Ciri-ciri DBD atau demam berdarah dengue pada anak sering kali mirip dengan gejala penyakit flu biasa, terutama pada tahap awal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih waspada terhadap gejala yang muncul.
Apa Ciri-ciri DBD pada Anak?
DBD adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berikut ini beberapa ciri utama DBD pada anak yang perlu Ibu waspadai:
-
Demam tinggi
Salah satu ciri-ciri DBD pada anak yang paling umum adalah demam tinggi yang tiba-tiba, biasanya mencapai 39-40°C.
Demam gejala DBD ini biasanya terjadi tanpa disertai batuk atau pilek, sehingga sering kali membuat orang tua khawatir.
Si Kecil bisa mengalami demam tinggi selama 2-7 hari dan sulit turun meskipun sudah diberikan obat penurun panas.
-
Munculnya bintik merah pada kulit
Pada beberapa kasus DBD, biasanya penderita akan mengalami ruam atau bintik merah kecil di kulit yang tidak hilang meskipun ditekan.
Ini merupakan tanda pecahnya pembuluh darah kecil di bawah kulit yang sering muncul pada hari ke-3 hingga ke-5 setelah demam dimulai.
Pada anak-anak, bintik merah ini dapat muncul di wajah, leher, dada, dan bagian tubuh lainnya.
-
Sakit kepala hebat
Anak-anak sering mengalami sakit kepala hebat yang terasa di belakang mata. Sakit kepala ini biasanya disertai dengan kepekaan terhadap cahaya.
Rasa sakit kepala ini biasanya dirasakan di daerah dahi atau belakang mata, yang membuat anak menjadi lebih rewel dan sulit tidur.
-
Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum lainnya pada anak yang sedang mengalami penyakit DBD.
Gangguan ini dapat mengakibatkan penurunan nafsu makan yang signifikan, sehingga anak tampak lemas dan kekurangan energi.
Penting untuk memastikan si Kecil tetap terhidrasi dengan baik meskipun mengalami gejala ini.
Baca juga: Si Kecil Muntah Terus? Coba 8 Pertolongan Pertama Ini, Bu
-
Nyeri di belakang mata
Selain sakit kepala hebat, anak yang terkena DBD sering mengeluhkan rasa sakit di belakang mata.
Rasa sakit ini bisa sangat mengganggu dan membuat si Kecil mengalami kesulitan melihat atau fokus pada suatu objek.
-
Nyeri otot dan sendi
Anak yang terkena penyakit DBD sering kali mengeluhkan rasa nyeri pada otot dan sendi.
Gejala ini dikenal dengan istilah "breakbone fever", karena rasa nyeri yang dirasakan begitu parah.
Rasa nyeri ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat si Kecil merasa lemah dan lesu.
-
Perdarahan ringan
Ciri-ciri DBD pada anak lainnya adalah adanya perdarahan ringan seperti gusi berdarah, mimisan, atau darah pada tinja.
Gejala ini menandakan penurunan jumlah trombosit dalam darah yang merupakan salah satu ciri khas DBD.
-
Kelelahan ekstrem
Rasa lelah yang tidak biasa dan lemah secara fisik menjadi tanda lain DBD yang harus diwaspadai.
Anak-anak mungkin merasa sangat lelah meskipun sudah cukup beristirahat dan ini dapat berlangsung hingga beberapa minggu setelah demam reda.
Jika si Kecil menunjukkan gejala-gejala yang mengkhawatirkan seperti pendarahan, kesulitan bernapas, atau penurunan kesadaran, segera bawa ke dokter.
Baca juga: Ketahui 5 Penyebab Daya Tahan Tubuh Anak Lemah
Bagaimana Fase DBD pada Anak?
Melansir dari CDC, ada tiga fase utama dalam perkembangan DBD yang perlu dikenali orang tua agar bisa memberikan perawatan yang tepat, yaitu:
-
Fase demam
Fase ini ditandai dengan demam tinggi mendadak yang biasanya berlangsung selama 2-7 hari.
Selain demam, si Kecil mungkin mengalami gejala lain seperti sakit kepala, nyeri otot, dan ruam.
Pada fase ini, penting untuk memastikan si Kecil tetap terhidrasi dengan mencukupi kebutuhan cairannya agar tidak mengalami dehidrasi.
-
Fase kritis
Dalam DBD, fase kritis menjadi fase paling berbahaya yang biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-7 sejak demam muncul.
Pada fase ini, demam si Kecil mungkin turun, namun hal ini bisa menandakan penurunan jumlah trombosit yang drastis.
Tanda-tanda fase kritis termasuk perdarahan ringan hingga berat, kebiruan pada ujung jari, serta kesulitan bernapas.
Penting untuk memantau kondisi si Kecil dengan cermat, terutama tanda-tanda syok seperti kulit dingin, denyut nadi yang cepat namun lemah, dan penurunan kesadaran.
-
Fase pemulihan
Setelah fase kritis, si Kecil akan memasuki fase pemulihan. Pada fase ini, demam biasanya sudah mereda dan anak mulai merasa lebih baik.
Trombosit akan kembali meningkat dan selera makan si Kecil akan kembali pulih secara perlahan.
Namun, pemantauan tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada komplikasi yang tersisa.
Memahami ketiga fase dalam siklus DBD di atas bisa membantu Ibu memantau kondisi si Kecil dengan lebih tepat.
Baca juga: Anak Demam Naik Turun, Kapan Harus ke Dokter?
Pertolongan Pertama untuk Gejala DBD
Jika Ibu mencurigai si Kecil mengalami gejala DBD seperti di atas, segera lakukan langkah-langkah berikut sebagai pertolongan pertama:
-
Berikan cairan yang cukup
Dehidrasi adalah salah satu komplikasi yang sering muncul pada anak yang sedang mengalami DBD.
Pastikan si Kecil minum banyak cairan, baik itu air putih, jus, atau oralit untuk membantu mengurangi risiko dehidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
-
Kompres untuk menurunkan demam
Gunakan kompres air hangat untuk membantu menurunkan demam yang termasuk salah satu ciri-ciri DBD pada anak.
Hindari menggunakan air dingin karena dapat membuat si Kecil merasa kedinginan dan menggigil.
-
Berikan obat penurun demam
Ibu dapat memberikan obat penurun demam yang aman bagi anak balita, seperti paracetamol.
Namun, hindari memberikan aspirin atau ibuprofen karena kedua obat ini dapat meningkatkan risiko perdarahan pada anak yang mengalami DBD.
-
Pantau kondisi si Kecil secara berkala
Selalu pantau kondisi anak secara berkala, terutama suhu tubuh dan tanda-tanda lain seperti muntah, bintik merah, atau perdarahan.
Jika gejala semakin parah atau anak menunjukkan tanda-tanda syok, segera bawa ke rumah sakit.
-
Istirahat yang cukup
Pastikan si Kecil mendapatkan istirahat yang cukup. Istirahat akan membantu tubuh melawan virus dan mempercepat proses penyembuhan.
Selama fase pemulihan DBD, batasi aktivitas fisik si Kecil untuk mencegah kelelahan berlebih.
Mengenali ciri-ciri DBD pada anak, memahami fase penyakit, dan melakukan pertolongan pertama yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.
Dukung daya tahan tubuh si Kecil dengan memberikannya susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ yang mengandung DHA 4x lebih tinggi untuk dukung Akal Cermat, 9 Asam Amino Esensial (AAE), serta 14 vitamin dan 9 mineral yang dibutuhkan tubuh anak untuk tumbuh kembang optimal.
Untuk mencukupi kebutuhan gizi harian si Kecil secara tepat, ada baiknya Ibu menggunakan fitur Kalkulator Gizi. Pemberian gizi yang tepat dan adekuat sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil. Jadi, langsung cobain fiturnya sekarang juga ya, Bu.