Selain berat badan dan panjang badan, mengukur lingkar kepala bayi merupakan salah satu hal yang kerap dilakukan petugas kesehatan saat berada di dokter untuk memeriksakan kesehatan maupun imunisasi. Mengukur lingkar kepala tak kalah pentingnya dengan mengukur berat badan dan panjang badan untuk memantau perkembangan pertumbuhan bayi, terutama dalam pemeriksaan perkembangan neurologis atau saraf anak. Parameter lingkar kepala bayi yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya kelainan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Perkembangan Ukuran Lingkar Kepala Bayi
Pada usia bayi, tulang kepalanya belum bersatu dan hal ini memungkinkan pertumbuhan otak di dalamnya. Pada usia 3 bulan pertama, lingkar kepala bayi akan tumbuh pesat dan rata-rata meningkat 2 cm setiap bulannya. Ubun-ubun bayi baru akan menutup pada usia 9-18 bulan. Sedangkan pada usia 3-6 tahun, lingkar kepalanya akan bertambah 1 cm per tahun.
Bila pada kunjungan ke dokter atau ke bidan berikutnya diketahui ukuran kepala bayi tidak bertambah atau tiba-tiba bertambah besar, dokter atau tenaga medis perlu memeriksa ulang. Untuk mengukur lingkar kepala bayi secara tepat umumnya sulit untuk dilakukan, terutama saat kepalanya bergerak. Oleh karenanya pengukuran ini menggunakan pita pengukur yang fleksibel yang dilingkarkan pada kepala bayi.
Jika ukuran lingkar kepala bayi ditemukan lebih kecil daripada ukuran seharusnya atau tidak ada pertambahan, dokter akan mencari gejala lain yang berkaitan dengan keterlambatan perkembangannya atau penyakit yang berkaitan dengan hal ini. Bila tidak ditemukan ada kelainan, biasanya bayi hanya dipantau perkembangannya hingga waktu kunjungan berikutnya.
Jika ukuran lingkar kepala bayi ditemukan sangat besar, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjut untuk mencari kelainan yang menyertai pembesaran kepala bayi, misalnya apakah ada penambahan cairan di sekitar otak, dan sebagainya.
Ukuran Lingkar Kepala Bayi yang Normal
Untuk mengetahui apakah ukuran lingkar kepala bayi normal atau tidak, coba cek informasi berikut:
- Bayi baru lahir
Bayi baru lahir biasanya memiliki bentuk kepala yang tidak simetris, seperti terlalu lonjong, peyang, kerucut, dan sebagainya. Tidak perlu kaget ya, Bu, karena ini adalah hal yang normal. Pada proses kelahiran normal, tengkorak kepala bayi akan mengikuti bentuk jalan lahirnya supaya tidak mengakibatkan kerusakan pada tulang tengkorak atau cidera otak. Kemudian setelah 2 hingga 3 minggu dilahirkan, bentuk kepala bayi akan membentuk bulat sempurna dengan ukuran lingkar kepala sekitar 33 sampai 35 cm dengan batas normal 32 sampai 38 cm. - Bayi usia 1 - 3 bulan
Saat berusia 1 hingga 3 bulan, umumnya bayi akan mengalami peningkatan ukuran lingkar kepala sekitar 2 cm setiap bulan. Berikut adalah rentang ukuran lingkar kepala bayi untuk usia 1-3 bulan:- Usia 1 bulan: 34 - 41 cm
- Usia 2 bulan: 36 - 42,5 cm
- Usia 3 bulan: 37,5 - 44 cm
- Bayi usia 4 - 6 bulan
Penambahan ukuran lingkar kepala pada bayi usia 4 hingga 6 bulan adalah sekitar 1 cm per bulan dengan rentang ukuran sebagai berikut:- Usia 4 bulan: 38,5 - 45 cm
- Usia 5 bulan: 39,5 - 45,5 cm
- Usia 6 bulan: 40 - 46 cm
- Bayi usia 7 - 12 bulan
Dengan penambahan sekitar 0,5 cm per bulan, bayi berusia 7 hingga 12 bulan akan memiliki rentang ukuran lingkar kepala sebagai berikut:- Usia 7 bulan: 40,5 - 47 cm
- Usia 8 bulan: 41 - 47,5 cm
- Usia 9 bulan: 41,5 - 48 cm
- Usia 10 bulan: 41 - 48,5 cm
- Usia 11 bulan: 42,5 - 49 cm
- Usia 12 bulan: 43 - 49,5 cm
Baca juga: Merawat Kulit Kepala si Kecil Yang Baru Lahir
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lingkar Kepala Bayi
Sama seperti panjang dan berat badan, ukuran lingkar kepala bayi juga bisa mengalami perkembangan yang berbeda-beda, tergantung pada beberapa faktor berikut:
- Faktor genetik. Faktor genetik sangat berperan dalam pertumbuhan setiap anak. Orang tua dengan postur tubuh yang besar dan tinggi kemungkinan akan memiliki anak dengan postur yang serupa. Namun bila orang tuanya bertubuh kecil dan pendek, maka anaknya pun kemungkinan akan berpostur yang sama pula.
