Ibu pasti mulai bertanya-tanya ketika menemukan penyakit kulit pada anak, seperti timbul jerawat di wajah dan tubuh si kecil. Apalagi mengingat usianya baru 5 tahun, tidak seharusnya ia berjerawat. Apakah ini tanda penyakit kulit pada anak? Tenang, Bu. Walaupun kondisi ini cukup membingungkan terutama bagi orang tua baru, tapi penanganannya tergolong mudah.
Kondisi yang menyerang kesehatan balita seperti ini biasa terjadi karena umumnya imun pada kulit balita belum terlalu sempurna terhadap bakteri atau virus penyakit yang menyerang kulit. Ketika Ibu memasuki trimester terakhir kehamilan, kulit si Kecil terlapisi oleh vernix atau lapisan berlendir dan berwarna putih. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi kulitnya dari infeksi di dalam kandungan maupun setelah lahir. Vernix akan hilang seiring dengan berjalannya waktu dan menyebabkan munculnya penyakit kulit pada anak atau jerawat maupun alergi karena kulitnya menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Terutama pada balita yang mudah bereaksi terhadap zat maupun kandungan tertentu yang dibawa oleh susu sapi, sabun, atau makanan.
Cara menangani jerawat pada anak
Untuk menangani jerawat yang muncul di wajah atau tubuh si kecil, Ibu dapat mengikuti tips berikut ini:
Bersihkan kulit si kecil yang berjerawat dengan air hangat bersih dan sabun khusus bayi. Sabun berbahan lanolin juga dapat membantu menjaga kulitnya yang masih sensitif.
Gunakan handuk lembut dan bersih untuk mengeringkan tubuhnya. Hindari menggosoknya dengan keras.
Sebaiknya tepuk-tepuk secara perlahan agar handuk menyerap air di kulit.
Sebaiknya Ibu tetap menggunakan resep dari dokter untuk salep yang akan digunakan. Ketika mengoleskan salep, gunakan cotton bud untuk menghindari jerawatnya terpencet oleh jari.
Hindari memakaikan lotion atau krim pada daerah yang berjerawat. Minyak yang terkandung pada krim dapat memperburuk kondisi kulitnya.
Baca Juga: Gaya Berenang yang Aman Untuk Ibu Hamil
Penyakit kulit pada anak yang umum ditemukan
Bagaimana Bu? Tidak terlalu rumit kan? Ketika si kecil berjerawat Ibu tidak perlu panik karena hal tersebut lumrah terjadi. Namun, Ibu tetap harus waspada karena jerawat yang muncul dapat menjadi semakin parah dan menyebar. Beberapa jenis penyakit kulit pada anak adalah:
Dermatitis atopik atau eksim
Penyakit ini dapat menyebabkan kulit menjadi kering, gatal yang sangat mengganggu, serta menyebabkan kulit menjadi merah. Biasanya penyakit ini menyerang balita yang memiliki alergi. Seperti alergi debu, deterjen, atau makanan-makanan tertentu.
Dermatitis kontak iritan
Penyakit ini biasa dikenal sebagai ruam. Seperti dermatitis atopik, penyakit ini juga disebabkan karena alergi. Namun biasanya alergi yang memicu munculnya ruam adalah alergi terhadap logam, kulit sintetis, karet, serta pewangi pada sabun atau shampoo.
Impetigo
Penyakit kulit pada anak ini umumnya menyerang daerah mulut dan hidung atau lengan dan bokong. Biasanya impetigo dapat menyebabkan gatal namun pada beberapa kasus, impetigo tidak menyebabkan gatal. Impetigo disebabkan oleh bakteri streptococcus atau staphylococcus dan biasanya masuk melalui luka. Untuk pertolongan pertama, jika anak terluka segera bersihkan dengan langkah yang tepat ya, Bu
Pioderma
Penyakit kulit pada anak selanjutnya yang umum ditemukan adalah pioderma. Penyakit kulit pada anak yang dikenal dengan nama pioderma ini menyerang si kecil akibat infeksi bakteri kulit yang juga disebabkan oleh staphylococcus dan streptococcus. Bakteri ini biasanya timbul umumnya karena tingkat higienitas yang kurang. Namun beberapa faktor seperti menurunnya daya tahan tubuh, kerusakan di bagian epidermis kulit, serta obesitas pada anak juga dinilai jadi penyebab timbulnya pioderma.
Pioderma sebagai penyakit kulit pada anak juga muncul dalam beberapa jenis. Pertama ada impetigo krustosa dengan gejala kulit kemerahan dan lenting berisi cairan yang cepat pecah. Kondisi tersebut menimbulkan bekas luka atau koreng dengan warna kuning. Biasanya penyakit kulit pada anak ini ditemukan di bagian muka, sekitar hidung dan mulut.
