Posisi bayi tidur tengkurap hingga kini masih menjadi perdebatan, apakah diperbolehkan atau tidak. Di awal kehidupannya, si Kecil masih belum bisa membalikkan badannya sendiri. Untuk bisa tidur terlentang, miring, ataupun tengkurap, ia memerlukan bantuan dari Ibu. Demi mendukung tumbuh kembang si Kecil yang optimal, Ibu perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI dengan mengonsumsi asupan bernutrisi salah satunya susu menyusui Frisian Flag PRIMAMUM. Susu ini mengandung mengandung tinggi DHA yang bermanfaat untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu.
Khusus pada posisi bayi tidur tengkurap, Ibu sebaiknya berhati-hati. Meski orang tua zaman dulu menjadikan mitos bayi tengkurap sebagai larangan, ternyata hal tersebut dari sudut pandang medis ada benarnya. Mengapa bisa begitu? Baca dulu penjelasannya di bawah ini yuk, Bu!
Risiko Bayi Tidur Tengkurap
Bolehkah bayi tidur tengkurap? Ternyata mitos bayi tidur tengkurap tidak bisa dianggap sepele. Sebab, bayi yang tidur dengan posisi tengkurap memiliki beberapa risiko, Bu. Berikut adalah risiko yang mungkin didapat saat bayi tidur tengkurap:
- Suhu tubuh meningkat. Sikap bayi tidur tengkurap dapat membuat suhu tubuh meningkat dan bayi pun jadi merasa kegerahan selama tidur. Jika dibiarkan terlalu lama, hal ini dapat menyebabkan si Kecil dehidrasi ataupun memicu demam.
- Nafasnya tersumbat. Setelah menyusu, ASI atau susu yang belum tercerna akan berkurang dengan cara sendawa. Itu berarti bayi harus ada pada posisi duduk. Namun jika bayi tidur tengkurap, maka makanan yang belum dicerna secara sempurna tersebut akan naik ke esofagus, lalu turun ke saluran pernapasan. Hal ini dapat berakibat nafas bayi menjadi tersumbat.
- Kurang mendapat asupan oksigen. Bayi yang tidur secara tengkurap maka posisi dada dan perutnya akan tertekan ke bawah. Begitu pula dengan wajahnya akan tertelungkup. Akibatnya, sirkulasi udara ke hidungnya pun akan berkurang dan kurang mendapatkan asupan oksigen. Tak hanya itu, bayi juga akan menghirup karbondioksida dengan jumlah banyak, sehingga dapat mengganggu metabolisme tubuh.
- Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Semua risiko di atas tadi dapat memicu bayi mengalami Sudden Infant Death Syndrome atau Sindrom Kematian Bayi Mendadak. SIDS dapat menimpa semua bayi, bahkan pada bayi yang terlihat sehat sekalipun.
Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat menyebutkan bahwa faktor pemicu terjadinya SIDS yang paling besar adalah bayi tidur tengkurap. Dibandingkan bayi yang tidur terlentang, risikonya 13% lebih tinggi. Untuk itu di Amerika Serikat bayi tidak diperbolehkan untuk ditidurkan secara tengkurap.
Kapan Bayi Boleh Tidur Tengkurap?
Meski memiliki risiko, tapi bukan berarti bayi sama sekali tidak boleh tidur tengkurap ya, Bu. Lalu, umur berapa bayi bisa tengkurap? Jawabannya adalah saat ia sudah memasuki usia 6 bulan ke atas atau jika ia sudah lancar berguling sendiri saat tidur, maka tidak masalah untuk ia tidur secara tengkurap.
Pada masa ini, bayi sudah dapat menahan perutnya dan akan berguling sendiri saat merasa tidak nyaman. Dengan begitu, risiko SIDS pun dapat berkurang. Untuk bayi berusia di bawah 6 bulan atau yang belum dapat berguling sendiri, sebaiknya tidak ditidurkan dengan posisi tengkurap ya, Bu. Meskipun Ibu mengawasi, tapi risiko SIDS tetaplah ada.
Posisi Tidur Bayi yang Direkomendasikan
Dalam posisi tidur apapun, bayi rentan mengalami SIDS. Untuk itu American Academy of Pediatrics merekomendasikan posisi tidur untuk bayi yang baik sebagai berikut:
- Tidur terlentang hingga usia 1 tahun. Posisi tidur untuk bayi yang dianjurkan adalah terlentang, sebab tidak akan meningkatkan risiko tersedak seperti pada posisi tidur tengkurap atau menyamping. Setelah berusia 1 tahun, ia sudah bisa untuk berguling sendiri, jadi sudah cukup aman untuk tidur tengkurap.
- Gunakan matras padat untuk alas tidur bayi. Mungkin Ibu beranggapan bahwa bayi membutuhkan alas tidur yang lembut dan empuk. Padahal yang benar adalah bayi sebaiknya tidur dengan alas berupa matras padat yang dilapisi dengan sprei dengan ukuran yang pas.
- Tidur di ruangan sama dengan orang tua. Agar bisa selalu diawasi, bayi lebih baik tidur satu ruangan bersama orang tuanya.
- Tidur di ranjang bayi. Hindarilah untuk menidurkan bayi di ranjang bersama dengan Ibu dan Ayah, karena dikhawatirkan dapat membuatnya terbekap atau tertindih. Tidurkan bayi di ranjangnya sendiri agar lebih aman.
- Jangan meletakkan banyak benda dan sprei longgar di tempat tidur bayi. Benda-benda seperti boneka, bantal, guling, atau selimut sebaiknya tidak diletakkan di tempat tidur bayi, Bu, karena dapat membuat sesak dan menghambat sirkulasi udara.
- Jaga suhu ruangan tetap sejuk. Selama tidur, bayi akan mudah berkeringat. Untuk itu jagalah suhu ruangan tetap sejuk dan pakaikan pakaian yang tidak tebal. Ruangan yang panas tidak hanya dapat membuat bayi kegerahan, tapi juga dapat meningkatkan risiko SIDS.
- Menggunakan dot untuk menidurkan bayi. Cara ini dapat menurunkan risiko SIDS. Bila ia sudah tidur dan dotnya terlepas, tidak perlu dimasukkan lagi ke mulutnya. Letakkan di tempat yang bersih dan jangan mengalungkannya di leher bayi, karena dapat meningkatkan risiko tercekik.
Itulah sejumlah informasi yang perlu Ibu ketahui mengenai sifat bayi tidur tengkurap. Selama masa menyusui, Ibu perlu tambahan nutrisi dan kalori untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya.
Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.
Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui dengan tinggi DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.
Tak kalah pentingnya dari itu, Ibu juga perlu memantau tumbuh kembang si Kecil sesuai grafik pertumbuhan dari WHO melalului fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Yuk Bu, coba fiturnya sekarang juga!