Memberikan ASI adalah sebuah pilihan terbaik untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan bayi, terlebih bila Ibu dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Namun, seringkali Ibu menyusui menemui beberapa kendala dalam memberikan ASI, sehingga tak jarang menghentikan pemberiannya pada bayi.
Sediaan ASI yang berkurang, payudara terasa sakit saat menyusui, kenaikan berat badan bayi kurang walau telah diberi ASI, merupakan beberapa hal yang dapat membuat Ibu menghentikan pemberian ASI. Hal ini akan membuat semua manfaat baik bagi bayi dan Ibu pun menjadi tidak optimal. Jika Ibu merupakan salah satunya, sebaiknya segera berkonsultasi pada tenaga medis melalui klinik laktasi yang kini terdapat di beberapa rumah sakit dan pusat kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
Apa Itu Klinik Laktasi?
Klinik laktasi merupakan tempat ibu berkonsultasi dengan tenaga medis yang memiliki pengetahuan mengenai serba serbi pemberian ASI. Di tempat ini, tenaga medis akan memberikan penyuluhan, dukungan, dan pelatihan pada Ibu untuk mendapatkan informasi dan untuk mengatasi masalah pemberian ASI.
Umumnya, Ibu memerlukan dua hingga tiga kali kunjungan selama 45 menit hingga 1 jam. Sebagian besar masalah pemberian ASI dapat dibantu dengan konseling di klinik ini. Di klinik laktasi, Ibu juga dapat berjumpa dengan Ibu lainnya yang memiliki masalah yang serupa, sehingga Ibu dapat berbagi cerita dan bertukar pendapat.
Apa Saja yang Diajarkan di Klinik Laktasi?
Tenaga medis yang terlatih dalam hal laktasi akan menangani langsung masalah Ibu dalam memberikan ASI. Misalnya, bila Ibu mengeluh sediaan ASI kurang, maka tenaga medis akan memeriksa apakah posisi pelekatan mulut bayi ke payudara Ibu sudah benar. Ibu akan diajarkan bagaimana melakukan penekanan pada payudara saat bayi menyusu agar bayi merasakan keluarnya aliran ASI. Selain itu, Ibu akan diajarkan bagaimana memposisikan bayi pada payudara yang sediaan ASI-nya lebih banyak lebih dulu atau yang lebih nyaman, dan bagaimana caranya mengetahui mulut bayi telah melekat pada payudara Ibu dengan baik.
Pelekatan payudara dalam proses menyusu ini sangat penting karena akan mendukung keberhasilan pemberian ASI. Bila mulut bayi kesulitan melakukan pelekatan pada payudara Ibu, sebaiknya jangan memaksanya untuk terus menyusu. Lepaskanlah lebih dulu mulut bayi dari payudara Ibu, lalu mulailah kembali. Lakukan beberapa kali bila bayi belum bisa melakukan pelekatan dengan baik. Memaksa bayi menyusu pada payudara tidak akan berhasil, justru dapat menyebabkan ia marah dan menolak payudara.
Tenaga medis juga akan menganjurkan untuk meningkatkan jadwal pemberian ASI atau memompanya bila diperlukan dan bagaimana cara memompa ASI yang efektif. Bila perlu, mungkin Ibu akan diberikan obat pelancar ASI. Demikian juga dengan pemakaian penyambung puting (nipple shield) yang kurang tepat dan sebetulnya tidak dianjurkan, terlebih sebelum produksi ASI Ibu melimpah (pada hari ke-4 atau ke-5 setelah melahirkan). Pemakaian penyambung puting pada saat tersebut dapat menyebabkan produksi ASI malah berkurang.
