Pemberian ASI perah merupakan salah satu cara Ibu yang harus kembali aktif bekerja setelah masa cuti melahirkan berakhir, namun tetap dapat memberikan ASI eksklusif. Ada beberapa jurus untuk mengoptimalkan pemberian ASI perah kepada si Kecil. Bila cara penyimpanan ASI perah kurang tepat, maka pemberian ASI perah dapat terganggu dan menyebabkan si Kecil menolak untuk disusui langsung dari Ibu.
Apa yang harus dilakukan sebelum pemberian ASI perah?
• Cuci tangan Ibu sebelum menyimpan ASI perah ke dalam wadah botol berbahan gelas yang bersih dengan tutup atau kontainer plastik yang berbahan keras dan kuat atau Ibu dapat menggunakan kantung plastik yang dirancang untuk menyimpan ASI perah dan diletakkan dalam wadah untuk antisipasi bila terjadi kebocoran.
• Berikan label tanggal dan jam pada wadah ASI perah agar pemberian ASI perah pada si Kecil sesuai urutan waktu ASI yang paling pertama diperah.
• Jika ingin memberikan ASI perah yang dibekukan atau disimpan di freezer (lemari pembeku), cairkan lebih dulu di dalam lemari es biasa (bukan bagian freezer) selama 12 jam atau letakkan botol ASI perah di dalam lemari es biasa selama kurang lebih l jam hingga mencair dan tidak dapat dibekukan kembali.
• Mencairkan ASI perah juga dapat dilakukan dengan mengaliri botol ASI perah dengan air bersuhu ruang. Secara bertahap, tingkatkan suhu air perendam botol ASI perah dengan air hangat hingga ASI perah mencair. Hindari mencairkan ASI perah dalam suhu ruangan. Perubahan suhu air perendam yang bertahap bermanfaat untuk menjaga kandungan ASI agar tetap optimal.
• Cara menghangatkan ASI perah dari lemari es biasa sebelum diberikan adalah dengan merendam botol ASI perah dalam wadah air hangat selama 15 menit dan kocok perlahan hingga tercampur rata.
• Menghangatkan ASI perah juga dapat dilakukan dengan alat pemanas khusus (bottle warmer) yang dapat digunakan untuk menghangatkan ASI perah. Segera keluarkan botol ASI setelah hangat, dan jangan biarkan botol terus menerus dihangatkan.
• ASI perah tidak dianjurkan untuk dipanaskan dalam microwave atau direbus, karena dapat mengubah kandungan zat gizi ASI di dalamnya.
• Sebaiknya ASI perah yang tersisa tidak disimpan dalam lemari es atau dihangatkan kembali untuk diberikan kembali pada si Kecil saat berikutnya. Hangatkan ASI perah seperlunya.
Pemberian ASI perah yang tepat
Hindari pemberian ASI perah dengan botol, dan gunakanlah sendok atau pipet atau soft cup feeder. Pemberian ASI perah melalui botol susu dapat menyebabkan si Kecil bingung puting, sehingga ia dapat menolak menyusu pada Ibu secara langsung, karena terbiasa menyusu dengan botol susu (dot) yang aliran susunya lebih mudah mengalir dibandingkan dari puting susu Ibu. Selain itu, karena terlalu terbiasa menyusu dengan botol, maka saat menyusu langsung pada payudara Ibu, perlekatan mulut si Kecil tidak optimal dan dapat menyebabkan puting Ibu lecet.
Bagaimana cara mengatasi bingung puting pada si Kecil?
• Saat Ibu pulang kerja, usahakan memberikan ASI pada si Kecil dengan menyusu langsung pada Ibu.
• Hentikan penggunaan botol susu dengan dot.
• Sementara si Kecil belum mau menyusu langsung pada Ibu, ASI perah dapat diberikan dengan menggunakan soft cup feeder.
• Ibu dapat mencoba menyusui si Kecil saat ia tenang, namun bila ia menangis, jangan memaksanya menyusu langsung pada Ibu.
• Selama menyusu, usahakan mulut si Kecil mencakup seluruh kalang payudara (area berwarna hitam di sekitar puting susu, disebut pula sebagai areola) Ibu.
Pemberian ASI perah dengan gelas
Pemberian ASI perah dengan gelas bertujuan agar si Kecil tidak bingung puting dan tetap dapat menyusu dari payudara Ibu langsung saat Ibu di rumah. Oleh karena itu, pemberian ASI perah dengan gelas lebih dianjurkan dibandingkan dengan botol susu atau dot.
Cara memberikan ASI perah dengan gelas:
• Siapkan gelas yang bersih dan telah disterilisasi atau direbus. Tuang ASI perah ke dalamnya.
• Sangga atau pegang kepala si Kecil agar posisinya lebih tinggi dari kaki dan bedong si Kecil dengan kain untuk menghindari tangan dan kakinya menendang atau menyenggol gelas.
• Pegang gelas berisi ASI perah dan tempelkan pada bibir bawah si Kecil hingga pinggiran gelas lainnya juga menyentuh bibir atas si Kecil.
• Jangan menuang susu ke dalam mulut si Kecil. Pegang gelas agar menempel pada bibir si Kecil dan biarkan ia minum dengan sendirinya.
Dengan demikian, pemberian ASI perah, bila dilakukan dengan cara yang tepat, tidak mengganggu bayi untuk belajar menyusu langsung dari payudara Ibu. Selamat menyusui!