Saat si Kecil dalam fase belajar bicara, dia membutuhkan kehadiran Ibu untuk mendampinginya. Sebab, menurut forum konsultasi anak online yang saya ikuti, perkembangan kemampuan bicara seorang bayi juga tergantung pada seberapa sering Ibu mengajaknya berkomunikasi. Makin sering Ibu mengajak si Kecil berinteraksi dengan kata-kata sederhana, telinganya akan semakin akrab dengan beragam kosakata. Selain itu, gerak bibir Ibu saat berbicara padanya juga membantu ia belajar meniru suara yang Ibu keluarkan. Inilah alasannya, sejak si Kecil berusia empat bulan atau sejak ia mulai bisa melakukan kontak mata dengan Ibu, membacakan cerita jadi salah satu kebiasaan yang disarankan untuk dilakukan bersama si Kecil.
Nah, agar sesi bercerita benar-benar bisa membantu proses si Kecil belajar berbicara, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan saat bercerita sesuai tahapan usia si Kecil:
Bercerita pada si Kecil Usia 6-18 Bulan
Di masa-masa ini, si Kecil umumnya memberikan respon bukan pada ucapan Ibu, melainkan pada ekspresi Ibu saat menyampaikan sesuatu. Untuk menunjukkan ketertarikannya, si Kecil biasanya akan memperlihatkan anggukan dan senyuman.
Mengingat ia belum sepenuhnya memahami dongeng yang rumit, Ibu disarankan memberikan ia cerita ringan berisi kegiatannya sehari-hari, benda-benda yang biasa ia temui dalam kesehariannya, serta anggota-anggota tubuhnya. Ucapkan tiap kata dengan jelas dan ekspresif, untuk menarik perhatian dan merangsangnya belajar bicara dan menirukan Ibu perlahan-lahan. Supaya si Kecil lebih antusias mendengarkan Ibu bercerita, coba buat atau tirukan suara-suara dari tiap objek yang ada pada cerita Ibu. Misalnya, saat Ibu bercerita tentang seekor burung yang hendak belajar terbang, cobalah menirukan suara burung untuk membuat cerita semakin “hidup”.
Bercerita pada si Kecil Usia 18 - 30 Bulan
Seiring dengan tumbuh kembang balita Ibu saat ini, kosakata yang ia miliki juga semakin bertambah. Hal ini membuatnya mulai bisa berpartisipasi aktif dalam sesi bercerita.
Oleh karena itu, supaya proses belajar bicara si Kecil semakin optimal, coba selipkan pertanyaan-pertanyaan sederhana di tengah sesi cerita Ibu dan si Kecil. Atau, Ibu juga bisa memancing ia untuk menyelesaikan kata-kata Ibu. Misalnya, ketika sedang bercerita tentang kisah kancil dan buaya, Ibu bisa melakukan hal ini, “Jadi, sewaktu di sungai tadi si kancil bertemu dengan siapa? Bua … ya”.
Bercerita pada si Kecil Usia 30 - 48 Bulan
Pada masa-masa ini, kemampuan komunikasi si Kecil sudah menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terlihat dari bagaimana ia mampu mengucapkan kata-kata dengan baik dan benar, memahami makna dari tiap kata yang ia ucapkan, serta membuat kalimat-kalimat sederhana sendiri. Jadi, bersiaplah dibuat kagum dengan kemampuan si Kecil menyampaikan versi lain dari cerita yang pernah Ibu sampaikan padanya atau justru membuat cerita dengan imajinasinya sendiri, Bu.
Sebagai info tambahan, para pakar psikologi mengungkapkan, rentang usia 30 – 48 bulan ialah masa-masa di mana si Kecil sudah mulai bisa diajari nilai dan norma. Jadi, mulailah rutin memberikannya cerita yang banyak berisi nilai moral agar ia bisa sekaligus belajar nilai dan norma, Bu. Selain itu, demi memberinya lebih banyak kesempatan belajar bicara , Ibu juga disarankan mulai membiasakan diri jadi pendengar yang baik saat si Kecil menyampaikan cerita karangannya.
Nah, dengan tahapan-tahapan tadi, Ibu pun bisa melatih si Kecil lancar berkomunikasi dengan cara menyenangkan.