Imunisasi dimulai sejak lahir hingga berusia 18 tahun yang dilakukan terjadwal dalam beberapa tahap, sehingga penting bagi Ibu untuk mengetahui jadwal imunisasi bayi. 

ebook
Banner
Banner AKP

Sebelum membahasnya lebih lanjut, pastikan Ibu minum susu Frisian Flag PRIMAMUM rasa cokelat lezat untuk dukung Akal Cermat si Kecil di 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Susu ini mengandung tinggi DHA, 9 Asam Amino javascript:void(null);Esensial (AAE) lengkap, dan 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan Ibu dan daya tahan tubuh si Kecil.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mencanangkan jadwal imunisasi bayi lengkap mulai dari usia 0 hingga 18 tahun. Mari simak selengkapnya, Bu!

Kapan Saja Bayi di Imunisasi?

Meski tidak 100% dapat terhindar dari kuman, bakteri, maupun virus ke dalam tubuh, memberikan imunisasi mampu mengurangi tingkat keparahan penyakit. 

Ibu perlu mengetahui jenis-jenis imunisasi dan waktu pemberiannya menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut ini:

Artikel Sejenis

jadwal imunisasi bayi dari IDAI berdasarkan usia - ibudanbalita

Jadwal Imunisasi Bayi Usia 0-6 Bulan

Bagi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, berikut ini beberapa jenis vaksinasi yang perlu dilakukan:

  1. Vaksin Hepatitis B (HB)

    Jadwal imunisasi lengkap pemberian vaksin HB monovalen adalah usia 0,1, dan 6 bulan. 

    Vaksin HB pertama (monovalent) paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir.

    Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda.

    Apabila diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal imunisasi lengkap dilakukan akan pada usia 2,3, dan 4 bulan. 

    Apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa, maka jadwal pemberiannya adalah pada usia 2,4, dan 6 bulan.

  2. Vaksin Polio

    Program imunisasi polio dimulai sejak bayi lahir dengan pemberian vaksin polio oral (tetes) yang berlanjut hingga usia 1 bulan.

    Selanjutnya, vaksin polio suntik diberikan setidaknya dua dosis sebelum bayi mencapai usia 1 tahun. 

    Untuk memperkuat kekebalan tubuh, baik vaksin polio oral maupun suntik diulang setiap bulan pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

  3. Vaksin BCG

    Pemberian vaksin BCG termasuk dalam jenis imunisasi dasar yang wajib diberikan untuk bayi. 

    Pemberian vaksin BCG berdasarkan jadwal imunisasi IDAI dianjurkan diberikan sebelum usia bayi 3 bulan atau optimal pada usia 2 bulan.

    Apabila diberikan pada bayi usia 3 bulan atau lebih, maka perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. 

  4. Vaksin DTP

    Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada bayi usia 6 minggu. Bayi dapat diberikan vaksin DTPw atau DTPa atau kombinasi dengan vaksin lain. Vaksin ini juga termasuk dalam imunisasi wajib untuk bayi.

    Apabila diberikan vaksin DTPa, maka interval jadwal imunisasi lengkap pemberian vaksin lanjutan tersebut pada saat bayi berusia 2,4, dan 6 bulan.

    Untuk bayi dengan usia lebih dari 7 bulan, maka akan diberikan vaksin Td atau Tdap.

    Untuk DTP 6 dapat diberikan Td/Tdap pada saat anak berusia 10-12 tahun dan booster Td diberikan setiap 10 tahun.

  5. Vaksin Pneumokokus (PCV)

    Jadwal pemberian vaksin PCV umumnya dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada usia 2, 4, dan 6 bulan. 

    Setelah itu, si Kecil akan mendapatkan dosis penguat atau booster pada usia 12 hingga 15 bulan.

    Pemberian vaksin ini penting untuk melindungi bayi dan anak-anak dari penyakit seperti pneumonia (radang paru-paru) dan meningitis (radang selaput otak).

  6. Vaksin Rotavirus

    Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali. Dosis pertama diberikan saat bayi berusia 6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada usia ≥ 15 minggu). 

    Lalu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Batas akhir pemberian vaksin ini adalah saat bayi berusia 24 minggu. 

    Sedangkan untuk vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Dosis pertama diberikan usia 6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada usia ≥ 15 minggu). 

    Dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10 minggu. Batas akhir pemberian vaksin adalah saat bayi berusia 32 minggu.

