Bahagia dan haru menyelimuti perasaan Ibu dan Ayah saat buah hati lahir ke dunia. Setelah menunggu sekitar sembilan bulan, Ibu dan Ayah akhirnya bisa melihatnya. Namun di tengah kebahagiaan tersebut, ada rasa khawatir akibat bayi mengalami penyakit kuning (jaundice). Apakah penyebab dari kuning tersebut? Lalu, bagaimanakah cara mengobatinya? Inilah jawaban dari pertanyaan tersebut:
Penyebab Bayi Kuning
Jadi, ada sebuah zat dalam tubuh bernama bilirubin. Ini adalah pigmen berwarna kuning-oranye yang merupakan hasil penguraian sel darah merah yang sudah tua, disalurkan melewati hati, usus, kemudian dikeluarkan melalui feses bayi. Nah, karena fungsi hati dan saluran pencernaan pada bayi belum sempurna, terciptalah produksi bilirubin dalam jumlah berlebih, Bu.
Secara normal, bilirubin akan mengalir melewati hati dan keluar lewat empedu melalui usus. Namun karena proses pergantian sel darah merah pada bayi juga lebih cepat, semakin cepat pulalah bilirubin terproduksi. Inilah yang mengakibatkan bayi kuning.
Bayi akan terlihat kuning pada 24 jam setelah ia lahir dan akan memburuk di hari keempat. Namun saat bayi berusia seminggu, kondisi tersebut akan berangsur membaik.
Selain disebabkan oleh tingginya jumlah bilirubin, penyebab bayi kuning juga bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut:
- Kerusakan hati
- Pendarahan internal
- Gangguan sistem pencernaan
- Kekurangan enzim tertentu
- Infeksi bakteri dan virus
- Sepsis
- Sel darah merah tidak normal sehingga mudah rusak
Periksakan ke Dokter
Meski umum dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir, tapi bayi kuning sebaiknya segera dibawa ke dokter atau tenaga medis. Tujuannya supaya dapat dilakukan pengecekan agar penyebab jumlah bilirubin tinggi dapat diketahui. Semakin cepat pemeriksaan dan penanganan dilakukan, maka penyakit kuning pada bayi akan lebih cepat sembuh serta risiko bayi terserang penyakit kronis pun akan semakin kecil.
Jika Bilirubin Terlalu Tinggi
Kadar bilirubin pada bayi dapat dikatakan tinggi jika sudah melebihi 12 miligram. Biasanya, bayi yang matanya sudah terlihat kuning, bilirubinnya sudah mencapai 18. Hal ini tak boleh dibiarkan, karena bilirubin bisa meningkat secara cepat. Jika sudah berada di atas 25 miligram, bilirubin tinggi dapat menyebabkan cacat tuli, cerebral palsy, atau kerusakan otak pada bayi.
Gejala yang akan terlihat adalah sebagai berikut:
- Kulit menguning
- Demam
- Lesu
- Muntah
- Sulit bangun tidur
- Leher dan tubuh terlihat melengkung ke belakang
- Sering rewel dan gelisah
- Kurang mahir menyusu
Bila Ibu mendapati gejala-gejala di atas, jangan tunda untuk membawa bayi ke dokter, ya. Bayi harus segera mendapatkan pemeriksaan agar dapat dilakukan penanganan medis secepatnya.
Tipe-tipe Penyakit Kuning pada Bayi
Ada empat tipe penyakit kuning pada bayi, dan salah satunya karena ASI! Yuk kita simak sama-sama:
- Penyakit kuning fisiologis (normal). Ini adalah penyakit kuning yang paling banyak terjadi pada bayi baru lahir. Bayi kuning jenis ini disebabkan oleh fungsi hati yang belum sempurna dan proses pemecahan bilirubin yang lambat.
- Penyakit kuning karena prematur. Terjadi umumnya pada bayi-bayi yang terlahir prematur karena fungsi hati mereka tidak siap untuk mengekskresi bilirubin secara efektif. Nah, dalam kasus ini, bayi yang terkena penyakit kuning memerlukan perawatan khusus. Biasanya untuk bisa dinyatakan sembuh, jumlah bilirubin mereka harus lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur agar terhindar dari komplikasi.
- Penyakit kuning karena ASI (breastfeeding jaundice). Hal ini bisa terjadi karena sang Ibu sulit memberikan ASI akibat puting lecet atau kasus flat nipple, atau ASI yang belum keluar. Masalahnya bukan terletak pada kandungan ASI-nya, melainkan karena bayi tak mendapat cukup minum.
- Golongan darah yang tidak cocok. Jika bayi memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya, kemungkinan besar sang Ibu memproduksi antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi. Akibatnya, bilirubin bayi meningkat dan menyebabkan bayi kuning.
Perawatan untuk Bayi Kuning
Pada kasus saya dulu, dokter menjelaskan bahwa bayi saya hanya terserang penyakit kuning ringan atau fisiologis. Oleh karena itu, dia mendapatkan perawatan bayi kuning berupa fototerapi dan diletakkan di dalam inkubator selama 24 jam. Fototerapi adalah sebuah terapi menggunakan lampu bernama bili-light atau bili-blanket. Selama proses fototerapi ini, bayi harus dalam keadaan telanjang agar bili-light dapat menjangkau semua area kulit dan matanya ditutup.
Selama fototerapi, bayi juga harus sering diberi minum ASI atau susu formula agar terhindar dari dehidrasi. Jika level bilirubin sudah menurun atau warna kuning di tubuh bayi tak lagi muncul, maka bayi diperbolehkan pulang dan bisa dikatakan fungsi hatinya telah normal.
Sudah lebih tenang kan, Bu, menghadapi bayi kuning? Kuncinya Ibu harus tetap tenang dan tetap susui sesuai kebutuhannya. Barulah bawa bayi ke dokter jika mendapati gejala yang tidak biasa dan terlihat mengkhawatirkan. Semoga bayi Ibu cepat sembuh ya, Bu!
Jika ibu memiliki pertanyaan lain seputar kesehatan dan tumbuh kembang bayi, silahkan berkunjung ke laman Tanya Pakar. Para ahli di sana akan menjawab pertanyaan Ibu secara langsung. Untuk dapat menggunakan fitur tersebut, jangan lupa untuk registrasi terlebih dulu ya, Bu.
Sumber:
alodokter.com