'Topeng' kehamilan (chloasma/melasma gravidarum) atau yang dikenal dengan istilah mask of pregnancy merupakan salah tanda kehamilan yang kadangkala cukup mengganggu penampilan ibu hamil. Padahal kehamilan menjadi sesuatu yang sangat dinanti-nanti oleh para wanita yang sudah menikah. Kehamilan layaknya sebuah anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta dan Ibu pun mulai bersiap-siap menghadapinya. Persiapan yang dilakukan cukup beragam, seperti mengonsumsi makanan sehat seimbang, melakukan pemeriksaan secara rutin dan lain sebagainya.
Selain 'topeng' kehamilan, ada beberapa tanda kehamilan yang perlu Ibu ketahui, seperti perubahan pada saluran cerna, pembuluh darah, bentuk tubuh dan kulit. Biasanya semua tanda kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan berlangsung.
'Topeng' kehamilan sebagai tanda kehamilan
Tanda kehamilan berupa melasma berasal dari kata Yunani, yaitu ‘melas’ yang berarti hitam/gelap. Biasanya tanda kehamilan ini terlihat pada kedua pipi, bagian atas bibir, dagu dan dahi serta garis rahang, sehingga berbentuk menyerupai sebuah 'topeng' dan terjadi simetris atau di kedua sisi wajah (kanan dan kiri). Pada bagian atas leher, jarang muncul tanda kehamilan ini. Kondisi ini terjadi pada sekira 50-70% ibu hamil.
Ada empat jenis pola pigmentasi (perubahan warna kulit menjadi lebih gelap) sebagai tanda kehamilan, yaitu tipe epidermal (lapisan kulit bagian permukaan), tipe dermal (lapisan kulit yang lebih dalam), tipe campuran dan ada tipe tertentu yang biasanya juga dapat terjadi pada seseorang dengan warna kulit gelap. Beberapa jenis perubahan warna kulit ini disebabkan oleh adanya beberapa komponen 'pewarna' dari hormon ibu.
Apa penyebab munculnya tanda kehamilan melasma gravidarum?
Tanda kehamilan yang muncul pada wajah ibu hamil, kemungkinan disebabkan oleh perubahan hormon. Aktivitas hormonal wanita - estrogen - diperkirakan menyebabkan tingginya kejadian 'topeng' kehamilan ini. Pengguna obat kontrasepsi (pil KB) dan terapi pengganti hormon estrogen juga dapat mengalami kejadian 'topeng' ini.
Kadar hormon estrogen, progesteron dan melanocyte-stimulating hormone (MSH) biasanya akan meningkat pada trimester ketiga kehamilan. Perubahan hormon ini akan menstimulasi perubahan peningkatan melanin (hiperpigmentasi) secara sementara. Melanin ini adalah sebuah substansi alami yang memberikan warna pada rambut, kulit dan mata. Paparan sinar matahari juga berperan dalam meningkatkan melanin.
Bagian-bagian yang mengalami perubahan pigmentasi sebagai tanda kehamilan dan menyebabkan munculnya 'topeng' kehamilan ini bisa menghilang dalam beberapa bulan setelah melahirkan dan warna kulit yang terkena pun akan kembali seperti sediakala, walau pada beberapa ibu hamil kondisi ini akan mereda dalam waktu lebih lama. Pada beberapa kasus, ada yang menetap dan memerlukan konsultasi dengan dokter untuk mengatasinya.
Tanda Kehamilan 'topeng pada wajah' ini muncul pada siapa saja?
Wanita yang memiliki warna kulit lebih gelap cenderung mengalami tanda kehamilan ini dibandingkan dengan wanita yang memiliki warna kulit lebih cerah. Bila kondisi ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya, tanda kehamilan ini mungkin akan Ibu alami juga.
Apa yang bisa ibu hamil lakukan terhadap tanda kehamilan ini?
1. Mengonsumsi makanan sehat yang mengandung asam folat, karena beberapa studi menunjukkan kekurangan asam folat berhubungan dengan terjadinya hiperpigmentasi seperti penyebab tanda kehamilan. Makanan dengan asam folat di dalamnya antara lain sayuran berdaun hijau, roti yang terbuat dari gandum utuh, dan sereal yang terbuat dari gandum utuh.
2. Menghindari paparan sinar matahari (bila memungkinkan). Gunakan tabir surya, baju berlengan panjang, topi dan kacamata saat bepergian.
3. Konsultasikan dengan dokter mengenai perawatan kulit wajah. Mungkin dokter akan memberikan krim atau obat lain yang dapat memberikan perbaikan.
Bila Ibu mengalami tanda kehamilan berupa perubahan warna kulit lebih gelap pada wajah, maka Ibu tidak perlu khawatir, karena tanda kehamilan ini hanyalah bersifat sementara saja dan biasanya akan hilang setelah melahirkan. Untuk keterangan lebih lanjut, Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter.