Sperma pertama kali dihasilkan pada masa puber, dan selanjutnya secara rutin diproduksi oleh testis sepanjang hidup seorang pria. Setelah dilepaskan pada saat melakukan hubungan seksual, sperma akan tersimpan dalam vagina. Dari vagina, sperma biasanya akan segera berenang melewati leher rahim dan rahim, dan akhirnya sampai ke saluran indung telur (tuba falopii). Dari jutaan sperma yang dilepaskan, hanya beberapa ratus yang sampai ke saluran indung telur dan pada akhirnya hanya satu yang membuahi sel telur.
Berbeda dengan sperma, sekitar 2 juta sel telur telah terbentuk sejak lahir, yang jumlahnya akan terus berkurang sampai akhirnya akan habis pada saat seorang wanita memasuki masa menopause. Di setiap siklus menstruasi, beberapa sel telur mulai berkembang, tetapi hanya satu saja yang matang. Pada saat ovulasi, yang terjadi setiap 14 hari atau 2 minggu sebelum menstruasi, sel telur yang matang ini akan dilepaskan dari indung telur dan masuk ke saluran indung telur. Sel telur matang hanya bertahan hidup selama 12-24 jam setelah ovulasi. Jika didatangi oleh sperma, maka akan terjadi pembuahan, tetapi jika tidak, sel telur akan ’hancur’ diserap kembali oleh tubuh.
Jadi pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam saluran indung telur akan mengawali suatu kehamilan. Sel sperma dari ayah membuahi sel telur ibu, yang kemudian membentuk zigot sebagai cikal bakal janin. Selama 3-4 hari setelah terbentuk, zigot akan tetap berada dalam saluran indung telur. Kemudian, sambil terus berkembang, zigot akan berenang menuju rahim dan akhirnya ‘menempel’ di dinding rahim, tumbuh dan berkembang selama 9 bulan menjadi buah hati yang ayah ibu nantikan kelahirannya.