Riset menunjukan, bahasa adalah sebuah cara efektif untuk meningkatkan kapasitas otak manusia.
Bahasa adalah jendela dunia. Melalui bahasa, berbagai informasi, ide, pesan, dan hasil pemikiran dapat terkomunikasikan. Tak heran bila banyak orang percaya, semakin beragam kemampuan berbahasa kesempatan untuk sukses pun semakin terbentang. “Sekarang isunya sudah tidak bilingual lagi. Kemampuan berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris saja, tidak cukup. Orang tua sudah mulai memikirkan bahasa tambahan apa yang perlu dikuasai anaknya,” kata Fitria Prambandari M.Psi, psikolog pendidikan dari Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia. Banyak orang tua berharap, buah hatinya bisa tumbuh menjadi anak multilingual. Diakui Fitria, anak multilingual memang memiliki sejumlah keunggulan. Dari segi kognitif, anak terstimulasi untuk bisa mengerti konsep dalam beberapa bahasa. Misalnya, makan dalam Bahasa Indonesia, eat dalam Bahasa Inggris, atau manger dalam Bahasa Perancis. “Hal seperti itu menstimulasi otaknya untuk terus menerus berpikir. Kalau mau mengekspresikan, “Saya mau makan” dalam Bahasa Indonesia bagaimana, lalu kalau saya bicara pada guru saya, dalam Bahasa Inggris, bagaimana?” Fitria menjelaskan.
Rangsangan untuk bisa mengerti dalam beberapa konsep berbeda itu berpengaruh terhadap kapasitas otak. Para ahli mengatakan bahwa kemampuan berpikir dan berbahasa mempunyai kaitan yang sangat erat. “Bahasa mempunyai dampak yang amat signifikan terhadap perkembangan otak bayi. Bahkan beberapa ahli percaya, banyaknya atau jumlah kata dan bahasa yang didengar oleh bayi setiap hari adalah bekal penting yang dapat mempengaruhi kecerdasan, kemampuan akademik, dan sosial anak kelak.” Ujar Julia Gabriel, pendiri dan kepala sekolah Julia Gabriel Learning & Children House Childcare Centres.
Sejumlah riset juga telah membuktikan, bahasa adalah sebuah cara yang efektif untuk meningkatkan kapasitas belajar otak manusia. “Setiap bahasa yang dipelajari dapat berkembang menjadi a tool of the mind bagi anak,” Gabriel menambahkan. Melalui kemampuan berbahasa, kemampuan metalinguistik anak pun ikut berkembang, terutama selama masa sekolah. Jika dibandingkan dengan anak monolingual, anak multilingual terbukti memiliki prestasi yang lebih baik.
Anak multilingual juga cenderung lebih peka dengan berbagai macam suara, aksen, word order, irama, intonasi, dan struktur gramatikal. Dengan kepekaannya, anak-anak multilingual juga cenderung memiliki kemampuan yang lebih superior dalam menulis, membaca, dan berkomunikasi secara umum.
Kemampuan berkomunikasi dengan baik secara multilingual itu, pada gilirannya mempengaruhi kemampuan anak untuk bersosialisasi. Anak menjadi lebih percaya diri untuk terjun ke berbagai situasi pada berbagai komunitas yang berbeda. Dengan demikian, anak pun akan lebih mampu melakukan lebih banyak hal dalam berbagai aspek hidupnya.
?