Ibu mungkin sempat terpikir dalam memberikan oralit untuk bayi saat si Kecil mengalami masalah pencernaan. Namun, kerap kali hal tersebut tertunda karena Ibu kurang memahami manfaat oralit untuk bayi. Sebelum membahasnya lebih lanjut, pastikan Ibu mengonsumsi susu Frisian Flag PRIMAMUM yang mengandung tinggi DHA yang bermanfaat untuk dukung Akal Cermat dan Imunitas si Kecil, serta 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal. Susu ini juga mengandung 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu.
Saat mengalami gangguan pencernaan, anak-anak memang lebih rentan mengalami dehidrasi yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Itulah sebabnya, Ibu perlu mengetahui cara membuat oralit bila suatu saat si Kecil mengalami diare.
Oralit adalah larutan pengganti cairan dan elektrolit yang dapat dikonsumsi untuk mencegah dan mengobati dehidrasi akibat diare, muntah, demam, atau kondisi lain. Namun, apakah oralit aman untuk bayi? Simak pembahasan berikut ini untuk mengetahui jawabannya, Bu.
Penyebab Diare pada Bayi
Diare merupakan salah satu faktor yang memicu risiko dehidrasi pada bayi. Oleh karena itu, pastikan Ibu selalu memiliki bubuk oralit untuk bayi agar penanganan si Kecil dapat teratasi lebih cepat.
Selain memahami cara penanganan diare melalui oralit untuk bayi, Ibu juga perlu memahami tentang penyebab diare pada bayi sebagai metode pencegahan. Gastroenteritis merupakan salah satu penyebab diare pada bayi yang berasal dari virus, bakteri, atau parasit yang tidak sengaja masuk ke sistem pencernaan si Kecil.
Selain itu, alergi atau keracunan makanan juga bisa jadi penyebab diare pada bayi. Ketika si Kecil sudah bisa mengonsumsi MPASI, Ibu perlu memerhatikan kondisi sumber makanan serta reaksi alergi yang si Kecil tunjukkan.
Ibu bisa berjaga-jaga dengan mempersiapkan oralit untuk bayi 6 bulan ke atas jika si kecil mengalami diare akibat alergi makanan sebelum mengunjungi dokter.
Apa Fungsi Oralit?
Sebelum memastikan apakah oralit untuk bayi itu aman, Ibu perlu memahami fungsinya terlebih dahulu. Ibu tentu tahu bahwa manfaat oralit terutama dapat memberi pengaruh baik dalam mengatasi diare.
Namun, di luar itu ada banyak fungsi yang perlu Ibu ketahui. Berikut beberapa fungsi oralit:
- Mengembalikan cairan dan elektrolit yang hilang
- Mengatasi dehidrasi
Salah satu manfaat oralit yang paling utama yaitu untuk meningkatkan kadar kalium dan natrium di dalam tubuh. Kedua mineral tersebut dapat membantu usus untuk menyerap lebih banyak cairan.
Saat si Kecil mengalami diare dan muntah, kemungkinan besar cairan yang ada di dalam tubuhnya akan berkurang. Dengan menggunakan oralit, cairan dan elektrolit yang hilang bisa digantikan dengan lebih cepat.
Ada banyak gangguan kesehatan lainnya yang membuat cairan dan elektrolit dalam tubuh si Kecil berkurang. Berikut adalah beberapa kondisi yang meningkatkan risiko dehidrasi pada bayi:
- Penderita anemia atau obesitas yang mengeluarkan keringat berlebih
- Mual dan muntah terus menerus
- Tidak mampu minum atau menelan cairan
- Diabetes
- Mengalami luka bakar yang sangat berat.
Membuat oralit bisa jadi salah satu obat alami untuk membuat tubuh terhidrasi lagi. Dengan catatan, pemberian oralit harus sesuai dengan anjuran dari dokter ya, Bu.
- Menjaga kadar kalsium
Di masa pertumbuhan, kalsium merupakan salah satu nutrisi yang perlu si Kecil perlukan. Di luar konsumsi asupan kalsium yang cukup, tubuh juga perlu menjaga kadar nutrisi tersebut dalam taraf seimbang.
Oralit bisa jadi salah satu solusi dalam menjaga kadar kalsium dalam tubuh si Kecil. Untuk bayi, pemberian nutrisi utama bisa Ibu lakukan dengan memberi ASI.
Jika usia bayi sudah menginjak 6 bulan, Ibu juga bisa menambahkan asupan kalsium melalui pemberian MPASI dengan teratur.
Dengan nutrisi dan pola makan seimbang, Ibu bisa mengurangi risiko diare pada bayi.
Amankah Oralit untuk Bayi?