Jenis impetigo lainnya yang berasal dari pioderma adalah impetigo bulosa. Penyakit kulit pada anak ini biasanya muncul dengan gejala kemerahan dan lenting berisi cairan nanah di area ketiak, dada, dan punggung. Pioderma juga bisa menyebabkan infeksi pada kelenjar keringat yang dapat dilihat dari gejala adanya bentol kemerahan berbentuk kubah dalam jumlah banyak. Namun, anak yang menderita kondisi ini tidak merasa nyeri akibat bentol yang pecah tersebut.
Scabies
Kutu juga jadi salah satu penyebab umum penyakit kulit pada anak. Salah satunya adalah scabies yang disebabkan adanya kotoran, air liur, dan telur dari kutu sarcoptes scabiei yang tinggal di dalam lapisan kulit. Penyakit kulit pada anak satu ini cukup mengganggu aktivitas anak. Pasalnya, jika si kecil terserang scabies, besar kemungkinan daerah yang terinfeksi akan terasa gatal dan menimbulkan luka. Pada anak-anak, kondisi kulit akibat scabies bisa menyerang seluruh bagian tubuh. Area yang cukup sering terserang biasanya kepala, leher, telapak tangan, dan kaki. Tidak hanya anak-anak, scabies juga bisa menyerang orang dewasa. Jadi, Ibu juga perlu waspada.
Moluskum kontagiosum
Tidak hanya bakteri, virus yang tidak terlihat pun ternyata bisa jadi salah satu penyebab penyakit kulit pada anak, seperti Moluskum kontagiosum. Infeksi virus yang menyerang kulit anak ini biasanya menimbulkan gejala seperti tumbuhnya bintil di kulit. Bintil yang tumbuh akibat penyakit kulit pada anak ini tidak memberikan rasa sakit atau nyeri pada penderitanya. Namun memberikan rasa gatal yang mengganggu. Bintil yang timbul akibat moluskum kontagiosum ini biasanya ditemui di area leher, ketiak, perut, kelamin, dan tungkai dengan ciri-ciri warna mirip dengan rona kulit, merah muda, atau putih.
Selain itu, proses pemulihan yang dibutuhkan bagi penderita Moluskum kontagiosum ini cukup lama waktunya. Penyakit kulit pada anak ini biasanya akan hilang dalam rentang waktu 6 hingga 12 bulan. Meskipun begitu, rentang waktu tersebut bisa bertambah lama jika penderita penyakit kulit pada anak ini memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang optimal. Penyakit kulit satu ini juga bisa menular jika seseorang terlalu lama melakukan kontak fisik kepada penderita. Jika berlangsung lebih lama, maka dianjurkan bagi Ibu untuk membawa si kecil konsultasi ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut secara tepat.
Fifth disease (erythema infectiosum)
Fifth disease atau yang dikenal dengan istilah erythema infectiosum merupakan salah satu penyakit kulit pada anak yang umum ditemukan. Sesuai dengan namanya, fifth disease adalah jenis penyakit kulit urutan kelima dalam daftar klasifikasi penyakit radang kulit umum yang kerap kali ditemukan pada anak-anak selain campak, rubella, cacar air, dan roseola. Penyakit kulit pada anak ini disebabkan oleh virus, tepatnya parvovirus B19 yang menyebar dan menyerang anak-anak lewat menyebar lewat udara melalui droplets yang dikeluarkan air liur serta dahak saat anak bersin dan batuk.
Penyakit kulit pada anak ini sering ditemukan menyerang anak-anak di rentang usia 5 sampai 14 tahun. Fifth disease ini dapat diidentifikasi melalui timbulnya gejala seperti ruam kemerahan pada pipi, lengan dan kaki. Ketika terpapar parvovirus B19, penyakit kulit pada anak ini bisa bermukim di dalam tubuh anak selama 4 hingga 14 hari. Jika tidak ditangani secara tepat, infeksi virus tersebut juga bisa jadi penyebab infeksi saluran pernapasan atas pada si kecil. Oleh karena itu, ketika si kecil sudah menunjukkan tanda-tanda terserang fifth disease, segera lakukan konsultasi dokter ya, Bu.
Meskipun jadi penyakit kulit pada anak yang umum, nyatanya parvovirus B19 juga bisa menyerang orang dewasa dengan kondisi imun tubuh yang kurang optimal. Bahkan fifth disease dinilai cukup berbahaya jika menyerang Ibu hamil.