- Asupan nutrisi. Untuk bayi berusia di bawah 6 bulan, asupan nutrisinya yang utama adalah ASI. Jadi berikanlah ASI kepada bayi secara rutin. Jika sudah di atas 6 bulan, maka ia akan memerlukan asupan nutrisi tambahan berupa MPASI. Pastikan menunya selalu mengandung gizi berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Saat bayi kekurangan nutrisi, maka pertumbuhannya pun menjadi terhambat, begitu pula dengan lingkar kepalanya.
- Kondisi kesehatan Ibu selama kehamilan. Ibu yang sehat tentunya akan membuat janin di dalam kandungan ikut sehat. Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk memperhatikan kondisi kesehatannya. Selalu konsumsi makanan yang sehat, rajin berolahraga, serta menjauhi gaya hidup tak sehat, seperti minum minuman beralkohol dan merokok.
- Kondisi kesehatan Ibu setelah melahirkan. Tak hanya selama kehamilan, setelah melahirkan pun Ibu harus tetap menjaga kesehatan. Ibu yang depresi misalnya, akan kesulitan untuk merawat bayinya. Sebagai dampaknya, tumbuh kembangnya pun jadi lebih lambat dari yang seharusnya. Selain itu Ibu juga harus terus mengkonsumsi makanan yang sehat agar produksi ASI-nya lancar dan mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi.
- Bayi mengalami kondisi medis tertentu. Bayi yang terserang infeksi atau kekurangan gizi juga akan mengalami hambatan dalam proses tumbuh kembangnya. Namun bila sudah pulih, maka tumbuh kembang bayi pun dapat kembali berjalan dengan normal.
Gangguan pada Kepala Bayi
Dari pengukuran lingkar kepala tersebut dapat dijadikan salah satu acuan apakah bayi menderita beberapa gangguan pada kepala seperti berikut ini:
- Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan sebuah penyakit yang disebabkan adanya penumpukan cairan otak sehingga otak terdesak dan tengkorak jadi membesar. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui dengan jelas, tapi diduga karena berbagai faktor berikut:
- Pendarahan di ventrikel otak.
- Ibu mengalami infeksi di rahim yang menyebabkan peradangan jaringan otak janin, seperti gondok, cacar air, toxoplasma, atau rubella.
- Sistem saraf pusat janin tidak berkembang dengan normal, sehingga cairan serebrospinal tidak mengalir dengan baik.
- Banyaknya produksi cairan otak.
- Adanya gangguan proses penyerapan cairan otak.
- Microcephaly
Microcephaly merupakan suatu kelainan di mana ukuran kepala bayi lebih kecil dibandingkan ukuran normal. Gangguan ini dapat terjadi sejak bayi lahir maupun di masa tumbuh kembangnya. Jika terjadi sejak bayi lahir, gangguan ini diakibatkan oleh otak janin yang tidak berkembang dengan sempurna.
Penyebabnya tidak bisa diketahui secara pasti, tapi beberapa faktor berikut diduga berpotensi menjadi penyebabnya:
- Infeksi ketika hamil, seperti herpes, sifilis, toxoplasmosis, rubella, atau HIV/AIDS.
- Kekurangan asupan bernutrisi saat hamil.
- Otak janin kurang mendapat cukup aliran darah.
- Terkena paparan zat berbahaya, seperti radiasi zat kimia, rokok, dan logam.
- Cedera otak, seperti trauma otak yang disebabkan kekurangan oksigen sebelum atau saat bayi lahir.
- Craniosynostosis
Craniosynostosis adalah sebuah kondisi cacat lahir yang membuat ubun-ubun bayi menutup lebih cepat. Hal ini menyebabkan kepala bayi berbentuk kurang sempurna dan tidak berkembang dengan normal karena otaknya berkembang dan mendorong tulang tengkorak.
Penyebab gangguan ini tidak dapat diketahui, tapi diduga berhubungan dengan faktor genetik, lingkungan, dan perkembangan tengkorak, seperti sindrom Crouzon, Apert, dan Pfeiffer. Pada ibu hamil yang menderita penyakit tiroid atau mengkonsumsi obat penyubur kandungan sebelum hamil akan lebih berisiko melahirkan bayi dengan craniosynostosis.
Baca Juga: Mainan Anak Berantakan, Ajari Ia Membereskannya, Yuk!
Sudah tahu kan, Bu, betapa pentingnya mengukur lingkar kepala bayi? Oleh karena itu, jangan abaikan ukuran lingkar kepala bayi, terutama dalam usia 1 tahun untuk mengetahui perkembangannya. Hal ini sama seperti pentingnya mengukur berat badan dan panjang badan bayi.
Jika Ibu punya pertanyaan lainnya seputar tumbuh kembang buah hati, jangan ragu untuk melakukan konsultasi anak pada laman Tanya Pakar ya, Bu. Pastikan Ibu sudah registrasi terlebih dulu agar bisa menggunakan fitur tersebut.
Sumber:
Halodoc, Alodokter