Baca juga: Jangan Sampai Terlewat, Ini Jadwal Imunisasi Bayi 1 Bulan

Jadwal Imunisasi Bayi Usia 6-12 Bulan

imunisasi pada usia 6-12 bulan - ibudanbalita

Saat menginjak usia 6-12 bulan, beberapa jenis vaksinasi yang harus dilakukan meliputi:

  1. Vaksin Influenza

    Pemberian vaksin influenza dimulai saat si Kecil berusia lebih dari 6 bulan dan diulang setiap tahun.

    Imunisasi pertama kali (primary immunization) dilakukan saat si Kecil berusia kurang dari 9 tahun yang diberikan sebanyak dua kali dengan jarak minimal 4 minggu. 

    Untuk anak 6-36 bulan, dosisnya adalah sebanyak 0,25 mL, sementara untuk anak usia 36 bulan atau lebih, dosisnya sebanyak 0,5 mL.

  2. Vaksin MMR/MR

    Apabila sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR/MR akan diberikan pada saat anak berusia 15 bulan (dengan minimal interval 6 bulan). 

    Apabila pada usia 12 bulan anak belum mendapatkan vaksin campak, maka dapat diberikan vaksin MMR/MR.

  3. Vaksin Japanese Encephalitis (JE)

    Vaksin JE diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau turis yang akan bepergian ke daerah endemis tersebut.

    Untuk perlindungan jangka panjang, dapat diberikan booster pada 1-2 tahun berikutnya.

Jadwal Imunisasi Bayi Usia 12-24 Bulan

Pada usia satu tahun, terdapat beberapa jenis imunisasi yang krusial untuk diberikan, antara lain:

  1. Vaksin Varisela

    Vaksin Varisela diberikan setelah anak berusia 12 bulan, dengan waktu terbaik adalah pada saat sebelum anak masuk sekolah dasar. 

    Apabila diberikan pada usia lebih dari 13 tahun, maka akan memerlukan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

  2. Vaksin Hepatitis A

    Jadwal vaksinasi hepatitis A dimulai saat anak menginjak usia 1 tahun. Dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelahnya untuk melengkapi rangkaian imunisasi.

    Pemberian vaksin hepatitis A dalam dua dosis tidak hanya mencegah penyakit, tetapi juga membantu membentuk kekebalan jangka panjang pada anak.

  3. Vaksin Tifoid

    Vaksin tifoid diberikan pertama kali pada usia 2 tahun, lalu diulang setiap 3 tahun sekali hingga usia 18 tahun. 

    Vaksin ini sangat penting untuk mencegah penyakit tifus yang dapat menyebabkan demam tinggi, sakit perut, dan komplikasi serius lainnya.

Jadwal Imunisasi Anak Usia 2-18 Tahun

Anak-anak usia 2-18 tahun masih membutuhkan beberapa jenis imunisasi tambahan untuk memastikan kekebalan tubuhnya tetap optimal. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Vaksin Human Papilloma Virus (HPV)

    Berdasarkan jadwal imunisasi IDAI, vaksin HPV diberikan mulai anak berusia 10 tahun. 

    Vaksin HPV bivalen diberikan tiga kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan, sementara vaksin HPV tetravalen dengan jadwal 0, 2, 6 bulan.

    Apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan respons antibodi setara dengan 3 dosis.

  2. Vaksin Dengue

    Vaksin ini baru bisa diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0, 6, dan 12 bulan.

    Mengetahui kapan jadwal vaksinasi bayi di atas dapat membantu Ibu agar memberikan imunisasi tepat waktu dan tak ada yang terlewat. 

Baca juga: Kenali Dosis Imunisasi yang Tepat untuk Si Kecil

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum dan Setelah Imunisasi

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum dan Setelah Imunisasi - ibudanbalita

Untuk mendapatkan manfaat imunisasi yang optimal, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan sebelum sebelum imunisasi si Kecil. Beberapa diantaranya yaitu:

  1. Pastikan si Kecil dalam kondisi sehat sebelum imunisasi. Jika si Kecil demam atau tidak enak badan, sebaiknya imunisasi ditunda sampai si Kecil sembuh.
  2. Membawa buku catatan imunisasi. Setelah mendapatkan imunisasi pertama, dokter atau bidan akan memberikan buku imunisasi yang harus selalu dibawa saat imunisasi berikutnya untuk mengetahui riwayat imunisasi si Kecil
  3. Berikan pakaian yang nyaman. Imunisasi untuk bayi sebagian besar dilakukan di area paha. Oleh karena itu, Ibu sebaiknya mengenakan pakaian yang mudah dilepas di bagian kaki agar proses imunisasi dapat berjalan lancar.

