Ibu berniat memberikan madu untuk bayi? Hati-hati, madu untuk bayi ternyata bisa berbahaya bagi kesehatannya lho. Asupan terbaik untuk bayi adalah ASI, sehingga Ibu menyusui wajib konsumsi asupan bernutrisi untuk menunjang kualitas dan produksi ASI. Salah satu asupan bernutrisinya yang dibutuhkan untuk anak tumbuh cermat dan kuat adalah susu Frisian Flag PRIMAMUM yang mengandung tinggi DHA yang bermanfaat untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu. Dukung si Kecil tumbuh Cermat dan Kuat dengan Frisian Flag PRIMAMUM.
Meskipun madu memiliki banyak manfaat untuk orang dewasa, namun sangat tidak disarankan madu untuk bayi 0 hingga 6 bulan, apalagi madu untuk bayi baru lahir. Ini karena madu mengandung bakteri yang justru akan memicu berbagai gangguan kesehatan pada si Kecil.
Seperti yang Ibu ketahui, madu merupakan cairan manis yang diproduksi oleh lebah dengan beragam khasiat, mulai dari meningkatkan stamina, meredakan batuk, hingga membantu menjaga kesehatan jantung. Manfaat madu untuk kesehatan didapat dari kandungan nutrisinya yang beragam.
Di samping gula yang membuatnya terasa manis, madu mengandung banyak zat gizi, seperti vitamin A, vitamin E, vitamin K, vitamin B kompleks, vitamin C, serta flavonoid, asam fenolik, dan karotenoid. Karena banyaknya nutrisi di dalam madu, tak sedikit Ibu yang memberikan cairan manis ini untuk buah hatinya yang masih bayi. Padahal, madu untuk bayi justru berbahaya. Supaya Ibu tidak keliru dalam memberikan madu untuk bayi, sebaiknya simak fakta dan mitos mengenai madu terlebih dahulu yuk!
Fakta dan Mitos Madu untuk Bayi
Meskipun bermanfaat bagi anak-anak di atas satu tahun dan orang dewasa, madu untuk bayi justru berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Namun sayangnya, sebagian Ibu percaya bahwa memberikan madu untuk bayi dapat membantu mencegah penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Mitos: Madu untuk Bayi Aman Dikonsumsi
Faktanya, memberikan madu untuk bayi sangat tidak disarankan. Hal ini karena pemberian madu pada anak berusia di bawah 1 tahun dapat menyebabkan gangguan kesehatan, mulai dari kerusakan gigi hingga keracunan serius. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai risiko gangguan kesehatan saat memberikan madu untuk bayi:
-
Keracunan madu atau botulisme
Melansir Kids Health, madu mengandung bakteri yang disebut Clostridium botulinum. Pada anak usia 1 tahun ke atas, bakteri ini aman dikonsumsi. Namun, pada bayi, bakteri Clostridium botulinum dapat menyebabkan keracunan serius yang dikenal dengan istilah botulisme.
Bahaya madu untuk bayi ini terjadi karena anak yang berusia di bawah 1 tahun belum memiliki sistem kekebalan tubuh dan pencernaan yang kuat untuk melawan bakteri tersebut, sehingga madu untuk bayi sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh si Kecil.
Meski tergolong penyakit yang jarang terjadi, botulisme bisa berakibat fatal pada bayi. Bakteri ini dapat menyerang sistem saraf bayi, membuat otot-ototnya lemah bahkan lumpuh, serta mengganggu sistem pernapasannya.
Jika Ibu terbiasa memberikan madu untuk bayi, maka perlu waspada terhadap beberapa gejala botulisme, seperti sulit buang air besar, terlihat lemas, susah bernapas dan menelan, serta menangis tidak sekencang biasanya. Bila si Kecil mengalami gejala-gejala tersebut setelah diberikan madu, segeralah bawa si Kecil ke dokter untuk dilakukan penanganan dengan tepat agar terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
-
Kerusakan gigi
Risiko lain jika Ibu memberikan madu untuk bayi yaitu karena madu mengandung kadar gula yang tinggi, sehingga bisa merusak giginya yang baru tumbuh.
-
Obesitas
Risiko mengidap obesitas merupakan dampak lain pemberian madu untuk bayi. Sebab, jika si Kecil terbiasa mengonsumsi madu, maka ia juga akan terbiasa hingga kecanduan dengan rasa manis. Akibatnya, si Kecil akan terus-menerus menginginkan makanan yang manis, dan menolak makanan lain yang rasanya kurang manis.
