Memasuki usia 7 bulan, saatnya memberikan makanan padat bergizi untuk bayi Ibu. Pemberian ini agar si Kecil tercukupi gizinya untuk tumbuh Pintar, Kuat dan Tinggi. Dari berbagai jenis makanan pendamping ASI, sereal biasanya masuk ke dalam pilihan. Selain bisa menjadi sumber energi, sereal sangat mudah untuk disiapkan. Tidak perlu repot memotong, merebus, dan melumatkan seperti MPASI alami, sereal hanya tinggal dituang dengan susu.
Beberapa dokter anak merekomendasikan untuk mulai memberi sereal bayi pada usia 4-6 bulan sebagai makanan pertama bayi. Beberapa juga merekomendasikan untuk menambahkan sedikit sereal ke dalam botol susu bayi agar dia lebih cepat kenyang dan bisa tidur nyenyak. Namun apakah benar sereal baik untuk makanan pendamping ASI bayi?
Sereal memang tinggi kandungan vitamin dan mineralnya. Akan tetapi kandungan gula dan garamnya jauh lebih tinggi lagi. Selain itu menurut Sereal FACTS 2012 Report, semangkuk sereal untuk bayi mengandung 85% gula, 60% sodium, dan 65% serat lebih rendah dibanding dengan produk sereal dewasa. Sebelum Ibu memberikan sereal kepada si Kecil, berikut beberapa alasan mengapa Ibu harus mempertimbangkan memilih sereal sebagai makanan pertama si Kecil.
Mengandung Arsenik
Masalah arsenik dalam sereal memang menjadi perbincangan hangat di kalangan Ibu. Namun, itu semua tergantung pada seberapa banyak sereal yang dikonsumsi si Kecil. Sereal masih aman untuk dikonsumsi si Kecil selama itu bukan satu-satunya jenis makanan yang dia makan. Arsenik yang terkandung dalam sereal didapatkan melalui pestisida yang digunakan untuk budidaya bahan bakunya, berupa beras ataupun gandum. Pestisida yang terakumulasi di tanah dan air diserap lebih banyak oleh beras dibandingkan tanaman lainnya. Bahkan padi yang ditanam secara organik pun masih rentan terhadap kontaminasi arsenik tingkat tinggi karena lingkungan tumbuhnya.
Kandungan arsenik tinggi yang terdapat dalam sereal dapat merusak sistem saraf yang menyebabkan penurunan konsentrasi, memori, dan kecerdasan. Selain itu, Ibu hamil yang mengonsumsi makanan berarsenik memiliki bayi dengan tingkat komplikasi pernapasan yang jauh lebih tinggi.
Tekstur Sangat Halus
Sereal yang dijual di pasaran biasanya mempunyai tekstur yang sangat halus. Ini yang membuat sereal mudah dikonsumsi oleh bayi yang baru mengonsumsi makanan padat. Namun makanan yang terlalu halus mengandung nutrisi yang sedikit karena sudah hancur bersama proses yang dilalui.
Rendah Gizi
Selain karena proses penghalusan bahan-bahan pembuatnya, sereal juga mengandung gizi yang rendah karena memang secara alami tidak mempunyai kandungan apapun. Produsen yang kemudian menambahkan zat gizi sintesis seperti vitamin, omega 6, dan zat lesitin ke dalamnya. Pencernaan si Kecil yang masih lemah masih belum bisa mencerna secara optimal zat-zat sintesis tersebut. Zat ini pula yang bisa menyebabkan alergi dan kerusakan usus pada si Kecil.
Tinggi Kandungan Asam Folat
Ibu mungkin sering mendengar folat yang berguna untuk perkembangan otak bayi. Namun yang terkandung dalam sereal merupakan asam folat, yakni zat sintesis yang dapat menyebabkan kerusakan tiroid dan masalah kesehatan karena mutasi bagi sekitar 50% populasi manusia.
Bayi Belum Bisa Mencerna dengan Optimal
Selain diisi bahan sintesis yang masih sulit dicerna bayi, sereal semakin sulit dicerna juga karena terbuat dari biji-bijian dan tepung. Untuk mencerna ini, tubuh si Kecil perlu menggunakan enzim amilase yang bertanggung jawab memisahkan pati. Si Kecil masih belum bisa menghasilkan amilase dalam jumlah yang cukup besar untuk mencerna biji-bijian dan tepung tersebut. Enzim ini baru bisa diproduksi secara optimal sampai setelah si Kecil berumur satu tahun atau bahkan dua tahun. Bahan yang tidak tercerna dengan baik ini bisa menimbulkan masalah pada usus si Kecil.
Makanan Alami Lebih Baik
Menghemat waktu untuk mengolah makanan si Kecil memang diinginkan oleh Ibu mana saja. Namun kemudahan ini juga memberikan konsekuensi yang tidak sedikit. Si Kecil yang baru menerima makanan padatnya memang sebaiknya hanya diberi bahan-bahan alami yang lebih mudah dicerna dan diserap gizinya.
Tujuan dari memberi makanan padat adalah agar si Kecil mendapatkan semua vitamin dan nutrisi penting yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Selain itu makanan padat ini juga bisa melatih langit-langit mulut dan beberapa organnya untuk bekerja lebih optimal.
Oleh sebab itu usahakan untuk berhati-hati dalam memilih dan menyiapkan makanan untuk si Kecil. Makanan yang diberikan juga tidak harus rumit dan bisa dimulai dengan satu makanan agar Ibu tidak kerepotan dalam menyiapkan sajian untuk si Kecil. Ibu bisa memberikan pisang atau alpukat yang bisa diberikan tanpa harus melalui proses pemasakan yang panjang. Dari sini Ibu bisa mengombinasikan berbagai makanan agar si Kecil siap untuk makanan apa pun di hari kemudian.