Salah satu pencapaian dalam tumbuh kembang si Kecil di tahun pertamanya, yaitu saat melihat ia sudah bisa duduk di tempat duduk bayi dengan benar. Saat si Kecil sudah bisa duduk, maka kemampuan motoriknya sudah semakin berkembang.
Namun, usia bayi bisa duduk akan berbeda-beda. Mungkin ada bayi yang sudah memiliki kemampuan duduk lebih cepat dibandingkan bayi lainnya, begitu pun sebaliknya. Sebelum si Kecil bisa duduk, Ibu harus memerhatikan tanda-tanda kesiapannya terlebih dahulu.
Tanda pertama si Kecil akan segera duduk biasanya terlihat ketika ia sudah mampu menopang kepalanya sendiri saat diletakkan tengkurap. Biasanya beberapa bayi juga akan berguling, sehingga penting bagi Ibu untuk tidak meninggalkan si Kecil sendirian, terutama jika di tempatkan di kasur atau kursi. Saat otot leher si Kecil sudah lebih stabil, Ibu bisa melatihnya untuk duduk dengan bantuan tempat duduk bayi dan bantal.
Usia Berapa Bayi Bisa Duduk di Tempat Duduk Bayi?
Seperti yang telah disebutkan, si Kecil mulai belajar duduk di waktu yang sama ketika ia mulai bisa tengkurap dan mengangkat kepala, yaitu pada usia 3 atau 4 bulan. Lalu, pada usia 5 atau 6 bulan, otot punggungnya sudah cukup kuat untuk berusaha duduk, meski masih perlu bantuan. Pada usia ini, si Kecil belum mampu duduk dengan stabil, karena itu Ibu harus memantau posisi tubuhnya dengan baik.
Pada tahap awal, biasanya si Kecil hanya bisa duduk selama 1-2 detik, sebelum akhirnya terjatuh. Seiring otot-ototnya yang bertambah kuat untuk menopang tubuh, si Kecil semakin mampu untuk duduk lebih lama di tempat duduk bayi.
Pada usia 6 bulan, si Kecil akan mulai mencoba meraih dan menggenggam berbagai benda di sekitarnya. Cobalah untuk pancing dengan mainan yang mudah diraih agar si Kecil dapat menyeimbangkan tubuh dan melatih koordinasi gerakan.
Lantas, pada usia berapa bayi bisa duduk sendiri di tempat duduk bayi? Ada bayi yang sudah bisa duduk tegak pada usia 7 bulan, tetapi ada pula bayi yang baru bisa duduk sendiri di usia 9 bulan.
Hal tersebut wajar karena perkembangan setiap bayi tidak persis sama. Menjelang usia 1 tahun, biasanya si Kecil sudah bisa duduk, merangkak, dan bergerak aktif.
Meskipun si Kecil sudah bisa duduk sendiri lebih cepat, Ibu sebaiknya tidak meninggalkan si Kecil untuk belajar duduk sendirian tanpa pengawasan. Pasalnya, si Kecil tetap bisa berguling sehingga ada kemungkinan ia terjatuh.
Bagaimana Cara Melatih Bayi untuk Duduk?
Setelah mengetahui usia berapa si Kecil bisa duduk, Ibu sudah bisa mempersiapkan beberapa stimulasi sejak si Kecil berusia 4 bulan atau ketika otot lehernya sudah mulai kuat. Meski demikian, Ibu tetap tidak dianjurkan untuk terlalu cepat melatih si Kecil duduk jika memang ia belum menunjukkan tanda-tanda kesiapannya.
Sebaiknya lakukan cara-cara di bawah ini sesuai dengan kesiapan si Kecil. Nah, berikut ini beberapa cara melatih si Kecil agar bisa duduk mandiri:
-
Perbanyak tummy time
Tummy time termasuk cara paling aman untuk melatih si Kecil duduk sendiri. Tummy time adalah sesi latihan tengkurap pada bayi. Selain melatih otot leher, dada, bahu, dan lengan, tummy time juga dapat melatih keseimbangan tubuh si Kecil agar bisa segera berguling, merangkak, duduk, dan berjalan.
-
Pancing dengan mainan
Sebelum Ibu meletakkan si Kecil di tempat duduk bayi, sebaiknya Ibu posisikan si Kecil di kasur dengan posisi tengkurap. Posisi ini dapat memperkuat otot leher dan tangan si Kecil.
Setelah posisinya telungkup, pancinglah perhatian si Kecil dengan berbagai mainan kesukaannya. Menarik perhatian si Kecil dalam posisi ini dapat membantu memperkuat otot leher, bahu, dan punggung yang diperlukan untuk melatih si Kecil duduk sendiri. -
Gunakan tempat duduk bayi
Untuk membantu si Kecil duduk sendiri, Ibu juga dapat mulai mendudukannya di tempat duduk bayi dengan bantuan bantal. Namun, pastikan Ibu tidak meninggalkan si Kecil sendirian dan jauhkan ia dari benda-benda yang mungkin membahayakan. Ibu juga dapat mendudukkan si Kecil dalam pangkuan, kemudian membacakan ia buku atau mengajaknya memainkan mainan kesukaan dalam posisi duduk.
