Setelah bayi berusia 6 bulan, ia mulai menunjukkan minat pada makanan selain ASI. Pada masa ini, Ibu harus bijak dalam memilih dan menyiapkan makanan bayi untuknya.
Makanan bayi selain air susu ibu (ASI) diperlukan sebagai makanan pendamping setelah bayi mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Biasanya, setelah bayi berusia 6 bulan, ia mulai menunjukkan minat pada makanan selain ASI. Kadang-kadang tidurnya tak lagi lelap dan senang menghisap tangannya sendiri.
Saat itulah, Ibu bisa mulai memperkenalkan makanan bayi pendamping ASI (MP-ASI), karena asupan dari ASI kurang memadai lagi. Usia 6 bulan dianggap waktu yang tepat untuk memberikan MP-ASI. Bila terlalu dini atau terlalu lambat memberikan MP-ASI, dikhawatirkan bisa berdampak kurang baik bagi tumbuh kembang bayi. Pemberian MPASI hendaknya dilakukan secara bertahap untuk memberikan waktu bagi sistem pencernaan bayi, sehingga nantinya siap menerima makanan padat.
Tahap Makanan Bayi
Ibu harus bijak dalam memilih dan menyiapkan makanan bayi. Pemberian makanan selama beberapa minggu pertama ditujukan untuk memperkenalkan rasa dan tekstur makanan. Mula-mula bayi diberi makanan dengan tekstur yang lumat dan cair, misalnya bubur susu atau sari buah (pisang, pepaya, atau jeruk manis).
Setelah itu, bayi bisa diberi makanan lebih padat yang dibuat dalam bentuk bubur atau puree, ataupun sereal yang dicampur susu yang diberikan sedikit demi sedikit. Bila bayi telah mahir makan makanan lumat, tahap makanan bayi selanjutnya adalah tim saring.
Setelah bayi berusia 10-12 bulan, tahap makanan bayi mulai beralih pada makanan yang lebih kental dan padat, tapi tetap harus ditim. Sebaiknya Ibu mulai menerapkan gizi seimbang sejak usia dini. Pilihlah aneka ragam bahan makanan yang bisa disesuaikan dengan usia bayi. Imbangi dengan pemberian sari buah segar (jus) atau makanan berkuah, selain air minum matang,untuk memuaskan dahaganya dan memperlancar pencernaannya.
Setelah bayi berusia 12 bulan, biasanya ia mulai makan tiga kali sehari dengan makanan yang dicincang (jika perlu). Selain itu, bayi juga mulai menyukai biskuit, roti, dan crackers. Biarkan bayi memegang biskuit sendiri untuk melatih keterampilan memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya. Berikan pula tambahan susu. Ibu dapat memberikan susu full lemak, karena bayi butuh tambahan lemak dan vitamin yang terkandung dalam susu.
Menyiapkan Makanan Bayi
Mengolah dan menyiapkan makanan bayi harus khusus, jangan dicampur dengan makanan untuk orang dewasa. Ada tiga teknik memasak makanan bayi, yakni:
- Direbus. Jika Ibu mengolah bahan makanan untuk bayi dengan cara direbus, hendaknya jangan terlalu lama (overcook) agar kandungan gizi dan vitamin di dalamnya tidak rusak.
- Dikukus. Cara ini akan menjaga rasa makanan dan kandungan vitamin dalam buah atau sayuran tidak banyak hilang, terutama untuk jenis bahan makanan yang mengandung vitamin B dan C yang mudah rusak jika dimasak terlalu lama.
- Diblender. Tambahkan sedikit air matang atau kaldu agar hasilnya halus.
- Dengan memakai microwave. Letakkan irisan buah dan sayuran pada piring khusus, tambahkan sedikit air dan masak hingga lunak. Haluskan dan aduk rata.
Baca juga: Mpasi 4 Bintang, Menu Pendamping untuk si Kecil [nutrisi]
Bahan Makanan yang Sebaiknya Dihindari
Berikut ini jenis bahan makanan yang sebaiknya dihindari untuk bayi usia 6-12 bulan:
- Kacang-kacangan, terutama kacang tanah
- Garam dan gula
- Gandum, havermut, dan beberapa aneka olahan roti serta aneka sereal yang mengandung gluten
- Ikan dan kerang
- Bumbu masak atau penambah cita rasa
- Susu sapi segar, terutama bagi bayi yang terbukti alergi protein susu sapi atau mengalami intoleransi laktosa
- Susu kental manis, susu UHT
Bolehkah Memberikan Makanan Bayi Siap Saji?
Sebaiknya bayi dibiasakan makan makanan bayi yang disiapkan sendiri oleh Ibu, sehingga terjaga benar kesehatannya. Namun, tak ada salahnya bila sesekali bayi diberikan makanan siap saji (instan) pada saat tertentu, misalnya saat bepergian.
Jika Ibu akan memilih makanan bayi siap saji, ikuti beberapa panduan berikut ini:
- Perhatikan zat-zat gizi yang ditambahkan ke dalam kandungan makanan (difortifikasi), misalnya vitamin (terutama vitamin C, B1, dan B3), DHA, omega-3, dan mineral (terutama zat besi).
- Perhatikan kadar garam yang tertera di label kemasan, apakah ‘natrium’ atau sodium’. Bila ada, sebisa mungkin pilih yang bebas garam.
- Perhatikan keragaman ramuan utamanya. Variasikan pilihan makanan bayi, seperti sumber karbohidrat berupa nasi, havermut, kentang atau pasta, buah-buahan, sayuran, dan aneka produk hewani.
- Perhatikan keutuhan kemasan makanan dan tanggal kadaluarsa.
Memilih dan menyiapkan makanan bayi harus diperhatikan dengan baik. MPASI sebaiknya mengandung gizi lengkap yang akan sangat berpengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, kebersihan juga harus sangat dijaga, baik dari proses pengolahan maupun peralatan memasak dan makannya. Hal ini untuk mencegah bayi mengalami masalah pada sistem pencernaannya yang masih dalam tahap perkembangan dan penyesuaian terhadap asupan yang masuk ke tubuhnya.
Beberapa bayi bisa makan dengan lahap. Namun tak sedikit yang susah makan. Ketika Ibu mengalami masalah ini, tetaplah berusaha untuk terus memberikan makanan bayi yang kaya nutrisi ya, Bu. Cobalah berbagai macam cara agar ia mau makan tanpa perlu memaksanya. Percayalah bahwa buah hati akan mau makan pada waktunya berkat usaha yang Ibu lakukan. Yuk, semangat menyuapi bayi dengan makanan yang kaya nutrisi!
Untuk Ibu yang masih memiliki pertanyaan seputar anak, bisa mencari informasi di Tanya Pakar. Di sana pertanyaan Ibu akan dijawab oleh ahlinya. Untuk dapat menggunakan fitur tersebut, Ibu bisa registrasi sekarang untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya, Bu!