Bawang putih adalah bahan utama pada hampir semua masakan Nusantara. Sederhana saja, bisa Ibu bayangkan nasi goreng tanpa bawang putih? Tentu hambar bukan? Namun bawang putih tidak hanya bermanfaat sebagai bumbu masakan saja. Bawang putih pun memiliki khasiat bagi kesehatan kita. Bahkan bawang putih telah dikenal sebagai obat sejak dahulu kala oleh bangsa Cina dan India.
Bau khas bawang putih ditimbulkan oleh senyawa terikat sulfur. Bahan aktif yang terkandung dalam bawang putih adalah alisin. Alisin diketahui bersifat antibakteri, antivirus, antijamur dan antioksidan. Alisin memberikan manfaat optimal jika bawang putih dicincang, dicacah, atau ditumbuk dan kemudian dibiarkan sebentar.
Selain itu, bawang putih juga merupakan sumber utama selenium. Dengan bahan-bahan aktif tersebut, bawang putih turut berperan dalam sistem sirkulasi, pencernaan, dan kekebalan tubuh. Bawang putih segar diyakini turut berperan dalam mencegah terjadinya keracunan makanan karena sifat antibakteri dan antivirus dari alisin yang dapat membunuh kuman-kuman seperti E. coli, Salmonella enteritidis, dll.
Alisin yang terkandung dalam bawang putih juga menghambat aktivitas angiotensin II, yaitu protein yang mengakibatkan kontraksi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Polisulfida yang terdapat dalam bawang putih diubah oleh sel darah merah menjadi hidrogen sulfida yang membantu mengendalikan tekanan darah melalui pelebaran pembuluh darah.
Bahan kimia ajoene yang terkandung dalam bawang putih dapat membantu mengatasi infeksi jamur pada kulit. Selain itu, ajoene juga berperan mengencerkan darah dengan mencegah terbentuknya bekuan darah, namun sifat ini juga mengakibatkan bawang putih berisiko menimbulkan perdarahan pasca pembedahan.
Bawang putih melindungi jantung dari permasalahan kardiovaskular, seperti serangan jantung dan aterosklerosis, karena bawang putih memberikan perlindungan terhadap radikal bebas. Senyawa yang mengandung sulfur bersama ajoene mencegah pembentukan bekuan darah dan sumbatan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol total dan trigliserida darah juga dapat diturunkan oleh bawang putih, sehingga pembentukan plak arteri dapat dicegah.
Sifat anti peradangan dari bawang putih membantu mengatasi peradangan yang disebabkan oleh alergi. Dialil sulfida dan tiakremonon yang terkandung di dalam bawang putih juga berperan membantu mengatasi radang sendi.
Bawang putih berperan pada gangguan pernapasan dengan membantu mengatasi peradangan saluran napas yang disebabkan bakteri. Sifatnya yang mengurangi pembentukan lendir membuatnya sangat penting dalam mengatasi keadaan seperti bronkitis (radang cabang tenggorokan).
Peranan bawang putih secara metabolik adalah pengaruhnya terhadap pelepasan insulin, yang mengatur gula darah, sehingga membantu mengurangi risiko diabetes. Dialil sulfida dalam bawang putih membantu penyerapan dan pelepasan zat besi melalui peningkatan produksi feroportin, sehinggga mencegah anemia.
Bawang putih masih menyimpan banyak potensi yang tak terbatas bagi kesehatan. Bawang putih mudah dicari dan diolah sehingga dapat menjadi salah satu sumber perlindungan bagi tubuh kita. Perlu diingat bahwa bawang putih haruslah digunakan dengan bijak, karena bawang putih hanya berperan dalam mendukung/membantu kesehatan dan bukan obat untuk menyembuhkan setiap kondisi yang telah dijelaskan di atas. Apabila Ibu atau anggota keluarga mengalami kondisi kesehatan yang telah dijelaskan pada artikel, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.