. Si Kecil bisa lebih berisiko terkena SIDS ketika ia menggunakan bantal saat tidur, posisi tengkurap, di kasur yang lembut dan dengan sprei dikelilingi oleh boneka mainan dan bantal guling di sekitarnya.
Dengan demikian, pertanyaan bolehkah bayi tidur tanpa bantal sudah jelas jawabannya ya, Bu. Ibu bisa menidurkan si Kecil tanpa perlu menggunakan bantal untuk menyangga kepalanya. Cukup siapkan tidur empuk dan seprai bersih sebagai alas tidurnya. Selain lebih aman, bayi tidur tanpa bantal juga memiliki banyak manfaat menyehatkan.
Manfaat Bayi Tidur Tanpa Bantal
Menggunakan bantal memungkinkan membuat kepala si Kecil tidak bulat sempurna karena ada tekanan hanya di salah satu sisi saja. Hal ini semakin parah karena si Kecil tidak dapat berganti posisi miring atau ke kanan dan kiri saat tidur. Pemakaian bantal bisa juga menyebabkan alergi yang disebabkan oleh tungau atau kutu kasur.
Untuk menghindari risiko-risiko tersebut menimpa si Kecil, Ibu bisa membiarkan bayi tidur tanpa bantal. Bayi tidur tanpa bantal akan lebih aman bagi kepala si Kecil yang umumnya masih lentur. Agar lebih yakin, simak beberapa manfaat bayi tidur tanpa bantal berikut:
-
Mengurangi risiko SIDS
Seperti yang sudah dibahas di atas, tidur dengan bantal justru meningkatkan risiko si Kecil mengalami Sudden Infant Death Syndrome atau kematian tiba-tiba. Meski tidak menjamin, bayi tidur tanpa bantal bisa menjadi salah satu cara melindungi si Kecil dari risiko SIDS.
-
Mengurangi risiko Flat Head Syndrome
Flat Head Syndrome atau sindrom kepala datar biasanya terjadi ketika si Kecil tidur dengan kepala menghadap ke sisi yang sama selama bulan-bulan pertama pasca kelahirannya. Hal ini akan menyebabkan titik datar, baik di satu sisi atau bagian belakang kepala. Membaringkan si Kecil terlalu lama di atas bantal justru akan kepalanya tertekan dan berisiko mengalami sindrom kepala datar. Ibu bisa coba membiarkan bayi tidur tanpa bantal untuk membuktikan apakah cara ini efektif atau tidak.
-
Meminimalisir kemungkinan cedera leher (Torticollis)
Bayi tidur tanpa bantal bisa menghindarkannya dari risiko cedera leher (Torticollis) lho, Bu. Cedera leher terjadi ketika otot leher si Kecil menyebabkan kepala mereka berputar ke satu sisi saja. Kondisi ini bisa diperparah dengan penggunaan bantal yang semakin membuat kepalanya tertekan. Sebagai tindakan pencegahan, membiarkan bayi tidur tanpa bantal bisa Ibu terapkan.
Tips Menidurkan Bayi dengan Aman
Setelah mengetahui bahwa bayi tidur tanpa bantal ternyata memiliki banyak manfaat, Ibu bisa coba beberapa tips menidurkannya dengan aman sebagai berikut:
- Tidurkan bayi dalam posisi telentang.
- Jangan gunakan kasur yang terlalu lembut, bayi sebaiknya ditidurkan pada tempat yang tidak ada spreinya. Jauhkanlah juga bantal, guling, ataupun boneka saat akan tidur.
- Jangan menggunakan manik-manik, hiasan bantal, ataupun rumbai-rumbai yang berisiko terhirup oleh si Kecil.
- Jika si Kecil terlanjur tertidur dengan bantalnya, Ibu bisa mengambil perlahan bantal dengan lembut dan letakkan si Kecil di keranjangnya.
- Sebaiknya jangan tidur dalam satu ranjang yang sama dengan Ibu, untuk menghindari si Kecil terhimpit badan ataupun tangan Ibu.
- Ketika memberi selimut pada si Kecil usahakan jangan terlalu kencang dalam memakaikan bedong.
- Bersihkan tempat tidur secara rutin, segera bersihkan jika ada kotoran bekas air susu ataupun kencing bayi. Cuci dan pastikan telah benar-benar kering dan bersih saat akan digunakan kembali.
Sebaiknya Ibu tidak memberikan bantal pada si Kecil ketika usianya di bawah 2 tahun. Jika Ibu ingin kepala si Kecil bisa bulat sempurna, penggunaan bantal bukanlah cara yang tepat, sebaiknya biarkan kepala si Kecil berkembang dengan alami.
Jika Ibu mendapati kulit pada si Kecil terdapat ruam, sebaiknya segera ganti alas tidur atau Ibu bisa segera membawanya ke petugas medis. Tetaplah waspada dan berhati-hati dengan kondisi kesehatan si Kecil dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.
Itulah informasi seputar bayi tidur tanpa bantal yang perlu Ibu ketahui. Selain menjaga kesehatannya dari luar dengan membiarkan bayi tidur tanpa bantal, Ibu juga perlu memberikan asupan nutrisi berupa ASI sebagai sumber makanan utamanya. Untuk meningkatkan kualitas ASI, Ibu bisa mengonsumsi susu khusus ibu menyusui seperti Frisian Flag PRIMAMUM.
Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung 9AAE (9 Asam Amino Esensial yaitu jenis protein siap serap yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh) untuk mendukung pertumbuhan sel otak, otot dan tulang si Kecil serta menjaga kesehatan ibu dan 9 nutrisi penting lainnya seperti: tinggi asam folat, omega 3 (ALA)/DHA, Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng agar kebutuhan nutrisi Ibu selama periode menyusui tercukupi dan produksi ASI meningkat .
Frisian Flag Primamum adalah susu ibu menyusui dengan 9AAE + 9 Nutrisi Penting untuk melengkapi nutrisi Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag Primamum mengandung energi sebanyak 360 kalori, protein 18 gram, DHA 68 mg dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ibu menyusui. DHA dibutuhkan si Kecil untuk mendukung pertumbuhan sel otaknya di 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Frisian Flag Primamum tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.
Selain memenuhi nutrisinya, Ibu juga bisa mengetahui bagaimana tahap pertumbuhan dan perkembangan si Kecil melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima. Fitur ini telah dikembangkan berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk, pantau perkembangan si Kecil dengan bergabung di halaman ini!