Alergi pada bayi bisa disebabkan oleh makanan, hewan, atau zat kimia karena ia memiliki kulit yang sensitif dan sistem imun yang lemah. Nutrisi dapat membantu sistem imun si Kecil lebih kuat, tentunya berasal dari ASI. Untuk itu dibutuhkan asupan nutrisi pendukung untuk meningkatkan produksi dan kualitas ASI, salah satunya susu Frisian Flag PRIMAMUM. Susu ini mengandung 9 Asam Amino Esensial (AAE) yang lengkap,protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya dan DHA yang bermanfaat untuk perkembangan otak dan 9 nutrisi penting lainnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil di 1000 hari pertama kehidupannya dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu.

ebook
Banner
Banner AKP

Bayi yang memiliki riwayat alergi dari keluarga, kulit sensitif, eksim, maupun asma akan sangat mudah mengalami iritasi pada kulitnya. Alergi bisa terjadi saat sistem imun melepaskan histamin sebagai respon terhadap alergen. Sebagai hasilnya, tubuh akan mengalami reaksi peradangan sehingga muncul ruam, gatal, atau bengkak pada kulit. Gejala-gejala tersebut tentu bisa membuat bayi merasa tidak nyaman. Makanya, Ibu harus berusaha mengatasi alergi pada bayi tersebut.

Baca juga: Eksim pada Bayi? Ini yang Perlu Ibu Ketahui

Jenis-jenis Alergi pada Bayi

Ada banyak jenis alergi pada Bayi yang bisa menyerang si Kecil ketika imunnya lemah, mulai dari alergi kulit hingga alergi susu. Alergi sendiri adalah reaksi tubuh yang berlebihan terhadap suatu zat yang disebut alergen. Agar Ibu bisa mengetahui alergi apa yang dialami oleh si Kecil, simak jenis-jenis alergi pada bayi berikut ini:

  1. Alergi kulit

    Alergi kulit pada bayi bisa terjadi akibat zat alergen yang memicu alergi bersentuhan dengan kulit. Reaksi alergi kulit pada bayi diantaranya muncul ruam, kulit memerah, gatal-gatal, hingga bengkak.

    Artikel Sejenis

  2. Alergi makanan

    Diketahui sekitar 6 juta anak menderita alergi makanan. Alergi makanan pada bayi lebih sering terjadi pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan. Jika hal ini terjadi pada si Kecil, Ibu perlu mencatat apa saja makanan yang harus ia hindari.

  3. Alergi dingin

    Alergi dingin pada bayi kerap terjadi, namun penyebab pastinya belum diketahui hingga kini. Faktor keturunan dan infeksi virus diduga menjadi beberapa penyebab alergi dingin pada bayi.

  4. Alergi debu

    Debu ternyata bisa memicu alergi pada bayi lho, Bu. Gejalanya bisa menyebabkan rasa gatal pada hidung dan kulit si Kecil. Untuk mengatasinya, Ibu disarankan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar si Kecil dengan baik.

  5. Alergi susu

    Alergi susu adalah respons sistem kekebalan tubuh yang tidak biasa terhadap susu dan produk yang mengandung susu. Alergi susu sapi pada bayi menjadi yang paling terjadi. Gejala alergi susu sapi pada bayi sendiri bervariasi mulai dari gejala ringan hingga yang parah.

Baca juga: Catat, Ini Informasi Lengkap Alergi Makanan pada Bayi

Pemicu Alergi pada Bayi

Pemicu Alergi pada Bayi

Sebelum bisa mengatasi alergi yang menyerang bayi, Ibu harus mengetahui dulu apa yang menjadi pemicunya. Biasanya, alergi pada bayi disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini, Bu:

  • Makanan. Ada beberapa makanan yang kerap memicu alergi, seperti kacang-kacangan, susu sapi, telur, makanan laut, dan gandum. Alergi makanan pada bayi akan membuat si Kecil menunjukkan gejala berupa:
    • Batuk
    • Gatal atau ruam pada kulit
    • Diare
    • Sakit perut
    • Mual atau muntah
    • Hidung meler
    • Sulit bernapas
    • Sesak di tenggorokan
    • Bengkak pada wajah, tangan, atau kaki
    • Pingsan

    Pada kasus alergi makanan yang parah, bayi bisa mengalami kesulitan bernapas dan penurunan tekanan darah yang drastis hingga dapat menyebabkan syok. Saat bayi syok, ia akan terlihat pucat, pusing, dan kulit lembab. Jika sudah begini, bayi harus segera mendapatkan perawatan medis supaya gejala alerginya tidak bertambah serius.

  • Tungau debu. Tungau banyak terdapat pada boneka dan kain, seperti gorden, sprei, dan kasur. Gejala yang muncul antara lain:
    • Batuk
    • Bersin-bersin
    • Hidung meler dan mampet
    • Gatal pada hidung, langit-langit mulut, atau tenggorokan
    • Mata gatal, merah, atau berair,
    • Kesulitan bernapas
    • Nyeri dada
    • Si Kecil sering menggosok hidung ke atas
  • Zat kimia. Biasanya terdapat pada detergen, sampo, atau sabun yang rentan dialami oleh bayi yang memiliki kulit sensitif. Gejalanya muncul pada kulit, berupa:
    • Gatal-gatal
    • Ruam kemerahan
    • Kulit kering
    • Kulit melepuh
    • Kulit terasa perih
    • Kulit berubah warna menjadi gelap
    • Bengkak pada wajah, muka, atau selangkangan
  • Bulu hewan. Bulu hewan yang halus bisa menyebabkan alergi pada bayi dengan gejala diantaranya:
    • Bersin
    • Gatal-gatal
    • Sesak nafas
    • Hidung gatal dan berair
    • Mata berair dan membengkak
    • Ruam dan gatal di kulit
    • Bengkak di bawah mata

