Aduh, mainan anak berserakan di mana-mana. Baru saja dibersihkan, tapi selang beberapa menit pasti sudah berantakan lagi. Hayo, siapa yang sehari-hari dipusingkan dengan masalah seperti ini? Semua Ibu pastinya, ya.
Sebagian besar Ibu biasanya akan merapikan mainan anak-anaknya yang berserakan. Namun jika Ibu terus-menerus melakukannya, anak jadi kurang bertanggung jawab terhadap mainannya. Ia harus dibiasakan untuk merapikan mainannya sendiri. Caranya bagaimana? Coba ikuti beberapa trik berikut ini ya, Bu.
Mulai Sejak Dini
Ibu mungkin beranggapan anak masih terlalu kecil untuk bisa merapikan mainannya. Nyatanya tidak lho, Bu. Kebiasaan ini justru sebaiknya sudah diajarkan sejak dini. Walaupun memang kurang rapi, tapi setidaknya anak belajar caranya. Ibu bisa memulai mengajarkannya sejak anak berusia 1 tahun. Ajak ia untuk bersama-sama memasukkan mainan ke dalam wadah khusus untuk mainan. Dengan cara ini anak akan tertarik untuk mengikutinya dan jika dilakukan secara terus-menerus ia pun jadi terbiasa.
Sediakan Wadah Khusus
Ibu perlu untuk menyediakan wadah khusus untuk mainan anak. Pisahkan menurut jenisnya dan berikan label nama. Tunjukkan pada anak bahwa ia harus memasukkan mainan-mainannya sesuai label nama yang sudah Ibu berikan. Trik ini akan memudahkan anak untuk mencari mainan apa yang ia inginkan sehingga tidak perlu dibongkar satu-persatu. Praktis, mudah, cepat, dan tidak membuat berantakan.
Berikan Contoh
Apapun yang anak lakukan akan mencontoh orang tuanya. Kalau Ibu kurang rapi dalam meletakkan barang dan cenderung malas, maka kemungkinan besar anak akan menirunya. Maka dari itu berikanlah contoh ya, Bu. Selalu bereskan kembali barang-barang yang telah Ibu pakai pada tempatnya semula. Jadilah pribadi yang rapi dan bersih. Saat anak melihat bahwa Ibu selalu rajin, ia pun akan menirunya.
Buat Persyaratan
Bila anak sudah mulai memahami kata-kata, Ibu bisa menerapkan persyaratan terkait aktivitas bermain anak. Buatlah peraturan tertulis yang mengatakan bahwa anak boleh memainkan mainannya dengan syarat ia harus merapikannya lagi setelah selesai bermain. Jika ia melanggar, maka mainan anak akan Ibu simpan untuk sementara. Namun jika ia berhasil merapikan mainan, ia akan mendapatkan reward dari Ibu.
Baca juga: 5 Cara Bantu si Kecil Lancar Mengekspresikan Diri saat Berkomunikasi
Seleksi Mainannya
Semakin lama mainan anak tentu akan menumpuk. Beberapa diantaranya mungkin sudah tidak pernah dimainkan lagi oleh anak. Luangkanlah waktu untuk menyeleksi mainan-mainannya, mana yang masih terpakai dan mana yang tidak. Untuk mainan yang sudah tidak terpakai bisa Ibu sumbangkan kepada orang lain. Bila mainan anak sudah tidak terlalu banyak, maka peluang untuk mainan yang berserakan di mana-mana pun akan berkurang.
Buat Menjadi Permainan
Anak cenderung sulit untuk melaksanakan perintah yang Ibu ucapkan begitu saja. Ubahlah perintah membereskan mainan menjadi sebuah permainan. Contohnya dengan berlomba untuk memasukkan mainan ke dalam wadah antara Ibu dan anak. Siapa yang paling banyak memasukkan, akan mendapatkan es krim. Dengan begitu, anak akan merasa tertantang untuk mendapatkan yang terbanyak.
Sediakan Area Khusus Bermain
Cobalah untuk meminimalisir kemungkinan mainan anak berceceran di segala tempat. Caranya adalah dengan menyediakan area khusus untuk anak bermain. Misalnya anak hanya boleh mengeluarkan mainan di dalam kamarnya saja. Tentunya anak juga tetap harus merapikan mainan setelah ia selesai bermain.
Bersikap Tegas Tanpa Emosi
Setelah menerapkan peraturan tentang merapikan mainan, Ibu harus bisa bersikap tegas. Jika anak tidak mau melaksanakannya, maka lakukan konsekuensi yang sudah Ibu buat. Saat melihat Ibu tegas dalam melakukannya, anak pun akan berpikir bahwa Ibu tidak main-main dan sekadar mengancam. Namun sikap tegas ini tidak perlu diiringi dengan emosi ya, Bu. Kalau Ibu emosi, anak hanya akan merasakan ketakutan sehingga kegiatan merapikan mainan menjadi terpaksa ia lakukan.
Jelaskan Pentingnya Merapikan Mainan Sendiri
Anak juga perlu tahu, kenapa sih ia harus selalu merapikan mainannya? Berikan penjelasan terkait hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Jelaskan padanya bahwa hal tersebut perlu dilakukan supaya mainan anak tidak mudah rusak atau hilang. Jika ia tidak mau hal itu terjadi, maka ia harus mau bertanggung jawab untuk membereskannya sendiri. Jelaskan juga padanya bahwa Ibu sudah lelah dengan banyaknya pekerjaan di rumah sehingga berharap kalau anak mau untuk membantunya.
Trik-trik mengajari membereskan mainan anak di atas perlu untuk diterapkan secara perlahan dan bertahap hingga akhirnya anak terbiasa dan memiliki kesadaran untuk merapikan mainannya sendiri. Butuh waktu memang, tapi jangan menyerah begitu saja ya, Bu. Tetaplah bersabar dan terus berusaha untuk mengajari buah hati kebiasaan yang baik sejak dini. Selamat mencoba trik ini, Bu.
Untuk Ibu yang masih memiliki pertanyaan dan ingin berkonsultasi seputar anak, bisa berkunjung ke laman Tanya Pakar ya, Bu. Di sana ada para ahli yang akan membantu Ibu. Untuk bisa menggunakan fitur tersebut, pastikan Ibu sudah registrasi terlebih dahulu.
Sumber:
Popmama, Orami, Haibunda