Selain tiga cara di atas, Ibu juga bisa melatih si Kecil agar lebih cepat duduk di tempat duduk bayi dengan cara telentang. Saat si Kecil dalam posisi telentang, angkat badannya secara perlahan ke posisi duduk.
Gunakan suara-suara yang menarik perhatiannya agar latihan ini lebih menyenangkan. Tak hanya itu, cara lainnya yang bisa Ibu lakukan dengan mendudukkan si Kecil depan cermin. Latihan ini akan membuat ia lebih bersemangat untuk bisa duduk sendiri setelah melihat dirinya dalam posisi duduk.
Baca juga: Penting! Inilah Panduan Jam Tidur Bayi yang Normal
Tempat Duduk Bayi yang Bantu Si Kecil Cepat Duduk
Selain cara mudah di atas, Ibu juga bisa membantu si Kecil lebih cepat duduk dengan menggunakan tempat duduk bayi. Sebelum menentukan pilihan, pastikan Ibu memilih tempat duduk bayi yang tepat dan sesuai kebutuhan. Nah, berikut ini beberapa rekomendasi tempat duduk bayi yang bisa Ibu pilih:
-
Bantal menyusui (nursing pillows)
Bantal menyusui atau nursing pillows biasanya terbuat dari kain dengan bentuk lekukan yang berfungsi untuk memposisikan bayi saat menyusui. Bantal ini bukan hanya berfungsi saat menyusui lho, Bu, tetapi juga dapat dijadikan tempat duduk bayi yang serbaguna. Bagian lekukan di bantal menyusui dapat menyanggah badan si Kecil agar membantunya belajar duduk.
-
Kursi goyang (bouncer seat)
Rekomendasi tempat duduk bayi selanjutnya yaitu kursi goyang. Alat ini dapat membantu si Kecil duduk tegak sambil tetap bersandar agar ototnya tidak tegang. Bahkan, beberapa jenis kursi goyang dilengkapi dengan musik dan mainan gantungan yang membantu si Kecil tetap terhibur saat ia belajar duduk. Sebelum menggunakan tempat duduk bayi jenis ini, pastikan Ibu memantau si Kecil dan mengencangkan tali-tali kursi untuk menjaga keamanannya.
-
Kursi penyokong (booster seat)
Tempat duduk bayi lainnya yang bisa jadi pilihan Ibu yaitu kursi penyokong atau (booster seat). Kursi penyokong dapat digunakan di rumah untuk membantu mengajari si Kecil agar duduk tegak.
Ditambah lagi, jenis tempat duduk bayi ini sangat portabel, sehingga bisa Ibu bawa saat bepergian. Meski begitu, hindari menggunakan kursi penyokong di atas meja atau permukaan yang tinggi karena berisiko jatuh ketika si Kecil bergerak.
Dari cara stimulasi dan rekomendasi tempat duduk bayi di atas, Ibu sudah semakin yakin untuk melatih si Kecil agar lebih cepat duduk, bukan? Nah, salah satu faktor agar perkembangan si Kecil lebih optimal yaitu dengan asupan nutrisi berkualitas.
Bagi bayi yang berusia 0-6 bulan disarankan untuk mendapat ASI eksklusif, kemudian saat bayi berusia 6 bulan ke atas, Ibu dapat memberikannya MPASI yang bergizi. Namun, pemberian ASI tetap diperlukan ya, Bu. Susu pendamping ASI, juga bisa digunakan sebagai salah satu alternatif pendamping ASI lho Bu! Pastikan Ibu memilih susu pendamping ASI yang tinggi DHA dan memiliki protein 9 asam amino esensial yang lengkap, karena keduanya sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak optimal si kecil, khususnya di 1000 hari pertamanya.
Oleh karena itu, Ibu perlu meningkatkan kualitas ASI dengan mengonsumsi susu dengan cara mengonsumsi susu Frisian Flag PRIMAMUM secara rutin karena mengandung 9 asam amino esensial (9AAE) lengkap dan 9 nutrisi penting lainnya untuk kebaikan Ibu dan si Kecil. Susu ini juga diperkaya dengan tinggi asam folat, omega 3 (ALA), omega 6 (LA), serta tinggi DHA untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel otak si Kecil.
Yang tak kalah penting, susu Frisian Flag PRIMAMUM juga mengandung tinggi zat besi, tinggi zinc, dan sumber serat pangan inulin untuk mendukung daya tahan tubuh Ibu dan si Kecil. Ditambah kandungan tinggi kalsium dan tinggi vitamin C untuk mendukung pertumbuhan sel tubuh si Kecil. Apalagi rasa cokelatnya lezat dan tidak bikin enek sehingga bisa membantu Ibu memenuhi kebutuhan gizi hariannya.
Selain itu, Ibu juga perlu memantau tumbuh kembang si Kecil secara rutin. Caranya mudah, Ibu bisa memanfaatkan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang ada di dalam Akademi Keluarga Prima.
Dalam fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima, Ibu bisa mengetahui berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, dan lingkar kepala yang sesuai dengan grafik pertumbuhan dari WHO dan CDC. Ibu bisa memanfaatkan fiturnya di sini.