Hal ini berisiko menyebabkan si Kecil menderita kelebihan berat badan atau obesitas ketika dewasa, serta meningkatkan risikonya untuk penderita diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker.
Baca juga: Manfaat Asam Amino Esensial (9AAE) Untuk Pertumbuhan Anak
Mitos: Madu untuk Bayi Bisa Menjadi Pemanis Alami MPASI
Seperti yang sudah disebutkan, madu untuk bayi berbahaya bagi kesehatannya, maka madu tidak disarankan masuk ke dalam menu MPASI si Kecil. Ada alternatif lain yang bisa Ibu pilih untuk dijadikan pemanis alami dalam menu MPASI, salah satunya dengan memberikan sari buah alami yang kaya akan nutrisi.
Sebaiknya Ibu mengolah buah-buahan untuk memberikan rasa manis alami dalam menu MPASI si Kecil. Ada banyak buah yang bisa Ibu pilih, mulai dari pepaya, pisang, alpukat, buah naga, mangga, apel, stroberi, kiwi, labu kuning, dan lainnya. Selain menjadi pemanis alami, buah-buah tersebut juga mengandung beragam nutrisi yang dapat mendukung kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil.
Namun, Ibu juga perlu menyeimbangkan asupan nutrisi dari makanan lain, seperti makanan tinggi protein, karbohidrat, lemak baik, serat, dan beragam vitamin dan mineral. Salah satu zat gizi yang penting adalah protein karena di dalamnya terdapat 9 asam amino esensial (9AAE) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh si Kecil.
9 asam amino esensial (9AAE) merupakan bentuk sederhana dari protein yang dapat diserap oleh tubuh untuk tumbuh kembang si Kecil agar ia dapat tumbuh cermat dan kuat. Asupan 9 asam amino esensial (9AAE) sangat penting karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri, sehingga memerlukan asupan dari sumber protein berkualitas, seperti susu, telur, ikan, daging merah, daging putih, dan kacang-kacangan serta hasil olahannya.
Perlu diketahui, protein hewani merupakan sumber protein yang paling penting dan dibutuhkan oleh tubuh dibandingkan protein nabati. Ini karena protein nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran dan buah memiliki asam amino pembatas yang menyebabkan asam amino lainnya tidak terserap dengan baik di dalam tubuh. Padahal, kebutuhan 9AAE juga harus terpenuhi dalam 9 jenis yang lengkap dan jumlah yang tepat agar tumbuh kembang anak lebih optimal. 9 jenis asam amino esensial ini meliputi leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, lisin, dan histidin. Jika kekurangan satu jenis asam amino esensial, maka akan mengurangi fungsi optimal yang dibutuhkan oleh tubuh si Kecil.
Waktu yang Tepat Memberikan Madu untuk Anak
Jika madu untuk bayi berbahaya bagi kesehatannya, lantas kapan si Kecil bisa mengonsumsi cairan manis ini? Madu dapat diberikan kepada si Kecil jika usianya sudah lebih dari 1 tahun ya, Bu.
Ibu dapat menambahkan sedikit madu untuk anak pada makanan dan minuman Si Kecil, misalnya dengan mengoleskan madu pada roti, menjadikan madu sebagai topping sereal, atau mencampurkannya dengan susu hangat.
Sebaiknya Ibu memberikan hidangan madu pada si Kecil sekali saja, lalu tunggu 4 hari sebelum diberikan lagi. Hal ini dapat membantu Ibu untuk melihat reaksi si Kecil, apakah ia menyukainya atau tidak, serta apakah ada gejala alergi yang muncul setelah si Kecil mengonsumsi madu. Namun, jika Ibu khawatir untuk memberikan madu kepada si Kecil, Ibu bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai kadar dan takaran yang tepat.
Itulah sejumlah informasi mengenai madu untuk bayi. Semoga bermanfaat dan berguna untuk Ibu ya. Jangan lupa untuk selalu memaksimalkan produksi ASI dengan makan makanan bergizi dan bernutrisi tinggi. Selain dari makanan, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.
Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui yang bisa mendukung si Kecil tumbuh Cermat dan Kuat dengan tinggi DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin. Yuk, dukung si Kecil tumbuh cermat dan kuat dengan konsumsi susu Frisian Flag PRIMAMUM setiap hari!
Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Ibu juga bisa mengetahui progres pertumbuhan dan perkembangannya melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Di fitur ini, tinggi badan anak, berat badan, lingkar kepala, dan indeks massanya akan diukur, serta disesuaikan dengan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk coba sekarang!
Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!