ASI mengandung semua nutrisi yang bayi perlukan dan melindunginya dari serangan berbagai penyakit. Selain baik untuk pertumbuhan fisik, ASI juga penting untuk perkembangan kognitif bayi. Jadi sebaiknya, minimal untuk enam bulan pertama, Bunda memberikan ASI eksklusif bagi si kecil. Sesibuk apa pun kegiatan Bunda di luar rumah, dengan teknik memerah dan menyimpan ASI yang benar, Bunda akan tetap bisa memberikan ASI berkualitas bagi buah hati tercinta.
Memerah dan menyimpan ASI sebenarnya bukan merupakan proses yang rumit. Untuk memerah ASI pun sebenarnya tidak selalu membutuhkan alat khusus. Cukup dengan pijatan dua jari, ASI akan mengalir lancar. Namun, memang tak sedikit ibu yang mengalami kesulitan melakukan proses ini sendiri. Jika demikian, barulah pompa ASI dibutuhkan. Hal terpenting yang perlu diingat adalah Bunda harus senantiasa menjaga kebersihan alat pompa. Jangan menunda untuk mencucinya setelah digunakan karena sisa susu yang mengering akan sulit untuk dibersihkan.
Kemudian, agar kuantitas ASI yang diperah bisa lebih banyak, pilih waktu ketika payudara dalam keadaan penuh—biasanya di pagi hari. Pilih juga tempat yang tenang dan bebas gangguan agar Bunda bisa lebih rileks. Mandi air hangat sambil memijat-mijat payudara bisa memperlancar produksi ASI. Atau, mengompres payudara sekitar 5-10 menit juga bisa menjadi alternatif. Jika Bunda masih merasa kesulitan mengeluarkan ASI, mungkin Bunda perlu berkonsultasi pada dokter atau ahli laktasi.
Adapun untuk menyimpan ASI, perlu Bunda ketahui bahwa dengan penyimpanan dalam suhu yang berbeda, ASI akan tahan untuk waktu yang berbeda pula. Jika akan diberikan dalam waktu 2 jam setelah pemerahan, cukup simpan dalam suhu ruangan. Jika akan diberikan dalam waktu 24 jam, simpan dalam termos dengan es batu. Jika akan diberikan dalam waktu 72 jam, simpan di kulkas (di bawah 5 derajat Celcius). Jika akan diberikan dalam waktu 3 bulan, simpan di freezer (di bawah -18 derajat Celcius). Dengan cara terakhir ini, ASI yang dibekukan juga bisa tahan hingga 6 bulan.
Untuk memerah dan menyimpan ASI, Bunda bisa menggunakan plastik polietilen—seperti plastik gula—atau wadah makanan yang aman. Jangan gunakan gelas plastik bekas minuman kemasan ataupun wadah berbahan styrofoam. Jangan lupa pula untuk mencantumkan tanggal dan jam pada setiap wadah—yang pertama diperah, diberikan terlebih dulu. Terakhir, ketika ingin mencairkan ASI beku, pindahkan ke kulkas semalam sebelumnya, barulah keesokan harinya dicairkan dan dihangatkan. Tapi ingat, jangan membekukan lagi ASI yang sudah dicairkan.