Solusi untuk Mengatasi Alergi pada Bayi

Solusi untuk Mengatasi Alergi pada Bayi

Setelah melihat tanda-tanda yang muncul dan mengetahui penyebabnya, Ibu bisa melakukan beberapa langkah berikut untuk mengatasi alergi pada bayi:

  • Menjaga kebersihan rumah. Bayi yang sensitif harus mendapatkan perawatan yang ekstra. Kebersihan rumah dan lingkungan di sekitarnya harus selalu terjaga. Untuk itu, Ibu sebisa mungkin rutin membersihkan rumah agar bebas dari debu.
    Singkirkan barang-barang yang tidak terpakai untuk menghindari tumpukan debu. Untuk kain atau bulu, Ibu bisa menyedot debunya secara berkala menggunakan vacuum cleaner.
  • Menjauhkan bayi dari alergen. Pada bayi yang alergi terhadap bulu hewan, maka sebaiknya Ibu menjauhkannya dari hewan-hewan yang berbulu, seperti anjing, kucing, kelinci, dan sebagainya.
    Jika ingin memberikan hewan peliharaan, pilihlah ikan yang cenderung lebih aman dan tidak menimbulkan alergi. Sedangkan bayi yang alergi terhadap makanan tertentu, hindari memberikan makanan tersebut hingga usianya 1 tahun.
  • Menjaga kelembaban kulit bayi. Kulit yang kering lebih berisiko menyebabkan gatal dan ruam menjadi lebih parah. Jadi, Ibu harus menjaga kelembaban kulit bayi, terutama setelah memandikannya.
    Ibu sebaiknya memilih krim atau salep khusus untuk bayi. Dibandingkan dengan lotion, krim atau salep mengandung minyak yang dapat menempel di kulit dengan lebih baik, sehingga bisa memberikan kelembaban yang lebih baik.
  • Menggunting kuku bayi. Gatal yang timbul pada kulit karena alergi pasti akan membuat bayi ingin selalu menggaruknya. Ibu pasti akan susah untuk melarang bayi, jadi sebagai langkah pencegahan Ibu bisa menggunting kukunya supaya tidak tajam. Gatal yang terus digaruk dengan kuku tajam bisa menyebabkan kulitnya menjadi lecet sehingga menimbulkan rasa perih.
  • Memilih produk perawatan bayi khusus. Untuk bayi yang sensitif terhadap zat kimia, maka Ibu disarankan untuk memilih produk perawatan bayi yang hypoallergenic atau mengandung zat khusus supaya tidak memicu alergi pada bayi. Bacalah label pada kemasan produk dan pilihlah produk yang tidak mengandung pewarna, pewangi, dan terbuat dari bahan alami.
  • Memandikan air hangat. Saat alergi pada bayi kambuh, mandikan ia dengan air hangat guna meredakan rasa gatal di kulit. Mandikan bayi selama 3-5 menit saja. Mandi yang terlalu lama bisa menyebabkan kulit menjadi kering. Setelah mandi, keringkan secara lembut dengan handuk yang lembut dan bersih, lalu oleskan krim pada kulitnya.

Tips Pencegahan Alergi pada Bayi

Tips Pencegahan Alergi pada Bayi

Alergi pada bayi memang sulit untuk dihindari dan akan berkurang bahkan hilang sendiri seiring bertambahnya usia bayi. Namun, Ibu masih bisa mengupayakan agar bayi tidak sering mengalami alergi melalui beberapa cara di bawah ini:

  • Perkenalkan makanan secara perlahan. Bayi yang baru memulai MPASI sebaiknya diperkenalkan pada makanan baru secara bertahap dan perlahan. Berikan makanan baru selama seminggu untuk melihat apakah terdapat reaksi alergi atau tidak terhadap makanan tersebut. Apabila aman, barulah Ibu boleh memperkenalkannya dengan makanan baru lainnya.
  • Lindungi bayi. Apabila bayi berisiko tinggi memiliki asma atau alergi, maka Ibu sebaiknya mengurangi paparan ia terhadap tungau debu sejak dini. Hal ini akan membantu mencegah bayi mengalami asma dan alergi di masa depan. Cara untuk mengurangi paparan tersebut bisa dengan menggunakan alas tidur yang tahan air yang harus rutin dibersihkan dengan air panas.

Itulah beberapa informasi yang terkait dengan alergi pada bayi, Bu. Ibu sebaiknya berkonsultasi pada dokter untuk membantu mengatasi alergi yang dialami oleh si Kecil jika gejalanya tidak kunjung mereda. Selain itu, Ibu perlu memenuhi kebutuhan harian ASI si Kecil agar tubuhnya tidak rentan terkena penyakit termasuk alergi.

Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diroduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan sel otak, otot dan tulang si Kecil serta menjaga kesehatan ibu, DHA dan 9 nutrisi penting lainnya seperti: tinggi asam folat, omega 3 (ALA)/DHA, Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng agar kebutuhan nutrisi Ibu selama periode menyusui tercukupi dan produksi ASI meningkat .

Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui dengan 9 Asam Amino Esensial (AAE), tinggi DHA & 9 Nutrisi Penting untuk melengkapi nutrisi Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, protein 18 gram, DHA 68 mg dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ibu menyusui. DHA dibutuhkan si Kecil untuk mendukung pertumbuhan sel otaknya di 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.

Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!

Tak kalah penting dari itu, Ibu juga bisa memantau sudah sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan si Kecil melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Berat badan, tinggi badan, indeks massa, dan lingkar kepala si Kecil bisa dipantau berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO. Yuk Bu, coba fiturnya di halaman ini.

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.