Setelah imunisasi dilakukan, berikut beberapa hal yang perlu Ibu perhatikan:

  1. Berikan kompres di bagian bekas suntikan. Bengkak di area bekas suntikan adalah efek samping imunisasi yang umum terjadi. Ibu dapat memberikan kompres dingin di area tersebut untuk mengurangi rasa sakitnya.
  2. Menyusui si Kecil. Setelah imunisasi dilakukan, berikan ASI seperti biasanya untuk membantu si Kecil memulihkan energinya.
  3. Biarkan si Kecil beristirahat. Vaksin bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi. Proses ini dapat membuat si Kecil merasa lelah dan mengantuk, sehingga sebaiknya biarkan si Kecil beristirahat.

Jangan lupa perhatikan kondisi si kecil secara berkala. Jika si kecil mengalami demam setelah imunisasi dan muncul kemerahan di tempat bekas suntikan, berikan obat sesuai petunjuk dokter.

Baca juga: Bu, Ini 6 Cara Menurunkan Panas Anak Secara Alami

Cara Menghilangkan Rasa Sakit Setelah Imunisasi pada Bayi

cara menghilangkan rasa sakit setelah imunisasi pada bayi - ibudanbalita

Rasa sakit setelah imunisasi pada bayi biasanya berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. Rasa sakit ini dapat berupa nyeri, bengkak, kemerahan, dan demam. 

Ada beberapa cara menghilangkan rasa sakit setelah imunisasi pada bayi, di antaranya:

  1. Menyusui si Kecil

    Menyusui si Kecil setelah imunisasi dapat membantu mengurangi rasa sakit yang dialaminya. 

    Sebuah penelitian menemukan bahwa bayi yang diberi ASI setelah vaksinasi menangis lebih sedikit daripada bayi yang tidak diberi ASI. 

    Hal ini dapat terjadi karena si Kecil lebih mudah beralih fokus dari rasa sakit ke rasa lapar.

  2. Berikan pijatan ringan di sekitar lengan

    Untuk mengurangi rasa sakit akibat imunisasi, pijat perlahan kulit si Kecil di sekitar lengan tempat suntikan.

    Pijatan ringan dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian dan membantu si Kecil merasa lebih nyaman.

  3. Kompres bekas suntikan

    Mengompres bekas suntikan dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak. 

    Ibu bisa menggunakan kain atau kasa yang telah direndam air dingin. Kompres beberapa kali sehari dengan durasi sekitar 10-15 menit sekali kompres.

  4. Alihkan perhatian si Kecil

    Mengalihkan perhatian si Kecil setelah imunisasi dapat membantu mengurangi rasa sakitnya. 

    Bawalah mainan, gelembung, atau perangkat hiburan lainnya untuk menarik perhatiannya.

Segera bawa ke dokter apabila si Kecil mengalami demam yang tidak kunjung menurun dalam beberapa hari disertai bengkak yang parah di sekitar bekas suntikan ya, Bu.

Bagaimana Jika Imunisasi Terlambat?

apabila imunisasi terlambat - ibudanbalita

Jadwal imunisasi bayi dan anak di Indonesia disusun oleh Kementerian Kesehatan agar mendapatkan perlindungan maksimal dari penyakit. 

Namun, terkadang ada hal-hal yang menyebabkan anak terlambat mendapatkan imunisasi. Misalnya, si Kecil sedang sakit atau orang tua lupa.

Menurut UNICEF, keterlambatan imunisasi dapat berdampak pada menurunnya kekebalan tubuh anak terhadap penyakit.

Penurunan kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko si Kecil untuk tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti penyakit polio, hepatitis B, campak, influenza, dan masih banyak lagi.

Pemberian imunisasi lengkap sesuai jadwal dan asupan nutrisi yang seimbang merupakan dua cara penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh si Kecil. 

Bagi si Kecil yang berusia di bawah 2 tahun, ASI berkualitas dan MPASI bergizi perlu diberikan secara seimbang.

Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.

Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu Ibu menyusui untuk dukung Akal Cermat si Kecil yang dilengkapi dengan DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.

Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu! 

Pantau terus tumbuh kembang si kecil dengan menggunakan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima. Fitur ini dapat memudahkan Ibu untuk mengetahui berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar perut, indeks massa tubuh, dan hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan. Fitur ini didukung oleh grafik pertumbuhan dari WHO, sehingga Ibu bisa tahu seperti apa tumbuh kembang ideal bagi bayi dan anak-anak. Yuk, coba langsung fiturnya di sini

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan bergabung sebagai member Ibu dan Balita, Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik.

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.