Fimosis pada bayi sebenarnya termasuk kondisi kesehatan yang umum terjadi dan dapat sembuh dengan sendirinya seiring pertambahan usia. Meski begitu, sebagian besar kasus fimosis pada bayi juga diiringi gejala yang akan membuat si Kecil menjadi tidak nyaman dan rewel. Demi mendukung daya tahan tubuh si Kecil, Ibu perlu meningkatkan kualitas ASI melalui konsumsi makanan bergizi serta nutrisi tambahan dari susu ibu menyusui seperti susu Frisian Flag PRIMAMUM yang mengandung tinggi DHA yang bermanfaat untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu.

ebook
Banner
Banner AKP

Umumnya fimosis pada bayi tidak akan menjadi masalah kecuali jika disertai dengan gejala tertentu. Ketahui apa itu fimosis pada bayi, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya agar tumbuh kembang si Kecil kelak tidak terganggu. Simak selengkapnya dalam pembahasan berikut ini ya, Bu.

Apa Itu Fimosis pada Bayi?

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh National Center for Biotechnology Information, sebagian besar bayi dan balita yang tidak disunat akan mengalami fimosis, yang berarti kulup tidak dapat ditarik kembali. Hal ini bisa terjadi karena kelenjar dan kulup tetap terhubung selama beberapa tahun pertama kehidupan.

Kulup tersebut akan mulai terlepas secara alami ketika si Kecil berusia antara 2-6 tahun. Pada beberapa kasus fimosis pada bayi, kondisi ini baru terjadi di usia sekitar 10 tahun. Hindari menarik kulup secara paksa karena tindakan tersebut justru akan memicu iritasi atau infeksi yang berbahaya ya, Bu.

Penyebab Fimosis pada Bayi

Penyebab fimosis pada bayi - ibudanbalita

Ketika sudah memasuki masa pubertas, fimosis pada anak yang belum disunat merupakan kondisi yang tidak normal. Namun, fimosis pada bayi di bawah satu tahun yang belum disunat merupakan kondisi bawaan sejak lahir yang normal terjadi ya, Bu. Risiko fimosis pada bayi dan balita juga dapat disebabkan oleh kondisi kulit, seperti:

Artikel Sejenis

  • Eksim: Kondisi jangka panjang yang menyebabkan kulit menjadi gatal, merah, kering, dan pecah-pecah.
  • Psoriasis: Kondisi kulit ini menyebabkan bercak kulit menjadi merah, bersisik, dan berkerak.
  • Lichen planus: Ruam gatal yang dapat mempengaruhi berbagai area tubuh. Hal ini tidak menular.
  • Lichen sclerosus: Kondisi ini menyebabkan jaringan parut pada kulup yang dapat menyebabkan fimosis pada bayi. Ini mungkin disebabkan oleh iritasi saluran kemih.

Baca juga: Ini Ciri-ciri Bayi Tidak Sehat, Ibu Wajib Waspada

Mengenal Gejala Fimosis pada Bayi

Gejala Fimosis pada Bayi - ibudanbalita

Fimosis pada bayi memang termasuk kondisi kesehatan yang umum terjadi, namun masih banyak Ibu yang belum mengetahui seperti apa gejalanya. Ada dua jenis fimosis, yaitu fimosis fisiologis dan fimosis patologis. 

Fimosis fisiologis merupakan kondisi yang disebabkan oleh pelepasan kulit yang belum sempurna, sedangkan fimosis patologis terjadi akibat luka dan infeksi. Riset menunjukkan bahwa kasus fimosis patologis jauh lebih rendah daripada fimosis fisiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan menurun seiring bertambahnya usia.

Kebanyakan kasus fimosis pada bayi tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala baru akan muncul ketika fimosis yang dialami oleh si Kecil sudah masuk dalam kondisi parah yang ditandai dengan kesulitan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

Gejala yang umum ditemukan yaitu kemerahan, nyeri, atau bengkak di area vitalnya. Dalam kondisi yang parah, si Kecil bisa mengeluarkan cairan kental dari kulup dan ditemukan darah pada urine.

Bagaimana Cara Menangani Fimosis pada Bayi?

Cara menangani fimosis pada bayi - ibudanbalita

Fimosis pada bayi memang akan menghilang perlahan-lahan seiring bertambahnya usia si Kecil, dimana kulup akan melonggar dan terpisah dengan sendirinya. Namun, beberapa kasus fimosis pada bayi juga dapat berlanjut hingga masa pubertas. 

Apabila fimosis pada bayi masih berlanjut disertai gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya, perawatan dari dokter diperlukan agar si Kecil terhindar dari gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi tumbuh kembangnya kelak.

Fimosis pada bayi yang disertai gejala biasanya akan ditangani oleh dokter dengan memberikan langkah pengobatan. Jenis pengobatannya juga tidak sembarangan karena harus disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan yang dialami si Kecil. Berikut beberapa pengobatan yang akan disarankan oleh dokter:

  • Obat-obatan

    Dokter memberikan obat-obatan dalam bentuk krim, gel, atau salep untuk meredakan gejala fimosis pada bayi. Salah satu jenis obat dapat digunakan adalah dalam bentuk krim, gel, atau salep. 

    Obat berjenis kortikosteroid topikal adalah yang paling sering diresepkan karena membantu melenturkan kulup, sehingga memudahkan proses penarikan kulup. Jika ditemukan infeksi di bagian alat kelamin si Kecil, dokter juga akan memberikan krim anti jamur untuk infeksi jamur dan krim antibiotik untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri. 

  • Sunat

    Sebuah riset menunjukkan bahwa sunat merupakan pengobatan utama untuk fimosis pada bayi. Melalui prosedur ini, sebagian atau semua kulup akan dihilangkan dengan risiko pendarahan dan infeksi.

    Pengobatan ini hanya akan disarankan oleh dokter jika kulup menempel dengan sangat ketat. Meski sunat bayi saat kini sudah menjadi prosedur yang umum, Ibu tetap harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Jangan ragu untuk menanyakan metode sunat yang digunakan, risiko, serta kapan waktu yang tepat untuk si Kecil yang akan disunat.

Baca juga: Manfaat Sunat Sejak Kecil? Kenali 4 Hal ini

Itulah informasi penting seputar fimosis pada bayi yang perlu Ibu ketahui. Fimosis pada bayi memang dapat sembuh dengan sendirinya seiring dengan pertambahan usia. Untuk mempercepat proses kesembuhan si Kecil dan meningkatkan daya tahan tubuhnya, Ibu perlu meningkatkan kualitas ASI yang menjadi nutrisi utama bayi di bawah 6 bulan.

Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.

Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui dengan tinggi DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.

Selain pemenuhan nutrisi dan memahami bagaimana cara mengatasi fimosis pada bayi, Ibu juga bisa mengetahui progres pertumbuhan dan perkembangannya melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Di fitur ini, tinggi badan anak, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massanya akan diukur, serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk coba sekarang!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.