Beberapa Kesalahan Dalam Menyusui
Berikut ini beberapa kesalahan menyusui yang sering tanpa sadar Ibu lakukan:
- Posisi menyusui kurang tepat. Masih banyak Ibu yang belum mengetahui bagaimana posisi menyusui yang tepat sehingga menyebabkan ASI tidak keluar dengan lancar. Pastikan mulut bayi melekat dengan benar pada puting Ibu. Selain itu, cara duduk Ibu juga harus dibuat senyaman mungkin. Begitu juga dengan bantal yang menyangga bayi supaya ia juga mendapatkan kenyamanan selama menyusu.
- Kurang memperhatikan kesehatan diri. Terlalu fokus mengasuh dan menyusui bayi bukan berarti Ibu tidak memperhatikan kesehatan diri sendiri. Ibu tetap harus beristirahat dengan cukup, makan makanan yang bergizi, dan minum dengan cukup supaya tubuh tetap bugar dan bisa memberikan ASI secara optimal untuk bayi.
- Mengabaikan stres. Pertama kali mengasuh bayi baru lahir seringkali membuat banyak Ibu baru merasakan stres karena berbagai alasan, seperti kurang tidur, lelah, ASI tidak lancar, bayi rewel, dan proses menyusui yang masih belum lancar. Sebaiknya jangan mengabaikan masalah tersebut karena bisa berdampak pada produksi ASI. Segera konsultasikan masalah yang Ibu alami pada ahlinya di klinik laktasi.
- Kurang mengosongkan payudara. Khawatir bayi tidak memperoleh cukup ASI seringkali membuat Ibu cepat berganti ke sisi payudara lainnya. Akibatnya, salah satu payudara dapat mengandung hindmilk dan foremilk yang tidak seimbang. Dampak lainnya adalah payudara mengalami peradangan (mastitis) dengan gejala benjolan keras dan nyeri di payudara hingga demam. Mastitis juga bisa menyebabkan produksi ASI menurun. Jadi, pastikan Ibu menunggu selama 15-20 menit sebelum beralih payudara, ya.
- Tidak meminta bantuan. Kegiatan merawat dan menyusui bayi adalah pekerjaan berat yang menguras banyak tenaga. Ditambah Ibu masih harus memulihkan tubuh setelah melahirkan. Jangan segan untuk meminta bantuan orang terdekat jika Ibu memang membutuhkannya. Berbagi tugaslah dengan Ayah untuk bersama merawat buah hati supaya Ibu tetap bisa mengASIhi dengan maksimal.
- Memberikan dot terlalu dini. Bayi yang diperkenalkan dengan dot terlalu dini bisa membuatnya bingung puting. Daya hisap dot lebih kuat dan cepat daripada payudara, sehingga susu pun mengalir lebih deras. Hal ini bisa membuat bayi merasa ketagihan dan lebih menyukai dot. Akibatnya, ia akan menolak menyusu langsung dari payudara Ibu.
- Tidak menyusui dalam rentang waktu lama. Di beberapa minggu pertama kehidupan bayi, Ibu harus menyusui sesering mungkin. Masalahnya, pada usia ini bayi juga sering tidur. Dalam sehari, bayi bisa akan tidur setiap 2-3 jam sekali, sedangkan kebutuhan menyusunya adalah 8-12 kali. Meski begitu, Ibu tetap harus memberikannya ASI. Apabila bayi sudah tidur selama 4 jam, bangunkan ia untuk disusui lagi.
Bagaimana mengoptimalkan pemberian ASI dan menyelesaikan masalah kesulitan pemberian ASI dapat ibu peroleh dari klinik ini. Bila Ibu berminat untuk mengunjungi klinik laktasi, ada di beberapa rumah sakit besar di berbagai kota di Indonesia. Hubungi tenaga medis di klinik laktasi untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut.
Jika ibu memiliki pertanyaan lain seputar bayi, silahkan berkunjung ke laman Tanya Pakar. Para ahli di sana akan menjawab pertanyaan Ibu secara langsung. Untuk dapat menggunakan fitur tersebut, jangan lupa untuk registrasi terlebih dulu ya, Bu.
Sumber:
Popmama