Sebagai orang tua, ada banyak hal yang harus diperhatikan terkait buah hati. Tak hanya perkembangan kemampuan, perkembangan psikologi anak juga sama pentingnya sehingga harus sangat diperhatikan. Anak yang memiliki perkembangan fisik yang sehat, maka akan mempengaruhi kesehatan mental atau psikologisnya. Seperti peribahasa mengatakan, bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Demikian pula sebaliknya, kondisi kesehatan fisik yang buruk pasti akan berdampak kurang baik bagi kesehatan psikologis anak.
Perkembangan Psikologi Anak Berawal Sejak Dilahirkan
Adapun perkembangan psikologi anak berawal sejak mereka baru dilahirkan. Bayi yang baru lahir biasanya belum mengenal rasa takut dan preferensi untuk melakukan kontak dengan orang-orang. Penelitian membuktikan bahwa dalam beberapa bulan pertama kehidupannya, bayi hanya mengalami perasaan bahagia, sedih, dan marah.
Sebuah senyum pertama bayi biasanya terjadi saat ia berusia antara 6-10 minggu. Senyum ini, dilihat dari ilmu psikologi perkembangan anak, biasa disebut dengan senyum sosial karena umumnya terjadi saat interaksi sosial.
Pada usia sekitar 8-12 bulan, mereka akan mengalami perubahan psikologis yang cukup cepat, yaitu mulai merasakan takut pada segala ancaman, menyenangi keakraban dengan orang-orang, dan menunjukkan kecemasan ketika dipisahkan dari orang-orang terdekat atau didekati oleh orang asing. Namun, karena mereka belum sampai pada tahap mampu merasakan, apalagi mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan orang lain, maka biasanya mereka memiliki sifat egosentris yang sangat besar.
Perkembangan Empati
Kapasitas untuk berempati dan memahami aturan sosial baru dimulai pada periode usia 2-5 tahun dan terus berkembang hingga dewasa. Pada usia 2-5 tahun, anak-anak mulai dapat mengembangkan suatu proses berpikir, walaupun buah dari proses berpikir tersebut seringkali tidak logis bagi orang-orang dewasa.
Karakteristik psikologi anak pada tahap ini adalah mereka memiliki keyakinan bahwa segala benda yang ada merupakan makhluk hidup sama seperti dirinya. Contohnya, si Kecil seringkali beranggapan bahwa mobil yang sedang tidak berjalan disebabkan benda tersebut sedang lelah atau sakit. Contoh lainnya, si Kecil akan memberi hukuman berupa pukulan kepada sebuah perabot karena menganggapnya nakal sudah membuatnya tersandung.
Anak pada usia ini masih memiliki sifat egosentris, karena mereka hanya dapat mempertimbangkan dan mementingkan segala sesuatu berdasarkan sudut pandang mereka sendiri. Namun pada usia ini pula, psikologi anak berkembang dengan pesat. Secara berangsur-angsur, si Kecil mulai mengalami penurunan egosentris apalagi bila didukung pola pengasuhan yang tepat.
Faktor yang Mempengaruhi Psikologi Anak
Perkembangan psikologi anak dipengaruhi oleh empat faktor berikut:
- Keterlibatan Orang Tua
Orang tua berperan sangat besar terhadap perkembangan psikologi anaknya. Anak yang sering melakukan aktivitas bersama dengan orang tuanya akan lebih tercipta ikatan yang erat di antara keduanya. Hubungan ini akan membuat anak merasa lebih percaya terhadap orang tuanya, sehingga akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, jujur, dan terbuka.
- Pola Asuh
Pola asuh dari keluarga sangatlah penting, sebab karakter dan psikologi anak akan terbentuk dan dipengaruhi oleh pola pengasuhan yang orang tua berikan. Misalnya, anak yang selalu dimanja akan cenderung tumbuh menjadi anak yang anak yang kurang bisa mandiri.
Selain pola asuh, kasih sayang juga turut berperan dalam pembentukan psikologi dan kepribadian si Kecil. Jika cukup mendapatkan kasih sayang, maka si Kecil akan menjadi orang yang lembut, penyayang, dan memiliki empati terhadap orang lain.
- Trauma
Kenangan di waktu kanak-kanak akan sangat membekas dalam benak, baik itu kenangan baik maupun buruk. Kenangan baik tentunya akan membuat psikologi si Kecil berkembang dengan baik, tapi kenangan buruk akan menimbulkan trauma. Oleh karenanya ucapan dan tindakan orang tua terhadap anak haruslah dipikir dengan baik. Jangan sampai melukai dan membekas pada batinnya.
- Interaksi dengan Lingkungan
Tak dapat dipungkiri, lingkungan turut menyumbang dalam psikologi si Kecil. Meski di rumah si Kecil sudah dididik dengan baik, tapi ia bergaul di lingkungan yang buruk, ia bisa saja ikut terpengaruh. Orang tua perlu selalu mengawasi aktivitas buah hatinya dan memberikan arahan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan disertai alasannya.
Bunda, dalam hal ini, memiliki peran yang sangat besar dalam membantu perkembangan psikologis anak. Belajarlah untuk memahami, bersabar, dan selalu memberikan contoh yang baik, merupakan beberapa hal yang penting untuk Bunda ingat. Namun, jangan lupa untuk bisa bersikap tegas dalam menerapkan kedisiplinan agar mereka memiliki pondasi yang cukup kuat dalam proses pembentukan karakternya kelak.
Jika ibu memiliki pertanyaan lain seputar tumbuh kembang si Kecil, silahkan berkunjung ke laman Tanya Pakar. Nantinya, para ahli sana akan membantu menjawab pertanyaan Ibu secara langsung. Untuk dapat menggunakan fitur tersebut, jangan lupa untuk registrasi terlebih dulu ya, Bu