Dengan takaran yang tepat, oralit untuk bayi 1 tahun ke atas masih dianjurkan agar si Kecil dapat terhindar dari bahaya dehidrasi akibat diare. Namun, pemberian oralit untuk bayi 6 bulan ke bawah tidak dianjurkan.
Saat si Kecil yang berusia di bawah 6 bulan mengalami diare, Ibu cukup memberikan ASI dengan penambahan durasi menyusui. Sebab, nutrisi pada ASI dapat membantu menenangkan saluran pencernaan bayi.
Ibu bisa memberikan oralit untuk bayi berusia 6 bulan ke atas ketika menunjukkan gejala dehidrasi berat. Umumnya gejala ini terjadi akibat penyakit seperti gastroenteritis yang rentan menyerang bayi.
Sebagaimana Ibu ketahui, sistem kekebalan tubuh si Kecil masih belum bisa berfungsi secara optimal di masa tumbuh kembangnya. Itulah yang menyebabkan si Kecil mudah rentan terkena penyakit jika asupan nutrisinya tidak seimbang.
Berikut adalah gejala gastroenteritis yang bisa ditangani dengan oralit untuk bayi:
- Mata terlihat kusam, kering, atau berbentuk cekung.
- Bibir menunjukkan tanda pecah-pecah.
- Popok cenderung kering dengan sedikit urine
- Menangis tanpa air mata
- Tangan kaki terasa dingin
- Jantung berdetak cepat
- Bintik mulai terlihat di kepala bayi.
Aturan minum oralit untuk bayi di bawah 2 tahun, yaitu sekitar 50-100 ml yang bisa diberikan setiap si Kecil selesai buang air besar (BAB).
Baca juga: 10 Makanan Pelancar BAB yang Aman untuk Bayi
Cara Membuat Oralit untuk Bayi
Cara membuat oralit sendiri di rumah sebenarnya tidak sulit. Ibu membutuhkan bahan-bahan yang biasa ada di dapur. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah panduan cara membuat oralit yang benar menurut UNICEF:
Bahan-bahan untuk membuat oralit:
- 6 sendok teh gula
- 1/2 sendok teh garam
- 1 liter air mineral
Cara membuat oralit untuk bayi:
- Cara membuat oralit yang pertama yaitu siapkan gelas dan sendok yang sudah bersih. Apabila dua alat tersebut sudah tersimpan lama di rak, sebaiknya cuci terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membuat oralit.
- Selanjutnya, Ibu perlu menyiapkan 1 liter air mineral hangat dalam wadah yang steril.
- Cara membuat oralit yang ketiga yaitu mencampurkan sebanyak 6 sendok teh gula dan 1/2 sendok teh garam ke dalam air hangat tersebut pada gelas bersih. Kocok menggunakan sendok hingga larutan garam dan gula menyatu.
- Setelah selesai dibuat, masukkan larutan oralit ke dalam botol yang bersih.
Pastikan Ibu memberikan dosis tepat sesuai dengan arahan dokter agar proses pemulihan diare si Kecil lebih cepat. Apabila Ibu sudah memberikan oralit tetapi diare tak kunjung sembuh setelah 3-4 hari, segeralah bawa si Kecil ke dokter untuk mendapat penanganan yang lebih baik.
Baca juga: Ini 6 Penyebab Mencret pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Panduan MPASI untuk Bayi Diare
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang diare perlu mengonsumsi makanan dengan porsi kecil dan frekuensi yang lebih sering. Misalnya, sekitar 2-3 sendok makan setiap 3-4 jam sekali agar mudah dicerna dan diterima tubuhnya.
Namun, tidak semua makanan cocok diberikan untuk bayi ketika ia mengalami diare. Berikut adalah beberapa contoh MPASI yang cocok untuk bayi diare:
- Bubur nasi yang dimasak dengan air banyak
- Nasi tim
- Bubur kentang
- Bubur pisang
- Bubur roti
- Sayuran yang dihaluskan
- Yoghurt.
Hindari memberikan makanan yang berserat tinggi, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, atau buah-buahan yang mengandung biji karena membuat tinja menjadi lebih cair.
Ibu juga harus terus memberikan asupan ASI untuk memenuhi kebutuhan zat gizi si Kecil selama diare. Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya.
Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.
Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui untuk dukung Akal Cermat dan Imunitas si Kecil yang dilengkapi dengan DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.
Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Selain itu, Ibu juga bisa mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil dengan bantuan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Fitur ini memudahkan Ibu untuk memantau tumbuh kembang si Kecil sesuai dengan grafik pertumbuhan dari WHO dan CDC. Ibu bisa langsung mencoba fiturnya sekarang juga.
Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!