Varisela
Varisela atau cacar air juga merupakan penyakit kulit pada anak yang cukup sering ditemukan mengganggu proses tumbuh kembang si kecil. Tidak hanya menimbulkan ruam dan bintik gatal pada kulit anak, cacar air juga datang dengan gejala yang mengkhawatirkan, seperti demam, pusing, lemas, nyeri tenggorokan, dan selera makan menurun.
Penyakit kulit pada anak ini disebabkan oleh virus bernama varicella zoster. Virus penyebab cacar air ini punya tingkat penularan yang tinggi dan cepat. Penderita penyakit kulit pada anak ini biasanya terpapar akibat virus yang menyebar melalui udara dari bersin dan batuk. Gejala yang timbul akibat terpapar virus cacar air juga cukup cepat. Penyakit kulit pada anak ini mulai menunjukkan gejala kurang lebih setelah dua hari akibat terpapar virus dengan munculnya ruam hampir di seluruh badan.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah jadi salah satu faktor mengapa si kecil mudah terserang penyakit kulit pada anak satu ini. Selain itu, anak dengan riwayat klinis yang belum terkena cacar air atau belum melakukan vaksinasi cacar juga rentan terkena penyakit kulit pada anak ini. Ibu hamil juga jadi salah satu golongan yang rentan terkena cacar air.
Jika tidak dilakukan penanganan secara cepat dan tepat, penyakit kulit pada anak ini juga bisa menimbulkan komplikasi terhadap penyakit lainnya. Di antaranya adalah dehidrasi, sepsis, pneumonia, toxic shock syndrome, hingga radang otak. Pastikan Ibu selalu cukupi asupan nutrisi anak dan anggota keluarga lainnya demi mengoptimalisasi kinerja sistem imun agar terhindar dari penyakit cacar air ini.
Ketika Ibu mendapati anak mengalami gejala-gejala dari penyakit kulit pada anak seperti di atas, alangkah baiknya segera hubungi dokter untuk mencegahnya terkena infeksi. Apalagi, anak belum dapat mengontrol dan menahan tangannya ketika ia merasa gatal yang akan memperparah kondisi kulit. Selain itu, sangat bijak apabila Ibu menjaga agar kuku si kecil tetap pendek untuk menghindari terjadinya luka.
Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk terus memenuhi kebutuhan asupan yang dibutuhkan si kecil. Sistem imun tubuh anak dapat bekerja secara maksimal dan tidak mudah terserang penyakit, seperti penyakit kulit pada anak di atas. Nutrisi yang penting untuk meningkatkan sistem imun tubuh, di antaranya zat besi, vitamin D3, zinc (seng), magnesium, dan vitamin C tertinggi yang dikombinasikan dengan kehebatan 9 Asam Amino Esensial (9AAE) secara lengkap yang bisa didapatkan dalam susu Frisian Flag PRIMAGRO 3+.
Susu Frisian Flag PRIMAGRO 3+ mengandung 9 Asam Amino Esensial (9AAE) secara lengkap yang penting untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil lebih optimal. Jumlah asupan 9AAE harus tercukupi secara lengkap karena jika kekurangan 1 jenis asam amino esensial maka akan mengurangi fungsi optimal yang diperlukan oleh tubuh si Kecil. Hal ini terbukti dalam penelitian di National Center for Biotechnology Information yang menunjukkan bahwa kekurangan satu jenis 9 asam amino esensial (9AAE), maka akan menurunkan kinerja hormon pertumbuhan (IGF-1) sebesar 34 persen. Sementara, kekurangan semua jenis 9 asam amino esensial (9AAE) akan menurunkan hormon pertumbuhan (IGF-1) sebesar 50 persen.
Selain itu, susu Frisian Flag PRIMAGRO AAE 1+ juga mengandung 8 kombinasi nutrisi penting untuk mendukung kreativitas si Kecil, di antaranya DHA 4x lebih tinggi, omega 3, omega 6, minyak ikan, koli, sphingomyelin, asam sialat, dan tirosin tertinggi yang penting untuk perkembangan otak si Kecil. Itulah sebabnya, susu pertumbuhan yang kaya akan 9AAE dan nutrisi lainnya sangat penting agar si Kecil tumbuh kreatif, tanggung, dan percaya diri.
Jangan lupa ya, Bu untuk selalu memantau tumbuh kembang si Kecil secara berkala melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima. Fitur yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima ini membantu Ibu untuk mengetahui penambahan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massa tubuhnya. Semua aspek pertumbuhan tersebut akan diukur serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk, coba Rapor Tumbuh Kembang Prima sekarang!